Saat ini Karina sedang menata barang-barangnya kembali. Ia mengeluarkan semua pakaiannya dari dalam tas dan menaruhnya ke lemari minimalis. Kemudian mata gadis itu memandang ke sekeliling. Tempat ini memang tidak sebesar rumahnya tapi ia bakal tenang tinggal disini karena tidak ada ancaman dari ayahnya lagi.Oh ya, Karina sudah menemukan tempat tinggal baru, yaitu kosan keluarga Gabby. Setelah tau dia bakal diusir dari rumah, Karina segera menghubungi sahabatnya itu untuk meminta bantuan. Syukurlah di kosan keluarganya masih ada satu unit dan keluarga Gabby juga memberikan harga yang lebih murah kepada Karina.
Karina merasa bersyukur memiliki sahabat seperti Gabby. Sahabatnya itu bisa diandalkan dalam keadaan senang maupun susah. Gabby juga selalu ada buat Karina jika ia meminta bantuan apapun, bahkan bantuan kecil seperti membukakan kaleng susu aja Gabby rela menghampiri Karina ke kantin, padahal saat itu ia lagi kerja kelompok. Sumpah, Gabby benar-benar definisi teman yang sesungguhnya.
"Akhirnya selesai"
Itu perkataan Karina setelah ia berhasil membereskan semua barang-barang. Kemudian Karina memijat tangannya yang terasa pegal akibat terlalu banyak ngangkat-ngangkat barang.
Setelah itu, Karina merebahkan tubuhnya di ranjang. Mengistirahatkan badan setelah berkutat dengan barang.
"Karina.."
Karina refleks bangun dari tidurnya setelah ada seseorang yang membukakan pintu, oh ternyata itu Gabby.
"Iya Gab?"
"Are you okay? I mean, are you feel better right now?"
Karina mengangguk, "yes, as you can see. I feel better than before."
Gabby menghela nafasnya lega, "syukurlah. Kayaknya gue terlalu khawatir sama lo mengkanya gue tanya gini terus."
Setelah mengetahui Karina diusir oleh ayah tirinya, Gabby tidak pernah absen menanyakan keadaan Karina. Bahkan sudah sebanyak 10 kali jika dihitung dari pagi.
Karina tertawa kecil, "hahaha that's okay Gab. I'd love it if you asked."
Gabby melangkah masuk lalu duduk di samping Karina. Kemudian ia menyenderkan kepalanya di bahu Karina.
"Gue jadi pengen tinggal disini juga deh, biar bisa barengan sama lo terus."
Karina refleks menatap Gabby, "boleh, tapi izin dulu ke ortu lo."
"Haha besok deh. Eh btw, lo gak ada kelas hari ini?" Tanya Gabby kepada Karina
"Ada tapi online, itu juga siang, kalo lo?"
"Sama, tapi nanti sore"
Seketika hening, baik Karina maupun Gabby tidak ada yang membuka percakapan lagi. Sebenarnya Karina masih mau bicara dengan Gabby, tapi dia tahan dulu karena lagi memikirkan kata-kata yang bagus.
"Eum...Gab"
Gabby menoleh menatap Karina, "iya?"
"Menurut lo gue harus cari kerjaan part time gak? Soalnya gue yakin kalo uang beasiswa gue gak bakal cukup buat biaya hidup gue selama sebulan."
"Eumm... boleh-boleh aja. Oh ya, tante gue baru buka cafe, dia butuh karyawan baru buat bantu-bantu karena cafenya rame banget. Lu mau gak kerja disana?" Tawar Gabby kepada Karina.
Iya, Gabby baru ingat kalau tantenya baru membuka cafe. Tantenya itu selalu meminta Gabby untuk membantunya mencari karyawan baru untuk bantu-bantu di cafe. Sebenarnya tantenya sudah punya dua karyawan, tapi karena cafenya selalu ramai jadi ia membutuhkan satu karyawan lagi agar dua karyawan tadi gak keteteran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Boy (✓)
Fanfiction"lo yakin mau pulang sekarang? Lingkungan rumah gue rawan orang jahat kalo udah jam segini"