BAB 7

93 51 11
                                    

                       FAKTA BARU

Ashel dan Kiana ngobrol ditaman sekolah. Mereka sedang berbincang-bincamg tentang rencana mereka yang ingin menjauhkan Anansya dari Naren.

"gimana?" tanya Ashel
"Gak gimana-gimana, lancar, aman sama gua itu," balas Kiana.
"Bagus, lo harus buat Naren jatuh cinta sama lo," pinta Ashel
"Tenang Lo, aman itu,"

Mereka berdua pun saling terdiam satu sama lain. Setelah perbincangan mereka. Kiana pun tersenyum melihat ponselnya. Ia melihat foto-fotonya bersama Naren ditaman pagi itu. Senyumannya sangat lebar sampai dia tidak sadar bahwa Ashel telah pergi dari taman.

"Gua suka beneran kayaknya sama Naren," ucap Kiana.

Ternyata dibalik pohon dekat taman sekolah. Renaya melihat Kiana. Dia mendengar saat Kiana mengatakan bahwa dirinya suka dengan Naren. Tetapi Renaya tidak melihat perbincangan Kiana dan Ashel.

Kiana pun tersadar bahwa Ashel meninggalkan dirinya.

"gila"
"ninggalin gitu dia anjir"

Setelah melihat Kiana akan beranjak dari kursinya. Renaya pun langsung berlari kekelas. Dia bertemu dengan Anansya yang sedang bermain hp dibangkunya.

"Assya" panggil Renaya dengan suara yang keras.
"Kenapa, lo kenapa lari-lari anjir," sahut Anansya.

Renaya pun sampai dibangku Anansya. Dia mengatur nafasnya perlahan-lahan sebelum dia memberi tau yang sebenarnya.

Setelah lega. Renaya kembali melihat Anansya dengan tatapan tidak menyangka. Dia Sebenarnya ragu-ragu ingin mengatakan ini. Renaya takut setelah dia memberi tau yang sebenarnya, persahabatan mereka akan hancur hanya gara-gara dirinya.

Anansya pun semakin bingung akan tingkah Renaya. Tadi dia memanggil dirinya sampai berteriak kencang bahkan sedang berlari-lari dari luar. Sebenarnya apa yang ingin dia sampaikan. Dari mata Renaya sudah terlihat jelas. Bahwa ada rahasia yang dia sembunyiin darinya.

"Kenapa, re, apa, kenapa lo lari-lari
tadi," tanya Anansyaa penasaran.

"A-anu, sya, i-itu," balas Renaya terbata-bata.

"Bilang aja, Re,"

"Kiana suka sama Naren, sya" ungkap Renaya.

Anansya pun kaget setelah mendengarkan jawaban dari Renaya. Dirinya tidak menyangka bahwa Kiana, sahabatnya menyukai Naren. Padahal dia tau bahwa sahabatnya ini sudah menyukai Naren dari awal. Bahkan kemarin dia mendukung dirinya untuk mendekati Naren. Tetapi kenapa sekarang malah dia yang suka sama Naren.

Anansya dan Renaya tidak sadar bahwa Kiana sudah mendengarkan perbincangan mereka berdua dipintu. Dia pun masuk dan menjelaskan langsung pada sahabatnya itu agar tidak terjadi kesalahpahaman.

"Gak gitu, Assya," sahut Kiana .

Anansya dan Renaya pun kaget. Sejak kapan Kiana ada disana. Berarti dia sudah mendengarkan perbincangan mereka. Renaya pun semakin takut. Akankah ada perdebatan yang terjadi setelah ini.

Anansya tidak bisa berekspresi. Dia tau bahwa dirinya tidak ada hak untuk melarang seseorang menyukai Naren. Tapi kenapa harus Kiana, sahabatnya sendiri. Sebelum itu Kiana juga tau bahwa Anansya akan mendekati Naren. Kiana pun menyetujui hal itu bahkan sampai mendukung dan menyemangatin dirinya. Tapi kenapa sekarang menjadi berbalik.

"Assya, dengerin dulu penjelasan gua, sya," ucap Kiana.

"Sok, silahakan,"

"Gua emang suka sama Naren sya, tapi gua hanya sekedar suka tidak ada niatan buat deketin bahkan pacarin Naren, sya. Enggak, gua bakal selalu dukung lo sama Naren, gua Janji, dan secepatnya gua bakal hapus perasaan gua sama Naren, sya gua janji" penjelasan Kiana membuat Anansya menatap Kiana. Dia sebenarnya tau bahwa sahabatnya tidak akan menusuknya dari belakang.

AKU, KAMU, DAN SAHABATKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang