Sudah seminggu lamanya Karina dirawat di rumah sakit. Gadis itu masih saja terbaring lemah di bangsalnya. Walaupun begitu, kondisi Karina sudah jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Dokter juga sudah memindahkan Karina dari ruang ICU ke ruang rawat inap. Jadi kita tinggal menunggu kapan gadis itu akan terbangun dari alam mimpinya.Hari ini Gabby dan Wilona yang akan menjaga Karina di rumah sakit. Mereka berdua selalu menjaga gadis itu di rumah sakit setiap hari, bahkan mereka rela menginap dan mengerjakan tugas di sana. Mereka melakukan ini dengan senang hati tanpa ada rasa keberatan. Karena mereka tau kalau Karina sudah tidak punya keluarga atau kerabat dekat lagi. Jadi mereka inisiatif untuk menjaga dan menunggu gadis itu hingga siuman.
Saat ini kedua gadis itu sedang sibuk dengan laptopnya masing-masing, mengerjakan tugas-tugasnya yang sudah mepet dengan deadline. Mereka sangat fokus mengerjakan, tanpa sadar kalau ada satu hal yang harus dibicarakan oleh mereka.
"Oh iya Gab, gue baru inget!" Ucap Wilona dengan nada yang sedikit tinggi.
"Ada apa?" Tanya Gabby sambil menoleh ke temannya.
Wilona pun menaruh macbook-nya di depan Gabby, kemudian gadis itu membuka folder video untuk memutar salah satu video yang ia simpan. Video itu berisi rekaman CCTV kampus, yang menampilkan Karina yang sedang berjalan sendirian lalu tiba-tiba disekap oleh orang yang mengenakan pakaian serba hitam. Kemudian Wilona menayangkan video CCTV lain, yang menampilkan orang berpakaian hitam yang berjalan menuju gudang belakang sekretariat hima sambil menyeret tubuh Karina. Setelah durasi video itu habis, Wilona pun memencet tombol pause pada macbook-nya.
Gabby yang melihat rekaman itu refleks menutup mulutnya. Ia kelewat shock setelah melihat detik-detik Karina mengalami hal keji seperti ini.
"Di gudang belakang gak ada CCTV, jadi gue gak tau gimana tuh orang nyiksa Karina disana"
"Anjing tuh orang! Kalo gue ada disana, gue langsung cabik-cabik muka dia!"
"Gue juga sih haha" Wilona menyunggingkan senyum.
"Tapi ini hanya rekaman kronologi Karina, belom kronologi korbannya yang lain"
"Njir, berarti temen SMA lo sama Karina..."
"Korbannya banyak, bukan cuma temen SMA gue sama Karina" ucap Wilona sambil menatap Gabby.
Gabby refleks mengacak rambutnya sendiri karena frustasi. Tapi ada hal janggal yang disadarinya. Kenapa berita ini tidak disebar ke grup angkatan? Bahkan viral pun tidak.
"Tapi gue mau tanya deh Wil, kenapa kejadian kayak gini tuh gak viral. Padahal grup angkatan tuh selalu gercep kalo ada info atau kejadian di kampus"
Wilona menghela nafas pelan. "Kalya tuh keponakannya rektor, jadi jangan heran kalo kejadian ini gak diviralin"
"Apa?!"
"Dia bisa ngelakuin hal apa aja di kampus ini karena kuasa pamannya. Dia masuk ke PTN ini juga gara-gara sogok, bukan lewat jalur-jalur kayak camaba lainnya"
Gabby hanya menghembuskan nafas pasrahnya. Gak tau kenapa tenaga cepat habis bila membahas masalah ini. Apa karena tersulut emosi?
"Lu yakin gak buat nutupin kelakuan Kalya ini butuh banyak dana?"
"Yakin lah! Gak mungkin pamannya gak nyogok orang buat nutupin kelakuan onarnya"
Gabby tertawa sarkas. Tapi seketika tertawa itu berhenti setelah hal berbau negatif terlintas dibenaknya.
"EH GABBY!!" Teriak Wilona yang langsung ditempeli jari telunjuk oleh Gabby di depan bibirnya.
"Ssuutt, pelan-pelan ngomongnya Wil, jangan teriak" bisik Gabby lalu menarik jari telunjuknya dari bibir Wilona.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Boy (✓)
Fanfiction"lo yakin mau pulang sekarang? Lingkungan rumah gue rawan orang jahat kalo udah jam segini"