BAB 20

48 20 17
                                    

             SATU LANGKAH LAGI

Setelah pergi dari taman itu. Naren dan Kiana memutuskan pergi ke cafe. Sesampainya mereka di cafe. Naren dan Kiana duduk dan memesan makanan.

Entah mengapa. Setelah Naren melihat Anansya dan cowok itu di taman, ia selalu kepikiran soal siapa sebenarnya cowok yang bersama Anansya itu.

"Ren, kenapa diam mulu lo?" Kiana melambaikan tangannya dihadapan Naren.

Naren menatap Kiana dengan mata elangnya itu. "Kenapa."
Kiana tersenyum lebar. "Nggak, lagian lo kenapa diam mulu sih, ngomong kek apa kek biar gak sia-sia ke sini," cibir Kiana.

Naren masih menatap Kiana dengan mata elangnya. "Bawel lo," Naren mengatakan itu menggunakan nada lembut.

"Ya lagian, lo sih gak mau ngajak gue ngobrol. Gue bosen tau." Kiana membuat raut wajah cemberut.

Saat melihat wajah Kiana yang cemberut. Naren tersenyum tipis. Baginya jika lihat perempuan yang membuat wajah cemberut, apalagi bawel itu sangat lucu.

Raut wajahnya Kiana masih cemberut karena Naren sama sekali tidak mengajak Kiana ngobrol. Saat menatap itu, tangan Naren seketika ingin memegang ujung kepala Kiana.

Tetapi tak lama pun Naren langsung tersadar dan menurunkan tangannya. Ia mengalihkan pandangannya ke sisi cafe.

Kiana melihat tingkah Naren seakan gelagapan pun heran. "lo kenapa?"
"Nggak, gue gak apa-apa," jawab Naren.

Naren pun mengingat akan hal yang dikatakan Anansya waktu itu. Ia langsung kembali menatap ke arah Kiana.
"Ki," panggilnya.
"apa?"

Sejenak Naren langsung terdiam menatap wajah Kiana. Ia meneliti wajah cantik Kiana itu.

Kiana heran. Tadi Naren yang memanggilnya pertama, sekarang pas dijawab malah diam. "apa woi, di jawab malah diam. Argh gak jelas lo." kesal Kiana.

"Lo suka ya sama gue Ki,"
Deg....

Saat mendengarkan perkataan Naren. Hati Kiana seketika berdetak kencang. Ia sangat gelisah. Kiana bingung, dari mana Naren tahu hal itu. Sedangkan sikapnya saja tidak menunjukkan bahwa dirinya suka sama Naren.

Muka Kiana gelagapan. Ia tidak bisa bereaksi apapun. Akan kah dia harus jujur atau tidak.

Naren tersenyum seakan akan sudah tahu dengan tingkah Kiana saat dia bertanya hal itu.
"Gak usah panik gitu Ki, jujur aja," ujar Naren.
"Ap-apaan, ke-kepedean lo, dih," Kiana gugup, ia tidak mau menatap wajag Naren.

Tangan Naren seketika naik dan menepuk ujung kepala Kiana dengan lembut,"Gak usah gugup gitu Ki, lucu lo kalau gugup."
"Gombal. Dasar buaya," Kiana salting. Ia tersenyum manis. Kali ini Naren membuat dia salting berkepanjangan.
"Tapi buaya-buaya gini lo suka kan," sindir Naren.
"Apaan sih,"

Setelah dari cafe. Mereka berdua pergi ke taman. Tetapi mereka mencari taman yang lain. Karena Naren tidak ingin pergi ke taman itu lagi.

Akhirnya mereka sampai ke taman yang tidak kalah indah dari taman tadi yang mereka kunjungi sebelumnya.

"Ren, ayo sini foto-foto. Indah banget tamannya," ujar Kiana.

Kiana ber jalan santai menikmati suasana taman yang udaranya sangat sejuk.

Naren mengeluarkan handphonenya dari saku. Melihat dari belakang Kiana sangat cantik. Ia berniat memfoto Kiana dari belakang. Setelah memfotokan Kiana, ia kembali memasukkan handphonenya ke saku celana.

"Sini Ren," ajak kiana sambil menyodorkan tangannya.
"Iya," sahut Naren.

Kiana dan Naren bermain di taman. Tak lama pun datang hujan. Suasana taman itu semakin indah. Hujan membasahi tubuhnya mereka. Membuat keduanya saling senang.

Naren dan Kiana berdansa, kejar-kejaran dan asik bermain hujan-hujanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naren dan Kiana berdansa, kejar-kejaran dan asik bermain hujan-hujanan.

"Ren, lo kapan mau balas perasaan gue!" teriak Kiana

Naren mendekat ke arah telinga kiana sambil memegang pinggangnya Kiana. "Tunggu gue Ki, Gue bakal secepatnya Cinta sama lo,"

Kiana melepaskan tangan Naren dari pinggangnya dan mendorong badan Naren jauh dari tubuhnya.

Naren tersenyum saat melihat Kiana berlari jauh darinya.

"Jangan lari!" teriak Naren.
Kiana berbalik badan dan mengejek Naren dengan mengeluarkan lidahnya. "Kejar dong Naren. Haha."

Naren berlari mengejar Kiana. "Awas lo kalau dapat."
"Ha, apa. Kejar sampai dapat,"

Mereka berdua pun saling kejar-kejaran.

****

Naren sampai di rumahnya. Ia segera mandi untuk membersihkan badannya. Satu harian dirinya pergi keluar tidak mungkin saat tidur tidak membersihkan badan.

Selesai membersihkan badan. Ia langsung berbaring di kasur. Naren masih memikirkan tentang Anansya bersama cowok itu. Entah mengapa pikiran Naren masih terbayang-bayang tentang Anansya.

Drtt... Drtt..

Ditengah-tengah Naren termenung menatap langit-langit kamarnya. Handphonenya bunyi. Nare mengambil handphonenya dan menatap layar handphone Itu.

Yang menelpon dirinya ternyata Kiana. Naren mengangkat telpon itu.

"kenapa?"
"lagi ngapain ren?"
"Tiduran, baru siap bersih-bersih,"
"Oalah. Kalau mau istirahat sok istirahat. Pasti capek kan, seharian keluar bareng gue. Hehe."
"Iya, lo juga,"
"Gimana sama perasaan lo buat gue Ren? Kapan mau balas?"
Naren mengernyitkan dahinya. "kenapa?" 
"Gue nanya aja, soalnya kalau cinta bertepuk sebelah tangan itu sakit ren."
"Kapan-kapan,"
"Jangan lama-lama Ren."

Namun Naren hanya terdiam, karena dirinya sudah ngantuk. Naren satu harian ini sangat capek, tidak ada istirahat sebentar.

"Ren."
Naren tidak menjawab panggilan Kiana.
"Naren."
"Mungkin udah tidur kali ya, yaudah good night Naren. Jangan lama-lama bales perasaan gue, disini gue nungguin lo sampai kapan pun. I love you."

Kiana mematikan telponnya sepihak. Karena dia tahu bahwa Naren sudah tidur.

Tetapi disaat Kiana sudah matikan telponnya, Naren tersenyum karena mendengar perkataan Kiana. Perempuan ini memang sangat gila, bisa-bisanya mengatakan hal itu.

"Ki, gue udah ada rasa sama lo, tapi gue kira hari ini gak waktu yang tepat, mungkin ada hari lain. Jangan buang perasaan lo sama gue ya, Ki. Tungguin gue sampai benar-benar cinta sama lo," batin Naren saat melihat kontak Kiana.

Naren pun meletakkan handphonenya lalu tidur dengan nyaman. Karena dirinya memang sangat capek untuk hari ini.

HAI HAI GAISS, AKU UP LAGII. GIMANA SAMA CERITANYA? SERU GAK? PASTI DONG HAHAHA. MAKASIIHHH BUAT YANG VOTE DAN KOMEN. BAGI KALIAN YANG KEPO SAMA AKUN SOSMED AKU CEK DI BAB SEBELUMNYA YAAA

AKU, KAMU, DAN SAHABATKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang