09 : Confess

95 19 0
                                    


Cw//murder

"Saya cukupkan untuk pertemuan hari ini, untuk tugasnya jangan lupa dikerjakan"

"Baik pak"

Setelah pak dosen keluar kelas, Karina langsung mengemasi barang-barangnya kemudian ia mengecek lagi apakah barang-barang itu sudah masuk semua ke tas atau belum. Setelah merasa semua barang sudah masuk tas dan gak ada yang ketinggalan, Karina langsung berdiri lalu berjalan meninggalkan kelas.

Ruangan sangat ramai hari ini, banyak mahasiswa yang mengantri lift sampai barisannya mentok dengan tembok. Karina sudah feeling pasti kalau kayak gini bakal lama banget nungguinnya, mending naik lift barang atau turun tangga.

Karina berbelok menuju lift barang yang letaknya dekat dengan tangga darurat. Ternyata disana juga ramai. Karina menghela nafasnya pasrah, apa dia harus turun tangga? Masa iya sih turun tangga dari lantai 10 ampe ke lantai 1.

"Mending turun tangga aja yuk Rin, bareng gue"

Karina terkejut, dia langsung menoleh ketika ada seorang gadis yang tiba-tiba bersuara, gadis itu adalah teman dekat Karina di fakultasnya, Wilona.

"E-eh Wilona, kaget gue tiba-tiba lo udah ada di samping gue"

"Hehe maap beb, kayaknya gue sama kayak lo, gak kedapetan lift"

"Haha iya nih, tumben ruangan rame banget"

"Iya, ada 4 jurusan yang pake ruangan di lantai ini, gimana gak penuh"

"Owalah pantes"

"Mending turun tangga aja yuk, kalo nunggu lift kelamaan, gue takut gak kedapetan ayam geprek kantin" ucap Wilona yang teringat dengan ayam geprek terenak di kantin kampus. Stan ayam geprek itu selalu ramai apalagi pada saat jam makan siang, mengkanya Wilona khawatir dia bakal gak kedapetan kalo telat ngantri akibat kelamaan nungguin lift.

"Gila aja lo lantai 10 ini Wil"

"Gak papa Rin, turun tangga gak secapek naik tangga, percaya deh"

"Ah masa?"

"Gue pernah, ayok!"

Belom sempat Karina menolak, Wilona sudah menarik tangan Karina sambil berlari menuruni anak tangga. Sedangkan Karina hanya berteriak sambil berdoa dalam hati, dia takut jatuh karena larian Wilona cukup kencang.

"WILL...AAHHH... PELAN-PELAN NANTI JATOH!"

"Santai Rin...gue udah pro lari-larian di tangga"

Karina hanya ngos-ngosan sambil mengikuti langkah Wilona, gadis itu berlari cukup lincah sampai Karina kewalahan mengikuti langkahnya. Tak lama Wilona berhenti yang membuat Karina langsung bernafas lega.

"Gila y-ak Wil, lo-lo ce-pet ba-nget larinya..." Ucap Karina dengan nada yang ngos-ngosan.

"Hehe, gue mantan atlet jadi gak heran. Btw, ini udah di lantai berapa yak?" Ucap Wilona sambil melihat sekeliling. "Kok gak ada tulisan lantai berapanya di tembok?" Tanya Wilona heran, karena biasanya setiap lantai ada tulisan nomor lantai di tembok.

"Mana gue tau Wil, gue gak merhatiin cuma ngikutin lo doank" ucap Karina lalu menduduki dirinya di lantai, tidak peduli dengan lantai yang kotor karena Karina udah capek banget.

"Yaah ellah, coba deh kita keluar lewat pintu ini" ucap Wilona sambil menunjuk pintu berwarna abu-abu polos.

"Yaudah ayok, tapi bangunin donk" balas Karina lalu mengulurkan tangannya ke arah Wilona.

Wilona langsung menerima uluran tangan Karina lalu menariknya agar sahabatnya bisa berdiri. Kemudian Wilona berjalan perlahan mendekati pintu tersebut, dan Karina hanya bersembunyi di balik punggungnya.

My Naughty Boy (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang