SPM 13. Menghindar Bohong

1.7K 160 18
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Follow akun Instagram:
@wattpad_ilustrasi
@_cicikcantiksss
@_darrenadhitama

Tiktok: @Ilustrasi

Note:
Boleh minta tolong? Kalau ada typo dalam penulisan jangan sungkan-sungkan menandai ya. Karena saya hanya manusia yang tidak luput dari salah. Ea! Minta tolong banget ya (senyum).

Terima kasih. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.

-Happy Reading-

Terlihat di depan ruang kelas ekonomi terdapat seorang tiga gadis tengah duduk santai sembari memainkan handphone seperti manusia jaman modern-umumnya.

Gadis mengenakan hijab pashmina crinkle dusty ungu tersebut menatap layar handphonenya senyum-senyum sendiri sembari menggigit ibu jarinya.

"Akrhg....! Sumpah ini ganteng banget, kayak oppa-oppa korea." Saking salah tingkahnya sampai menghentakkan kaki berulang kali.

Tingkah gadis tersebut, membuat kedua temannya bingung. Kenapa dengan bocah satu itu, sampai kejang-kejang begitu.

"Alana! Kenapa sih kamu?" tanya Alexa sampai memukul bahunya.

"Iya, kamu kenapa, Al? Kayak orang hipotensi tahu nggak." Amanda pun ikutan khawatir sampai ia mengira Alana memiliki riwayat penyakit serius.

Alana menoleh ke Amanda lalu Alexa. "Ada orang ganteng please, gimana aku nggak sampai kejang-kejang." Gadis ini menerangkan layar handphonenya lalu memperlihatkan ke temannya secara bergantian. "Lihat-lihat, ganteng banget kayak oppa-oppa korea. Akrg..! Bisa tergila-gila aku sama dia."

"Dih... Ganteng dari mana." Respons Amanda sangat tidak diharapkan Alana. Gadis tomboi ini memang selalu begitu, setiap temannya memuji ketampanan laki-laki lain, cuma dia yang terlihat biasa.

"Katarak mata kamu, Man. Cowok seganteng, semulus kayak gini dibilang nggak ganteng."

Amanda tidak memedulikan ocehan Alana, ia lebih memilih melanjutkan game onlinenya dari pada mendengarkan berisiknya mulut Alana.

"Ouu... Aku kayaknya pernah lihat cowok ini. Setahuku dia anak Music, jelas satu kampus sama kita." Alexa beberapa hari yang lalu sempat melihat laki-laki berpose dengan gitarnya ini pada saat acara wisuda. Dia melihat melalui live youtube kampusnya.

Alana mendadak mendekatkan duduknya dengan Alexa, senyumnya semakin semringan mendapatkan informasi sangat penting ini. "Serius? Jadi-jadi dia anak Mandala Merdeka juga dong." Alexa membalas dengan anggukan. "Akrg! Demi apa pun, aku seneng banget." Teriakan Alana benar-benar sangat melengking-membuat temannya sampai menutup gendang telinganya.

Amanda memejamkan mata lalu berdecak kesal dengan kondisi kepala sedikit menjauh dari Alana. "Alana! Jangan teriak!"

"Maaf-maaf. Soalnya ini seperti harta karun yang baru aku temui." Alana nyengir kuda, seperti tidak merasa berdosa sama sekali telah membuat temannya kesal.

"Mulai-mulai." Alexa pikir, ternyata dirinya tidak buruk-buruk sangat, dibanding dengan Alana. "Mending kamu tanya ke Cici, dia kenal kayaknya. Dengar-dengar sih begitu."

Sang Pelindung ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang