Episode 23

220 15 0
                                    



HAPPY READING




Di kamar yang gelap hanya ada cahaya bulan yang menerangi, ya lebih tepatnya di kamar Brian dia sekarang tengah menangis karna merindukan sosok suaminya

Tetap saja walaupun suda cukup lama Brian masih sering menangis diam-diam karna ia merindukan Rey.

Saat sedang menangis tiba-tiba ada cahaya yang sangat terang sekali dan cahaya itu berubah wujud menjadi wujud Rey.

"Ma-mas Rey...hiks...ini...beneran kamu...mas...hiks..." Ucap Brian saat melihat wujud itu.

"Sayang kenapa menangis hemm" ucap wujud yang menyerupai Rey itu.

"Mas...hiks...kenapa...kau...hiks...pergi...begitu...cepat....hiks..." Brian.

Sosok itu duduk di hadapan Brian dan tersenyum manis.

"Sayang tuhan lebih sayang sama mas makanya dia nyuruh mas pulang duluan" ucap sosok itu.

"Tapi...hiks...aku dan anak kita...masih sangat...hiks...membutuhkan...mu...hiks...mas..."

"Dengarkan aku sayang jangan berlarut dalam kesedihan terlalu lama, mulailah membuka hati untuk orang baru karna mau bagaimanapun kamu dan calon anak kita ini akan membutuhkan sesosok pelindung, mas mohon sayang jangan seperti ini selamanya masa depanmu masih panjang apalagi akan hadir seorang bayi di dalam hidupmu nanti dan dia pasti menginginkan keluarga yang utuh seperti anak lainnya, mas bahagia disana begitupun juga kamu harus bahagia di sini karna ada calon anak kita yang akan membutuhkan kasih sayang mu dan ingat mulailah hidupmu yang baru dan buka hatimu untuk orang yang juga mencintaimu lebih dari mas" ucap sosok Rey lalu menghilang dalam sekejap mata.

"Mas...mas... hiks...hiks...mas...Rey...kembalilah...hiks..."

"Kembalilah....mas...hiks...kembali....aku...hiks...aku...mohon..."

Tak lama Brian pun mulai menutup matanya sambil terus bergumam tak jelas.

Keesokan harinya Brian terbangun dilantai ia merasa kepalanya sangat pusing sekali dan matanya bengkak akibat menangis semalaman.

Brian pun mulai mandi dan berpakaian santai ia tak mau pergi bekerja sekarang dan memutuskan untuk tetap Dirumah saja.

Usia kandungannya sekarang sudah 4 bulan dan perutnya juga sudah sedikit buncit.

Brian pun turun menuju meja makan karna ia merasa lapar.

Disitu sudah ada Sepa dan juga fano.

"Selamat pagi bang, kak" sapa nya.

"Pagi Brian" jawab mereka kompak.

Dan Sepa hanya saling memandang dengan Fano mereka seakan mengerti dengan melihat mata Brian yang sedikit membengkak bahwa adiknya ini pasti menangis semalam.

"Kakak..." Panggil Brian pada Sepa.

"Iya kenapa hmm" jawab Sepa sambil menuangkan air pada gelas.

"Nanti aku ingin bicara denganmu" ucapnya sambil memakan roti yang sudah di lapisi selai coklat.

"Emm..baiklah" jawab Sepa sambil melempar senyuman pada Brian.

Setelah selesai sarapan, Sepa mulai menghampiri Brian yang tengah berada di halaman sambil duduk di kursi kayu putih.

Wajah Brian sangat pucat dengan mata yang tatapannya kembali kosong sama seperti waktu ia disaat-saat terpuruknya dulu.

Sepa duduk di samping Brian dan mengelus pundaknya lembut, sehingga sang empu melirik ke arah Sepa.

"Kakak.."

"Emm..."

"Apa kau percaya bahwa arwah itu ada" tiba-tiba Brian bicara seperti itu dan membuat Sepa kebingungan.

"I-iya kakak percaya bahwa hal semacam itu ada, memangnya kenapa" ucap Sepa ragu.

"Semalam saat sedang menangis karna merindukannya tiba-tiba ada cahaya yang sangat terang di hadapanku lalu cahaya itu berubah menjadi sosok...Rey" ucapnya dengan penuh penekanan di akhir kata Rey.

Sepa serentak mengerutkan alisnya dan termenung sejenak ia sedang mencerna omongan adik iparnya ini.

"Kakak..."

"Emmm...ah...iya apa itu benar Rey, dan apa dia mengatakan sesuatu" tanya Sepa yang membuat Brian terdiam dan matanya mulai berkaca-kaca.

Saat melihat itu Sepa memutuskan untuk tidak melanjutkan omongannya itu karna melihat kondisi Brian yang kembali kosong.

"Baiklah tak apa sebaiknya kita ma-" belum sempat menuntaskan kalimatnya tiba-tiba Brian menyela omongan Sepa.

"Dia bilang...dia bilang bahwa dia bahagia disana...dan...dan dia juga ingin aku bahagia Disini bersama calon anak kita...lalu dia berpesan agar aku...agar...aku...memulai hidup baru bersama orang yang mencintai ku lebih dari mas Rey, dan dia ingin aku melanjutkan hidupku karna masadepanku masih panjang, sebentar lagi anak ku dan mas Rey lahir dia pasti menginginkan keluarga yang utuh seperti anak lainnya, dan kita berdua masih membutuhkan sosok pelindung setelah kepergian mas Rey, itu yang dia katakan padaku semalam dan dia hilang dalam sekejap mata" jelas Brian dengan tatapan kosong.

Sepa sempat kaget dengan apa yang Brian ceritakan, apa benar semalam arwah Rey datang dan bicara seperti itu, tapi dilihat dari perilaku Brian sepertinya memang benar adanya seperti itu.

Tak mungkin jika hal itu tak terjadi sampai membuat Brian kembali seperti masa-masa terpuruk nya.

Dan Sepa menyadari bahwa sedari tadi fano mendengarkan cerita Brian dari belakang.

"Dengar Brian...yang arwah suamimu katakan itu memang benar masa depanmu masih panjang dan anakmu sebentar lagi akan lahir dia pasti akan membutuhkan kasih sayang dan keluarga yang utuh, membuka hati dan memulai hidup baru dengan orang baru tidak lah salah, bahkan almarhum suamimu sendiri pun sudah merestuinya" jelas Sepa.

Brian menoleh ke arah Sepa dan berkata-

"Kakak jujur saja aku belum kepikiran untuk mencari orang baru...aku takut...aku takut kejadian yang sama terulang kembali bahkan sekarang aku takut jika tidak bisa menjadi istri yang baik karna jujur saja aku belum bisa melupakan mas Rey, aku takut orang baru itu tidak bisa menerima masalaluku dan anakku"

"Brian kakak tau rasa takutmu itu tapi tidak ada salahnya mencoba dan kamu juga harus tau semua butuh proses dan bukankan dulu kamu dah Rey juga butuh proses maka sampai bisa sejauh itu" jelas Sepa.

"Entahlah kak...aku sendiri saja tak yakin bisa memiliki orang baru yang tulus mencintai ku karna masalaluku masih melekat padaku"

"Emmm...baiklah tak apa...lupakan saja sebaiknya kita masuk dan menonton film kesukaan mu saja sambil memakan buah segar kau mau"

"Baiklah...aku mau"

Mereka pun masuk dan Sepa sengaja berkata seperti itu karena ya untuk mengalihkan suasana aja tampak nya Brian masih ingin sendiri untuk saat ini kita lihat saja kedepannya seperti apa, ikuti alurnya yakan.

My Destiny[MaxNat]||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang