BAB 5

167 89 104
                                    

          ANTARA KIANA DAN ASHEL

"Halo, mami," sapa manis Anansya.
"Halo juga sayang," balas Eca.

Maminya Anansya sedang bermain hp diruang tamu. Dia hanya sendirian. Suaminya, Arga sedang kerja dikantor. Sedangkan anak sulungnya pergi entah kemana. Anansya pun bingung, kenapa rumah sepi banget. Tidak biasanya disaat hari weekend gini rumahnya sepi, kan hari weekend tidak ada kegiatan sama sekali. Dari pada dirinya selalu bingung dan kepo akhirnya Anansya pun bertanya pada maminya yang sedang bermain handphone disofa.

"mi, tumben rumah sepi, papi sama kak Ceya dimana?" tanya Anansyaa
"Papi kerja sayang, kalau Ceya lagi main kayaknya sama temen-temennya," jawab Eca santai.
"Oh, yaudah deh Assya mau kekamar," ucap Assya.

Setelah mendengarkan ucapan Anansya. Eca langsung meletakkan handphonenya dan menoleh kearah Anansya.

"Tadi diantar siapa, Assya," tanya Eca.

Sebenarnya dia sudah tau bahwa Naren yang mengantarkan putrinya pulang. Tetapi dia ingin tau dari putrinya sendiri.

Anansya pun langsung menghentikan langkahnya dan berbalik badan. Dia melihat maminya yang sudah tersenyum lebar menanti jawaban darinya. Anansya seketika bingung harus jawab apa. Kalau dia bilang naik taxsi pasti pak satpamnya sudah memberi tau, kan dia yang ngambil barang-barang belanjaannya dari mobil Naren. Tapi jika dia jawab sama Naren pasti maminya berfikiran bahwa dirinya dan Naren mempunyai hubungan spesial.

"Ahh, mami ini harus banget nanya beginian, udahlah mau gak mau harus jujur" gumamnya dalam hati.

"Diantarin Naren, Mi" jawab Anansya.
"Cie ciee, pasti udah jadian, mana diantarin segala lagi." goda Eca.

"Apasih, engga Mi, Assya gak pacaran sama Naren, cuman temen," jelas Anansyaa.
"Iya iya, Mami tau, udah sana katanya mau kekamar," kekeh Eca.

Anansya pun berbalik badan dan melanjutkkan langkahnya ke kamar. Ia tidak menyangka, Maminya akan menanyakan hal itu. Sedangkan Eca lanjut memainkan handphonenya.

Ananysa pun sampai di kamarnya.
Ia melemparkan hpnya kekasur dan dia juga melemparkan badannya kekasur. Dia terbaring sambil merentangkan kedua tangannya. Anansya masih terbayang bayang akan kejadian diindomaret itu bahkan kejadian didalam mobil Naren. Anansya selalu salting.

Ditengah-tengah kesaltingannya itu. Tiba-tiba hp miliknya bunyi. Anansya merasa kesal.

  Lagi salting juga, ganggu ae ni notip. Kesalnya.

Dia pun berbalik badan dan mengambil ponselnya.

                +62826xxxxxxxx

hai, ini Assya kan?
sv yaa, gua Naren.

Setelah melihat pesan dari handphonenya. Anansya langsung kembali salting. Dia jingkrak jingkrak heboh seperti orang tidak waras.

"sumpah, ini gak mimpi kan ya. Demi apa gua dichat duluan. Woilaa" batinnya sambil memukul pipinya.

"ahk, sakit"

Berarti pesan yang ia dapatkan itu benar. Bukan mimpi atau hayalan Anansya saja.

Dia pun langsung mengambil kembali handphonenya dan membalas pesan Naren dengan penuh kesenangan yang meningkat.

                   Naren calon pacar

hai, ini Assya kan?
sv, gua Naren
                                        iyaa, ren
                                        udah gua sv ya.

AKU, KAMU, DAN SAHABATKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang