SPM 10. Musibah

1.9K 137 9
                                    

Assalamu'allaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Follow akun Instagram:
@wattpad_ilustrasi
@_cicikcantiksss
@_darrenadhitama

Tiktok: @Ilustrasi

Boleh tonton videonya dahulu sebelum lanjut baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boleh tonton videonya dahulu sebelum lanjut baca. Biar kerasa vibesnya🔥

Happy Reading
_____________________________

Mata Cici melotot mendapatkan sosok laki-laki muncul secara mendadak di depannya. "Awas!"

Brug! Telat. Tubuhnya tak seimbang sehingga membuatnya terjatuh dari sepeda CTB 26 polygon Lovina berwarna pink. Remnya blong dan kondisinya ia mengayuh dengan kecepatan tinggi sampailah muncul kakak tingkatnya secara mendadak. Dia menghindar hingga akhirnya tubuhnya oleh ke kiri dan laki-laki itu geser ke kanan. Laki-laki itu baik-baik saja, tidak terluka.

Laki-laki mengenakan kemeja hitam serta headset putih dikalungkan di lehernya, diam sejenak menatap gadis di bawahnya tengah meringis kesakitan menahan rasa sakit.

"Seperti biasa selalu jatuh. Dasar Cepil. Cewek pecicilan, nggak lihat kanan—kiri."

Suara besar Darren membuat Cici mendongak, di mana wajahnya terlihat datar seperti tidak memiliki rasa bersalah.

Wajahnya mengeras, tangannya mengepal. "Yang salah itu Kakak! Muncul tiba-tiba." Gadis ini berteriak memarahi kakak tingkatnya lalu mengubah pandangannya ke arah sepeda pinknya. "Sekarang aku jatuh, sepedaku rusak gara-gara Kakak. Menyebalkan!"

"Saya hanya jalan seperti biasanya, tidak menghadang kamu lewat. Kamu jatuh itu kesalahanmu sendiri, karena tidak bisa pelan menaiki sepeda."

"Cici kamu nggak apa-apa?" Suara perempuan terdengar lembut sudah berjongkok di hadapannya. "Sini aku bantu."

Cici memberikan senyuman sebagai tanda ia baik-baik saja, tidak ingin membuat sahabatnya terlalu khawatir. "Enggak apa-apa aku, Syah."

Darren merasakan seseorang menyenggolnya secara mendadak, menoleh sekilas. "Dia kenapa?" tanya seorang laki-laki sudah berdiri di sebelahnya.

"Gara-gara dia aku jatuh, Syah. Bukannya segera ditolong malah ngatain aku pecicilan. Ya aku mana tahu bakal terjadi kayak gini, ini juga bukan keinginanku." Cici mengadu ke Aisyah, penyebab dia jatuh sembari menahan kesalnya kepada laki-laki itu.

Sang Pelindung ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang