INVISIBLE STRING
JUNGKOOK & TAEHYUNG VERSION
Jungkook and Taehyung
Romance and Drama
Warning : BL, Typo, Tema pasaran
Halow am bek, awas kesandung typo, terima kasih untuk Vote dan Komen di chapter sebelumnya. Jangan lupa tinggalkan jejak di chapter ini ya. Selamat membaca, semoga terhibur, dan sampai jumpa segera. Semangat Vote dan Komennya, mungkin karena diriku tidak Pemos di KookV jadi syepi hehe. Semangatin ya.
Previous
"Kenapa kau harus menggigit bibirku?!" Protes Taehyung sambil mendudukan dirinya di hadapan Jungkook.
"Supaya kita tidak terlalu terbawa suasana, bagaimana jika terjadi hal di luar kendali?"
"Maksudkmu kita berakhir tidur bersama?"
"Iya, tanpa persiapan. Apa kau sudah gila? Kau mau memiliki anak di usia tujuh belas tahun?"
"Tidak. Tentu saja tidak mau." Jawab Taehyung sambil menatap Jungkook ngeri, membayangkannya saja sudah mengerikan. "Apa itu artinya aku harus mulai meminum pil? Merepotkan sekali." Keluh Taehyung.
"Tidak usah, tenang saja. Percaya padaku, kita tidak akan memiliki anak di usia tujuh belas tahun. Jadi lebih baik kita tidak usah membahas masalah tidur, tidur, tidur ini."
"Aku setuju." Balas Taehyung. "Hei, jika akhir pekan ini tidak bisa pergi ke bar, apa yang akan kita berempat lakukan?"
"Makan di restoran, aku traktir, masih dalam suasana ulangtahunku."
"Baiklah, akan aku katakan di grup chat kita. Mahal, makanannya harus mahal. Aku yang memilih restoran." Ucap Taehyung seenaknya.
"Baiklah." Balas Jungkook pasrah.
BAB LIMA
Mereka mengobrol cukup lama di meja makan ditemani satu kaleng bir yang sebenarnya nyaris tanpa kandungan alkohol, kurang dari satu persen. Jungkook melarang Taehyung untuk pulang dan Taehyung hanya mengirim pesan chat kepada neneknya bahwa dia akan menginap di rumah Jungkook. Maka Taehyungpun melanjutkan tidurnya di kamar Jungkook, di atas ranjang yang sama. Karena mereka sudah sangat terbiasa dengan ini.
Pukul tujuh pagi, barulah Taehyung pulang dan seperti biasa, keduanya bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Karena belum mendapatkan SIM, mereka tidak bisa menyetir mobil sendiri ke sekolah. Jungkook tidak menyukai perpisahan dengan Taehyung, meskipun itu hanya karena tempat duduk mereka yang berjarak. Satu kursi, satu meja, untuk satu orang. Orang-orang dewasa dan mereka yang berkompeten mengatakan bahwa Jungkook memiliki masalah dengan perpisahan sebagai dampak dari kematian tragis ayah dan adiknya. Tapi, orang waras mana yang tidak akan memiliki ketakutan akan perpisahan setelah satu momen tragis terjadi di dalam hidup mereka?!
Semua orang mengatakan bahwa hal itu bisa diobati, namun Jungkook tidak yakin apa hal seperti itu bisa diobati dengan beberapa butir pil warna-warni untuk konsumsi teratur selama satu atau dua tahun? Jungkook menolak menelan pil-pil itu, dia ingin mengatasi rasa takutnya sendirian, dia ingin menyambut rasa takut itu sebagai bagian dari dirinya sebagai manusia. Taehyung membuat semuanya menjadi jauh lebih baik bagi Jungkook.
Taehyung tahu bahwa Jungkook pasti akan sering sekali menatap ke arahnya, kebiasaan Jungkook. Itu bukan sesuatu yang menakutkan, Taehyung sudah terlalu terbiasa dengan sikap Jungkook. Kehilangan tidak pernah mudah, apalagi dengan cara yang tragis. Itu pasti akan menimbulkan luka yang sangat dalam bahkan trauma yang parah. Dan Taehyung sama sekali tidak keberatan jika Jungkook melihat dirinya sebagai sesuatu yang membuat hari-harinya menjadi lebih mudah untuk dilewati. Meskipun semua cinta dan ketulusan yang Jungkook tawarkan terkadang mengerikan. Seringkali Taehyung mengumpat di dalam hati karena jika terang-terangan mengumpat, maka Kakek Taehee akan memarahinya. Kenapa di usianya yang baru tujuh belas tahun ini, dia sudah berpikir bahwa berkomitmen itu adalah sesuatu yang menakutkan dan tidak ada artinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE STRING (JUNGKOOK & TAEHYUNG VERSION)
FanfictionApa kau percaya pada takdir? Mungkin kau dan aku terikat oleh benang merah. Apa kau percaya? Mungkin kita ditakdirkan untuk bersama. Apa kau bersedia menjalani sisa hidupmu bersama denganku?