BAB 6

114 59 11
                                    

    KEDEKATAN KIANA DAN NAREN

                         
Kiana:
hai, Ren
gua Kiana, sv ya

Naren:
Kiana temennya Assya kan?
oke udah gua sv.

Kiana:
makasihh yaa,

Naren:
sama sama.


"Dingin banget anjing, gak ada excited-excitednya balas pesan gua," kesal Kiana.

Kiana pun mecampakkan ponselnya ke kasur dengan kesal. Dia tidak menyangka bahwa Naren akan secuek itu. Apalagi Kiana semakin kesal, karena Naren menyebut nama Anansya.

Entah mengapa. Setelah Kiana berniat ingin mendekati Naren. Dia tidak suka dengan Anansya. Karena baginya Anansya itu hanya penghalang kedekatannya bersama Naren, siganteng itu.

Setelah Kiana meluapkkan kekesalannya. Dia baru mendapatkan ide untuk mendekati Naren. Ia mengambil kembali ponsel yang dia lemparkan ke kasur itu.

****

Naren sedang bersantai dikamar sambil memainkan ponselnya. Tak lama ponselnya mendapatkan pesan dari Kiana. Dia pun membalasnya dengan muka datarnya. Dia menyimpan nomor Kiana dikontaknya karena dia mengetahui bahwa Kiana adalah sahabatnya Anansya.

Setelah itu. Naren langsung membaringkan tubuhnya dikasur dengan tangan yang terlentang.

"Kok gua gak ada nampak Assya tadi disekolah" gumamnya dalam hati sambil melihat atap kamarnya.

Naren?, apakah Naren lemas karna tidak bertemu dengan Anansya disekolah?.

Taklama pun Naren langsung memejamkan matanya. Ia ingin segera tertidur karna kelelahan seharian. Untung besoknya tidak sekolah. Jadi dia berniat ingin tidur sampai siang.

Setelah beberapa menit memejamkan matanya.

Drtt... Drtt..

Ponselnya berbunyi. Naren pun terbangun dan mengambil ponselnya Itu. Dia mengira bahwa notif itu dari Anansya tapi ternyata bukan. Notif itu dari Kiana.

                             Kiana

besok free ga, ren?
mau ga besok keliling-keliling
bareng guee?
                                besok gue infoin

Naren mengernitkan dahitnya setelah membaca pesan dari Kiana. Mengapa perempuan ini seperti mendekati dirinya. Bahkan baru saja ia kenal dengan Kiana. Dia langsung mengajaknya jalan?

"Aneh"

Tanpa berfikir panjang. Naren kembali melemparkan handphonenya ke kasur. Dia pun langsung tertidur. Badannya sangat lelah. Jam juga sudah menunjukkan tengah Malam. Sudah seharusnya dirinya untuk tidur.

****

Pagi pun tiba. Naren sudah bangun. Dia langsung kekamar mandi untuk mandi. Dia ingat akan janjinya ingin keluar bersama Kiana.

Setelah mandi dia mengambil pakaian yang layak dipakai untuk berpergian. Setelah itu dia bercermin dikaca kamarnya. Mukanya sangat cerah. Apalagi disaat dia memakai baju yang dia pilih itu.

Dia pun mengambil jam tangannya dan menyemprotnya farfum miliknya kebaju. Naren tidak akan keluar jika tidak memakai farfum dan jam tangan kesayangannya itu. Karena baginya setelah dia memakai itu. Dia akan terlihat tampan dan menarik perempuan manapun. Benar. Walapun di sekolah dirinya hanya memakai seragam, jam tangan dan farfum kesayangannya Itu. Sebagian siswi SMA Nusantara tertarik padanya.

AKU, KAMU, DAN SAHABATKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang