Yogan dan Karina sudah sampai di depan gerbang kosan Karina. Saat Yogan menghentikan motornya, Karina langsung turun dari motor lalu buru-buru melangkah masuk ke gerbang kos. Karina bete banget sama Yogan, udah dibilang jangan ngebut malah ngebut."Gak ngucapin terima kasih nih?"
Karina menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Yogan. Dia lupa untuk mengucapkan kata itu. Untung diingetin, kalo enggak Karina yang gak enak nantinya.
"Makasih udah mau anterin gue"
"Sama-sama Karin..."
"Eh tunggu dulu" Yogan menahan lengan Karina saat ia mau masuk ke gerbang kosan.
"Apa lagi?" Ucap Karina dengan nada yang ketus.
"Minta nomornya donk"
"Gak"
"Yaudah gak aku lepasin nih"
"Ck, apaan sih?!"
Karina terus memberontak agar ia bisa terlepas dari cengkraman Yogan. Namun sial bukannya lepas, Karina malah hampir jatuh. Untungnya Yogan langsung sigap menolongnya. Kalau tidak, Karina sudah jatuh lalu mencium aspal.
Pandangan mereka jadi bertemu. Baik Karina maupun Yogan bisa mendengar deru nafasnya masing-masing. Ketika melihat wajah Yogan dari dekat, Karina menyadari kalau Yogan ganteng juga, kira-kira dia pernah dikejar cewek secara ugal-ugalan gak yak?
"Untung gue tahan kalo enggak lo udah ciuman sama aspal, Rin."
Karina refleks membuang muka, sumpah dia malu banget.
"Makasih" balas Karina singkat.
"Sama-sama Karina cantik. Sekarang aku minta nomor kamu"
"Lo kenapa sih obses banget buat dapetin nomor gue?" Omelnya sambil menatap wajah Yogan.
"Gak boleh yak?"
"Boleh, tapi tujuan lo minta nomor gue tuh apa Yogan? Buat apa?"
Yogan terdiam untuk memikirkan kata-kata yang pas untuk diucapkan. "Biar bisa antar jemput lo, kasian lo kalo pulang malem sendirian terus."
Karina memutar bola matanya malas. Dia yakin alasan Yogan meminta nomornya bukan hanya untuk antar jemput. Palingan Yogan mau modus ama dia.
Mungkin kesannya Karina agak kepedean yak, tapi gak papa emang pikirannya mengarah ke situ.
"Makasih, tapi gue bisa pulang sendiri"
"Tapi gue gak mau. Gue mau antar jemput lo biar lo aman sampai rumah."
"Ck, Yogan please... Lo kenapa sih posesif banget? Lo bukan siapa-siapa gue kalo lo nyadar."
"Emang harus jadi siapa-siapa lo dulu biar bisa peduli ama lo?"
Karina menghela nafas berat. Dia lelah banget ngadepin Yogan yang ternyata jago bersilat lidah. Cewek secapek ini berkelahi dengan cowok yang jago berdebat.
Karina menyerah, ia mengambil ponsel dari sling bag lalu membuka aplikasi chat untuk memperlihatkan nomornya kepada Yogan.
"Nih tulis" kata Karina sambil menyodorkan ponselnya di depan wajah Yogan.
"Kenapa gak di dikte aja?"
"Gue males, yaudah kalo gak mau"
"E-eh... mau-mau" sanggah Yogan yang panik karena Karina hampir mematikan ponselnya.
Yogan pun mengetikkan setiap digit nomor yang disodorkan oleh Karina. Setelah selesai, Yogan menekan tombol call untuk mengecek apakah sudah berhasil atau belum. Dan tidak lama, terdengar suara dering telepon yang berasal dari ponsel Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Boy (✓)
Fanfic"lo yakin mau pulang sekarang? Lingkungan rumah gue rawan orang jahat kalo udah jam segini"