"Mau dianterin pulang gak?" Tanya Yogan kepada Karina yang masih tertunduk lemas, lalu gadis itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban tawaran Yogan."Kenapa?"
"Gak mau aja"
"Kenapa alasan kamu gak mau pulang bareng aku cantik? Kamu gak biasanya kayak gini" ucapnya lalu merapihkan tataan rambut Karina yang sempat berantakan.
"Aku lagi mau sendiri Yogan, jangan paksa aku yak, please..." Karina bangun dari posisi duduknya lalu mulai melangkahkan kaki untuk meninggalkan tempat persembunyian itu. Melihat hal itu, Yogan juga langsung berdiri lalu mengikuti Karina dari belakang untuk memastikan kalau gadisnya itu tetap aman.
Karina yang tersadar kalau Yogan mengikutinya pun langsung berhenti dan menengok ke belakang. "Kenapa ngikutin?"
"Aku gak yakin kamu bakal aman kalau sendirian, jadi aku ikutin dari belakang"
"Makasih, tapi aku bisa jaga diri" ucapnya lalu kembali menghadap depan.
Yogan menghela nafas, "Karina...kita pulang bareng aja yak, biar aku tenang juga..."
"Aku bisa sendiri Yogan..."
"Ini udah mau malem, aku takut kamu kenapa-napa sayang"
Langkah Karina tiba-tiba berhenti, membuat Yogan semakin leluasa untuk menahan pergerakannya, "ayok kita pulang bareng, biar aku bisa jagain kamu"
Karina menghela nafas pasrah, dia pasrah ngadepin Yogan yang terus memaksanya untuk pulang bareng. Daripada dengerin Yogan yang terus-terusan maksa Karina sampe kepalanya pusing, lebih baik Karina turutin permintaan cowok itu.
"Yaudah ayok" ucapnya lalu menggandeng tangan Yogan.
Yogan tersenyum puas ketika melihat Karina yang menggandeng tangannya. Dia mengeratkan genggaman Karina ditangannya.
"Ayok sayang" balasnya lalu menyunggingkan senyum.
Akhirnya mereka berdua pulang bersama. Usaha Yogan yang membujuk Karina untuk pulang bareng gak sia-sia. Semoga usaha Yogan untuk melindungi Karina juga gak sia-sia, walaupun dirinya nanti yang bakal menjadi korban.
•••
Yogan tidak mengantar Karina pulang ke kost, tapi malah mengajak Karina entah kemana. Soalnya Yogan tidak berbelok ke kanan, yang mana jalan menuju kost Karina, tapi dia malah lurus yang merupakan jalan pintas menuju pusat kota.
Karina gatel banget ingin bertanya, tapi dia tahan karena kondisi jalan lagi macet sehingga Karina tidak mau menghancurkan fokus Yogan dalam menghadapi jalanan yang macet. Tiba-tiba Yogan menghentikan motornya di pinggir jalan, membuat Karina refleks mengerutkan keningnya.
"Kenapa berhenti?"
Yogan hanya diam, memikirkan kata-kata yang baik untuk diucapkan, "aku sebenernya mau ngajak kamu ke rumah aku, kamu keberatan gak?"
Karina menghembuskan nafas lega, ternyata Yogan mau mengajaknya ke rumahnya, kirain Yogan mau mengajaknya ke hotel lalu bermain dengannya disana. Haduh, pikiran negatif gak bisa lepas dari benak Karina.
"Eumm...keberatan sih, kamu ngajakinnya mendadak, mana aku jelek banget lagi!" katanya lalu memanyunkan bibirnya, dia bete sama Yogan karena mengajak Karina untuk bertemu keluarganya pas penampilan gadis itu lagi gak oke.
Yogan terkekeh lalu mengusap rambut Karina, "kamu kapan jeleknya sih sayang? Aku gak pernah liat kejelekan kamu"
"Aku abis nangis pasti jelek! Kamu mah gak liat situasi! Aku marah sama kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Boy (✓)
Fanfiction"lo yakin mau pulang sekarang? Lingkungan rumah gue rawan orang jahat kalo udah jam segini"