SPM 8. Dia kembali

1.9K 146 9
                                    

Assalamu'allaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Follow akun lain authornya juga:Instagram: @wattpad_ilustrasiTiktok: @Ilustrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow akun lain authornya juga:
Instagram: @wattpad_ilustrasi
Tiktok: @Ilustrasi

Happy Reading
___________________________________

Mata hitam pekat laki-laki dengan model rambut belah tengah sedikit mengembang itu menatap cengo ke arah perempuan yang baru datang. Perempuan itu tengah melepas helm bogo berwarna hitam. Barulah ia menoleh menghadap dua laki-laki yang sedari tadi menunggunya. Di mana salah satunya masih nangkring di atas motor CBR 150 R.

Dua laki-laki tersebut masih menatap penampilan gadis tersebut dari atas ke bawah. Sangat luar biasa sampai membuat perut Arvaz bergetar karena menahan tawa tapi tidak bisa. Laki-laki ini tertawa lepas melihat pakaian gadis tersebut berubah serba hitam. Sedangkan, Darren menahan untuk tidak tertawa hingga meninggalkan senyuman tipis di bibirnya.

"Dek Ci! Habis manggung di mana?" tanya Arvaz, masih belum habis dengan tawanya sampai mengeluarkan sedikit air mata. "Rock and roll!" Arvaz menekan ucapannya sembari memperlihatkan tangannya dengan jari tengah dan jari manis ditekuk dan ketiga jarinya masih berdiri.

Hal itu, membuat kekehan kecil Lea yang tengah berdiri di belakang Cici. Melihat kakak tingkatnya yang seolah seperti mengejeknya membuat Cici memutar bola malas, dalam hatinya menggerutu tidak terima.

Bagaimana Arvaz tidak tertawa melihat make up Cici, di mana bibirnya dipoles dengan lipstik hitam pekat. Mata kanan diberikan gambar membentuk—seperti bintang berwarna hitam. Apalagi ditambah pakaiannya yang sangat mendukung. Ini benar-benar seperti rock and roll.

"Diam, Kak! Nggak usah ngejek. Ide adikmu ini, dia yang merubah penampilanku seperti ini." Terdengar sedikit kurang enak dengan cara bicara Cici.

Lea terkekeh melihat Cici terlihat kesal. "Katanya mau buat ilfil cowok ... Ya aku buat seperti itu. Kenapa jadi marah."

Cici ingin marah tapi apa yang dikatakan Lea ada benarnya juga. Cici sendiri yang meminta, kenapa jadi uring-uringan sendiri.

Darren turun dari motornya lalu melangkahkan kakinya menuju gadis berpenampilan seperti rock and roll. Di mana posisi tangan gadis itu bersedekap dada, pandangannya memalingkan ke tempat lain.

Laki-laki tersebut sudah berdiri di hadapan Cici, ia seperti mengeluarkan sesuatu. "Ini, ambil."

Suara berat itu membuat Cici menghadap depan, dia menatap bingung—benda berukuran kecil berbentuk cup berwarna pink.

Sang Pelindung ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang