Episode 16

179 8 2
                                    



HAPPY READING



Saat sudah sampai di pemakaman Brian masih saja diam dengan tatapan kosongnya dia terus menatap lurus kedepan.

Setelah beberapa menit Rey sudah dimakamkan dan sekarang Vero, Diana, serta Liora sedang menaburkan bunga pada kuburan Rey.

"Sayang siramkan airnya disini" ucap Vero.

Brian hanya menurut dan dia masih saja diam terlihat badannya sangat lemas dan saat menyirami tanah kuburan itu ia dibimbing oleh Sepa.
*
*
*
Setibanya Dirumah Brian, setelah pemakaman tadi seluruh keluarga hanya diam saja di ruang keluarga.

Brian ada di kamarnya tadi setelah tiba Dirumah Vero menyuruhnya untuk istirahat.

Dan disinilah dia mulai nangis sejadi-jadinya saat melihat bingkai foto besar yang tertempel di dinding kamarnya, itu adalah foto pernikahan mereka.

"hiks....hiks...mas...kenapa...hiks...kamu...pergi...hiks...begitu cepat" ucapnya sambil duduk lesehan dengan bersandar ke kasur sambil memandangi fotonya dan Rey.

"Hiks....hiks....bukankah kau...hiks...berjanji...akan...selalu...bersamaku..hiks...mas..."

"Jika...kamu pergi...setidaknya...hiks...bawa..aku bersamamu...hiks...aku tidak...mau....hiks...hidup...tanpamu..."

"Bagaimana...dengan...hiks...anak..kita....dia....hiks ..membutuhkan...mu...mas...hiks..."

"Kembalilah....ku...mohon....kembali...."

"Aku...berjanji...hiks...akan...menjadi....istri yang...lebih baik...lagi mas...hiks..."

"Kumohon....kembali...."

Itulah yang Brian ucapkan ketika melihat foto pernikahannya.
*
*
*
Sudah seminggu sejak kepergian Rey, Brian kini selalu mengurung diri di kamarnya.

Semenjak kepergian Rey, Brian tinggal bersama sang kakak yaitu fano dan Sepa karna diajak tinggal sama bundanya dia gakmau.

Dia lebih memilih tinggal Dirumah itu karna disinilah ia membuat kenangan yang sangat indah bersama suaminya.

Dan kedua orangtua Brian hanya mengiyakan sajatapi tetap dalam pantauan Vero dan Diana.

Dan Diana menyuruh fano untuk tinggal bersama Brian disana supaya nanti dia tidak kesulitan dalam melakukan hal apapun.

Tok...

Tok...

Tok...

"Brian..sudah saatnya makan malam turunlah" ucap Sepa.

"Tidak aku tidak lapar" ucapnya.

"Mungkin kau tidak lapar tapi bayi mu kelaparan didalam perut sana" ucap Sepa mencoba membujuk.

Karna selama seminggu ini pola makan Brian cukup berantakan, tak baik untuk orang hamil jika pola makannya tidak teratur.

"Ayolah setidaknya ini demi bayimu, makanlah ayok" ucap Sepa.

Dan Brian mengelus perutnya dan ia mengangguk.

Sepa senang melihat Brian yang setuju untuk makan malam, mereka berdua menuju lantai bawah yang ternyata sudah ada fano menunggu disana.

Sepa mengangguk pelan pada fano seolah mengode bahwa Brian baik-baik saja.

"Makan yang banyak supaya keponakan ku tumbuh dengan baik" ucap Fano.

Brian hanya diam dan makan makanannya, Tek lupa Sepa juga menyiapkan susu hamil untuk Brian.
*
*
*
1 Bulan Kemudian....

Pagi sudah menyapa dan Brian masih terlelap dalam tidurnya karna semalam ia begadang yang terus menerus memandangi foto suaminya sampai ia ketiduran.

Satu bulan sudah berlalu sejak kepergian Rey dan Brian semakin membaik bahkan dia sekarang sudah bisa menerima kepergian Rey.

Walau terkadang ia masih suka menangis ketika melihat fotonya, bahkan ia sudah tak mengurung diri lagi dikamar.

Tentu saja itu membuat kedua kakaknya sangat senang apalagi orangtuanya.

"Nngggghhhhh" erangnya karna terganggu oleh sinar matahari yang masuk dari celah gorden.

Brian pun perlahan membuka matanya terlihat matanya sudah bengkak akibat nangis semalaman.

Ia mulai berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dan saat selesai mandi ia mengambil baju dalam lemarinya.

Saat lemari terbuka ia terdiam sejenak saat melihat pakaian suaminya yang masih tertata rapih.

"Mas kenapa kamu pergi secepat ini" ucapnya sambil mengelus satu persatu pakaian Rey.

Iapun langsung mengambil pakaiannya dan memakainya tak lama iapun pergi kebawah.

Sepa dan Fano yang memang sedang dibawah melihat ke arah tangga yang tengah dituruni Brian tersenyum.

"Syukurlah dia sudah mulai membaik mas" ucapnya pada fano.

"Iya mas harap dia secepatnya pulih dan kembali seperti dulu" ucap Fano.

"Baiklah apa Adik kesayanganku ini menginginkan sesuatu hari ini hemmm...." Ucap fano setelah Brian jalan menuju ketempat dimana dia berada.

Brian hanya menggeleng lalu duduk di kursi meja makannya.

"Kakak ipar hari ini temani aku ke makam mas Rey" ucapnya.

"Baiklah" jawab Sepa.

Ya selama sebulan ini setiap seminggu sekali Brian selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi makam suaminya dengan ditemani Sepa.

Selama ia disana Brian selalu menceritakan kehidupan nya setelah kepergian suaminya pada makam Rey.

Terkadang sesekali Brian menolak untuk pulang dan disitu sepa harus pandai-pandai membujuknya agar mau ikut pulang.
*
*
*
Siang harinya dimana sekarang Brian sedang membersihkan rumput yang tumbuh di makam suaminya dengan dibantu Sepa.

"Mas aku datang...apa kamu merindukanku" ucapnya sambil mengelus nisan Rey.

"Aku sangat merindukanmu mas, dan lihat anak kita juga sangat merindukan ayahnya" ucapnya lagi sambil mengelus perutnya yang masih rata.

"Apa kamu bahagia disana mas, aku harap begitu"

Lalu Brian mulai menceritakan kesehariannya pada makam Rey dan Sepa disana setia mendengarkan cerita Brian.

Setelah lama di makam akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang karena sudah sore juga.

"Kita pulang dulu mas, aku akan kesini lagi nanti" Brian pun mengecup nisan Rey dan berdiri.

"Kita pamit Rey..." Sahut Sepa.

Dan mereka berjalan menuju luar pemakaman lalu menuju parkiran.






My Destiny[MaxNat]||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang