Saat ini seorang anak perempuan berusia tiga belas tahun sedang menangis di pelukan kakak perempuannya. Canya Oktavia Shandra, anak bungsu dari Sudarjo dan Marlina. Canya menangis dikarenakan sang kakak akan menikah dan meninggalkannya secepat itu. Kakaknya bahkan baru berusia 15 tahun, dan baru memasuki kelas 10.
"Hiks kenapa kak Aprilia harus nikah sih? Kan anaknya bisa kita rawat sendiri?!" ucap Canya dengan berlinang air mata. Sungguh dia sangat sedih, dia tidak bisa lagi bermain dan bercanda dengan kakaknya ini.
Aprilia menghapus air mata adiknya. "Kamu jangan sedih! Kan kamu masih bisa datang ke rumah kakak nantinya." Lalu Aprilia mencoba untuk menghibur sang adik.
"Sudah siap? Ayo!" Sudarjo, ayah mereka datang memanggil sang kakak untuk segera ke tempat akad nikah akan di langsungkan. Sang ayah menatap Aprilia dengan tatapan kosong. Aprilia paham, apa yang dirasakan ayahnya. Marah, kecewa, dan sedih bercampur menjadi satu. Aprilia pun melangkah mengikuti sang ayah menuju tempat di mana ijab qobul pernikahannya akan di langsungkan. Saat mereka sampai, semua tamu undangan langsung menatap Aprilia dengan tatapan aneh. Mereka bukan menganggap Aprilia itu tidak cantik, hanya saja anak seusianya belum cocok untuk memakai riasan setebal itu dan baju pengantin. Sangat tidak cocok dipakainya untuk sekarang.
"Pengantin wanita telah sampai, mari kita mulai acara ini," ucap sang penghulu. Aprilia duduk di samping calon suaminya, Fahrul. Dia menunduk dan menangis. Dia sekarang menyesali apa yang ia perbuat.
"Saya nikahkan engkau Fahrul bin Junedi dengan Aprilia binti Sudarjo dengan mas kawin uang tunai sebesar 200 ribu, dan seperangkat alat Shalat dibayar tunai," ucap penghulu tersebut. Setelah itu, pernikahan di sahkan dengan pembacaan Al-fatihah dan doa ijab qobul. Pernikahan Aprilia dan juga Fahrul sudah sah, mereka sudah sah menjadi suami istri. Pernikahan ini tidak mengandung kemeriahan sama sekali. Acaranya hanya diisi dengan akad nikah dan hanya itu saja. Hingga kini tibalah saatnya untuk melepas Aprilia ke rumah suaminya. Acara pelepasan itu membuat para tamu juga ikut menangis.
"Kak Aprilia huwaaa jangan pergi!!" Histeris Canya. Dia masih tidak rela di tinggalkan oleh kakaknya yang selalu menyayangi dirinya.
"Ayah, ibu! Maafin Aprilia jika selama ini Aprilia banyak salah. Maafin semua dosa-dosa Aprilia. Doakan Aprilia agar sehat selalu, dan doakan supaya rumah tangga Aprilia agar bahagia," ucap Aprilia dengan berlinang air mata. Ibunya juga menangis, namun dia tidak terlalu menunjukkannya. Dia hanya meneteskan air mata dan hanya itu saja. Percuma juga dia menangis histeris semuanya tidak akan kembali lagi seperti awal. Aprilia dan rombongan pengantin pria pun pergi. Canya semakin histeris dan mencoba mengejar mobil kakaknya. Namun ayahnya menarik tangannya dan membawanya menuju kamar. Canya di kurung di kamarnya dan sang ayah menguncinya dari luar.
...
Dua bulan kemudian, setelah pernikahan Aprilia. Canya sekarang sedang berada di sekolahnya. Berjalan dengan santai menuju kelasnya.
"Canya cantik?!" seorang siswa datang dan menghadang Canya. Siswa itu tersenyum pada Canya.
"Mau apa?" balasan ketus dari Canya.
"Wih? Jangan sombong-sombong amat! Mau kan jadi pacar gue?" tanya siswa itu pada akhirnya.
Fauzi, siswa langganan guru BK di sekolahnya ini sangat bersikeras untuk menjadikan Canya sebagai kekasihnya. Canya sangat tidak suka dengan Fauzi. Dia murid yang sangat bandel dan penampilannya saja urak-urakan. Bau rokok sangat menyengat dari Fauzi.
"Minggir, gue gak mau lihat Lo!!" dengan berani Canya mendorong Fauzi dan pergi ke kelasnya. Walaupun Canya baru kelas satu SMP, dia tetap memiliki keberanian yang tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage: Love Edelweis [END] [Terbit]
Teen FictionCanya harus merelakan kekasihnya untuk selamanya karena kecelakaan, saat dia sudah ikhlas, dia dijodohkan dengan pria lain. Namun di saat pernikahannya dilangsungkan, kekasihnya dulu ternyata masih hidup dan membuat kacau di pernikahannya