06 : Becoming Friend

125 18 1
                                    


Seperti biasa, Karina bakal pergi ke cafe jika tidak ada kelas. Sebelum berangkat, Karina menyiapkan barang-barang penting yang akan ia bawa kemanapun dia pergi, seperti dompet dan HP contohnya. Kedua barang itu sangat wajib dibawa, kalo enggak, Karina bakalan nangis-nangis nanti.

Setelah selesai, Karina mengunci kamar kosnya lalu menyimpan kunci kos di dalam sling bag. Saat merasa sudah beres semua, Karina pun melangkah menuju lantai dasar untuk berpamitan dengan ibu kos alias mamanya Gabby, setelah itu ia langsung berlari menuju gerbang kos karena udah kesiangan.

"Pak, izin pergi dulu yak" pamit Karina kepada satpam penjaga kos.

"Oh iya neng Karina, hati-hati" ucapnya lalu memberikan senyum sapa kepada Karina yang juga dibalas oleh sang empu.

Selanjutnya, Karina berjalan sampai ke depan gang untuk menunggu angkutan umum, gak jauh banget kok palingan cuma sekitar 200 meter.

Tin tin

Karina langsung menoleh ketika mendengar suara klakson motor yang sepertinya sengaja dibunyikan untuknya. Ternyata benar, pengendara motor itu sengaja membunyikan klakson motornya untuk memanggil dirinya. Buktinya, sekarang dia berhenti tepat di samping Karina.

Pengendara motor itu membuka kaca helm agar Karina lebih mudah untuk melihat wajahnya. "Ayok bareng aja!"

"Makasih, tapi gak dulu soalnya aku gak ke kampus" balasnya singkat lalu melanjutkan langkahnya. Saat itu juga pengendara motor itu langsung mengunci jalan Karina dengan menghentikan motornya tepat di depan Karina.

"Ih! Lo bisa minggir gak sih?!" Omelnya. Abisan dia kesel banget karena jalannya di blok ama nih cowo.

"Gue gak bakal minggir ampe lo mau nerima ajakan gue."

Karina memutar bola matanya malas. Kemudian ia berandai-andai jika punya kekuatan super, Karina bakalan tendang pria ini sampai ke ujung dunia biar gak bisa bertemu dengannya lagi. Soalnya setelah pertemuan Karina dengan Yogan, kehidupan tenang Karina jadi gak ada lagi.

"Gue gak mau ya gak mau, jadi gak usah maksa!"

"Aku tau kamu udah kesiangan mengkanya aku tawarin bantuan"

Ah sial! Kenapa sih nih cowok bisa menebak Karina?! Karina termasuk cewek yang mudah ditebak kah?!

"Sok tau"

"Buktinya kamu tadi jalan cepet sambil liat jam tangan, udah gak usah alesan lagi!"

Karina menghela nafas nyerah, dia menyerah karena Yogan pintar nemuin celahnya.

"Yaudah, gue mau bareng ama lo, tapi janji lo jangan ngebut kayak kemaren!" Omelnya lalu menaiki kursi penumpang.

"Haha iya sayang, makasih udah mau terima tawaran aku..." Yogan mengusap lembut rambut Karina, tapi sayang usapannya langsung ditepis.

"Gak usah pegang-pegang deh!"

"Harus latihan donk, kan nanti pas kita udah nikah aku berhak megang semuanya."

"Apa maksud lo?!!!"

Yogan berbalik menatap Karina, "latihan dipegang, biar nanti pas nikah gak kaget."

Karina refleks memukul punggung Yogan yang membuat sang empu kesakitan.

"Akh! Sakit Karina ku sayang..." Ucapnya sambil memegang bahu bekas pukulan Karina.

"Abisan lo ngomong sembarangan! Gue juga gak mau nikah ama lo!"

"Tapi kalo jodoh kamu ternyata aku gimana?"

"Gak bakal!"

"Haha bercanda sayang, yaudah kita berangkat yak, biar kamu gak telat."

"Hm"

My Naughty Boy (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang