SETELAH MENUNGGU
"WOI, REN!"
Darren alaska, si cowok tampan, pintar, dan dia adalah sahabatnya Naren. Sama seperti Sheinnara. Naren, Darren, dan Sheinnara, mereka bertiga sahabat kecil.
Darren masuk ke kelas setelah dari kelas pacaranya. Darren langsung merangkul pundak Naren secara tiba-tiba.
"Ren, gimana lo sama tuh cewek?"Naren sontak kaget, ia tengah melamun entah memikirkan apa.
"Apa sih, lo." Naren menghempaskan tangan Darren dari pundaknya dengan kasar.
"Buset, santai bro santai," ujar Darren.Darren pun duduk di kursinya yang letaknya di belakang kursi Naren.
"woi lu sama si Kiana gimana, lancar?" Darren kembali menanyakan hal itu pada Naren."Kepo lo," ucap Naren membuat muka penasaran Darren menjadi muka kesal.
Sheinnara pun akhirnya sampai di kelas. Ia bersama kedua cowok sahabatnya itu satu kelas. Sheinnara tidak menyapa Naren dan Darren, ia langsung duduk di kursinya.
Naren dan Darren pun melihat tingkah Sheinnara yang berbeda dengan sebelumnya.
"nape lo diam, Kesambet ya?" tanya Darren iseng pada Sheinnara.
Sheinnara pun langsung memincingkan kedua matanya saat melihat ke arah Darren. Seketika pun Darren mengahlikan pandangannya.
Naren pun tertawa pelan saat melihat Sheinara dan Darren. Ia kembali memainkan handphonenya.
"Ren, gue lihat-lihat lo gak pernah bahas soal Anansya,"
Pertanyaan Sheinnara membuat Naren menghentikan tangannya saat bermain handphone. Naren langsung terdiam saat mendengar nama Anansya. Ia seketika menghela nafas pelan. "Gak usah bahas itu,"
Sheinnara bingung, kenapa Naren bilang kayak gitu? Bukankah kemarin dia yang duluan ceritain soal Anansya.
"kalau sama Kiana?" tanya Sheinnara.
Naren kembali menatap Sheinnara. Tetapi kali ini berbeda. Saat mendengarkan nama Kiana, Naren menjadi sedikit tersenyum.
"Gue mulai ada rasa sama tuh cewek, soalnya gemesin," ucapnya sambil tersenyum tipis.
"Gokil, cepat betul ya lu suka sama si Kiana Kiana itu," sambung Darren sambil bertepuk tangan.Sheinnara melihat Darren dengan sinis. "Lo bisa diam gak, ribut banget,"
"Jadi lo ada niatan mau nembak dia, Ren?" tanya Sheinnara.Naren masih tersenyum sambil melihat ke papan tulis sekolah. "Secepatnya." ucap Naren.
Anansya dan Renaya berangkat sekolah bareng. Saat sampai di kelas, mereka berdua melihat Kiana yang asik bermain handphone.
Anansya dan Renaya langsung duduk di kursinya mereka. Kiana pun sadar bahwa Anansya dan Renaya sudah sampai dikelas, ia langsung tersenyum ke arah Anansya.
"Hai, Sya, Re," sapa Kiana.
Renaya membalas senyumnya Kiana. Tetapi tidak dengan Anansya. Ia langsung membuat muka sinis pada Kiana.Renaya sadar bahwa Anansya membuat raut wajah sinis pada Kiana. Renaya pun langsung membalas sapaan Kiana agar Kiana tidak melihat ke arah Anansya.
"Hai juga, Ki. Tumben cepat amat lu gak biasanya,"Kiana pun melihat ke arah Renaya. "Iya, gue pengen cepat aja," ucap Kiana.
"Sya, gue lihat lo kemarin jalan sama cowok di taman ya?"
Pertanyaan Kiana tersebut membuat Anansya berhenti membaca novelnya dan terdiam.
Renaya pun menatap Anansya dan Kiana secara bergantian. Renaya bingung, Kiana bisa tahu? Anansya jalan sama cowok? Siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, KAMU, DAN SAHABATKU
Novela Juvenilini adalah cerita fiksi semata. Anansya yang sampai sekarang ini tidak bisa melupakan cowo yang bernama Narendra algerio . Cowo yang perhatian dan baik menurut Anansya, dan dijadikan rumah bagi Anansya. "kenapa lo selalu datang diwaktu yang tepat s...