Episode 33

173 6 0
                                    

HAPPY READING


Setelah cukup puas memandangi putri kecilnya mereka juga ikut terlelap tidur.

Sehingga Sabi membuka matanya pelan karna ia merasa ada yang mendekap nya.

"Ayah...bunda..."

"Ngghhh...eh anak bunda udah bangun sayang"

"Bunda sudah datang untuk menjemput Sabi?"

"Iya sayang maafkan ayah dan bunda ya karena terlambat menjemput putri cantik"

"Tidak papa bunda Sabi tau ko bunda dan ayah harus banyak menghabiskan waktu berdua saja"

"Putri bunda memang sangat baik dan pintar"

"Uwahhh...putri kecil sudah bangun ternyata" ucap Raveen yang ikut bangun karna mendengar samar percakapan.

"Ayah...Sabi rindu ayah dan bunda"

"Sini sayang peluk ayah"

Brian tersenyum melihat putri dan ayah ini berpelukan.

"Sayang mau pulang kapan atau mau menginap satu malam lagi disini"

"Tidak bunda Sabi mau pulang karna mainan yang ayah kasih ada di rumah"

"Hmm baiklah...ayo turun makan dulu habis itu kita pulang ya"

"Baik.."

"Ooohh...sini ayah gendong"

"Yeyyyy digendong ayah Sabi suka ketika ayah menggendong Sabi"

"Ayah juga suka ketika menggendong mu sayang"

Merekapun turun dan terlihat seluruh keluarga sudah menunggu mereka.

"Wahhh cucu opa sudah bangun dan sudah tidak sedih lagi kelihatannya"

"Tidak opa karna ayah dan bunda sudah ada disini bersama Sabi"

"Anak pintar sini duduk di samping opa"

"Baik opa.."

Sabi ini anaknya penurut dan pintar juga namun sekalinya ia manja dan rewel maka akan kewalahan bagi siapa saja yang sedang bersamanya.

"Baiklah anak cantik mau makan apa"

"Sabi mau ayam goreng"

"Ayan goreng, ini makan yang banyak supaya cepat besar"

"Baik Oma..."

Setelah selesai makan malam mereka pamit untuk pulang kerumah.

Oh iya sedikit penjelasan Sepa kan sekarang sedang mengandung dan ibunya menginginkannya untuk tinggal bersamanya.

Karna ibunya Sepa ingin ikut dalam mengurus anaknya ini hingga lahiran nanti.

Jadi sepa dan Fano sekarang tinggal di rumah ibunya Sepa.

Nah sedangkan Brian juga akan pindah ke mansion milik Raveen.

Dan rumah itu? Rumah itu akan ditempati Sepa dan Fano nanti jika sudah lahiran.

Bukan dikasih tapi hanya menempati saja, bukan juga Fano tidak mampu membeli rumah tapi karna adik kesayangannya yang meminta untuk dia tidak membeli rumah dan tinggal di rumah mendiang Rey saja.

Jadi begitu ya...

Soal pindahan itu sudah dilakukan oleh bawahan Raveen ya jadi baju dan barang-barang Brian dan Sabi sudah ada di mansion Raveen.

Setibanya di mansion yang sangat mewah itu keluarga kecil turun dari mobil.

"Uwahhh...rumah ayah besar sekali"

"Kamu menyukainya sayang"

"Iya Sabi suka, apa Sabi bisa bermain di rumah besar milik ayah apa ada mainan juga disana"

"Rumah ini sekarang milik mu dan bunda jadi mainlah sesukamu sayang, tentu saja banyak mainan di dalam yang sudah menantimu"

"Benarkah ayah...Yeyyyy.... terimakasih ayah..."

Brian juga sempat terpesona dengan mansion milik suaminya ini.

Meskipun dia orang kaya juga namun tetap saja suaminya ini lebih kaya dari keluarganya.

"Ayo masuk sayang" ucap Raveen dengan mengalungkan tangannya di pinggang Brian dan yang sebelah menggendong Sabi.

Sekarang mereka berdua sedang berada di kamar Raveen yang sekarang menjadi kamar milik mereka berdua.

Sabi dia saat masuk mansion langsung menanyakan dimana letak mainan itu berada dan Raveen mengantarkannya ke ruangan yang memang di siapkan khusus untuk tempat bermain Sabi sudah sejak lama sekali.

Lihat persiapan Raveen sudah sangat matang bahkan sudah sedari lama. Apakah ini yang dinamakan kekuatan cinta?.

Brian kaget saat masuk karna didalam kamar sana begitu banyak foto dirinya terpajang di setiap sudut kamar ada foto pernikahan mereka juga yang berukuran besar.

"Mas...semua ini"

"Ya sayang fotomu sudah terpajang lama dikamar mas, dan foto ini baru kemarin ada disini"

"Ah...tapi mas kenapa kamu memajang fotoku"

"Karna mas suka dan ingin orang yang mas cintai berada di dekat mas selalu, waktu itu kamu belum membalas cinta mas jadi mas memajang fotomu disini"

"Dapat dari mana"

"Kakak ipar mu"

"Hah...kakak iparku"

"Hmm..."

Ya ampun kakak iparnya ini benar-benar deh bikin Brian malu bahkan dia memberikan foto aib Brian juga...

"Maaf sayang karna telah memajang fotomu tanpa izin"

"Gakpapa mas..."

Brian tersenyum dan menelusuri setiap foto yang terpajang disana.

Dan saat sudah puas mereka berdua memutuskan untuk mandi saja dan segera tidur.

Eh enggak Deng habis mandi mereka mau ngecek Sabi apakah sudah tidur atau masih main ini sudah malam soalnya.

Mandi mereka barengan wirr karna itu sudah jadi kewajiban mereka sekarang haha...

Saat sudah selesai mandi dan memakai piyama dengan motif yang sama mereka segera ke ruang bermain Sabi.

"Bibi Sabi mana?" Tanya Brian pada maid disana yang memang disuruh nemenin Sabi oleh Raveen.

"Nona muda ada di dalam nyonya dia sudah mengantuk namun masih ingin bermain dan hanya akan tidur jika nyonya dan tuan yang menemaninya tidur" panggil aja bibi Lan.

"Baik Bi terimakasih anda bisa istirahat sekarang" -Raveen.

"Baik saya permisi tuan dan nyonya"

Ceklek...

"Sayang sedang apa, kenapa masih main ini sudah malam ayo tidur"

"Ayah Sabi menunggu ayah dan bunda lama sekali"

"Ah maafkan kami sayang"

"Emm...ayah Sabi mengantuk..."

"Ututuuu....anak cantik ayah sudah ngantuk ayo kita tidur"

Mereka bertiga pun pergi ke kamar Sabi yang ada di sebelah kamar Raveen dan Brian.

Jadi posisi kamar nya gini di lantai dua, ruangan bermain ada di dekat tangga dan sebelahnya kamar Sabi nah paling pojok kamar mereka berdua ngerti kan?!.

My Destiny[MaxNat]||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang