Bab 10

4 2 0
                                    

"Siang anak-anak!" kepala sekolah menyapa semuanya. Mereka serentak menjawab sapaan dari kepala sekolah mereka.

"Hari ini kita kedatangan kakak-kakak dari organisasi PIK-R atau Pusat Informasi Konseling Remaja. Mereka akan menjelaskan apa saja yang perlu dilakukan oleh anak-anak muda dan apa saja yang harus dihindari. Silahkan pak!" kepala sekolah itu mempersilahkan kepada mereka semua. Ayu maju dan menerangkan tentang materi Narkotika, apa bahaya dari penggunaan zat berbahaya itu.

"Setelah penjelasan dari kakak, ada yang ingin ditanyakan?" tanya Ayu pada semua anak-anak yang diam mendengarkannya. Hingga seorang siswa mengangkat tangannya.

"Ya silahkan, perkenalkan nama kamu dan mulai bertanya ya dek." Ayu tersenyum karena ada seseorang anak yang pemberani. Biasanya siswa-siswi SMP lebih memiliki rasa malu yang besar jika disuruh bertanya atau maju dan berbicara di khalayak ramai.

"Nama saya Anton, kak gimana cara mengobati seseorang yang sudah kecanduan narkoba?" tanya siswa bernama Anton itu.

"Pertanyaan yang bagus, tapi pertanyaan ini akan dijawab oleh kak Olivia." Ayu menunjuk Olivia. Lalu Olivia memperkenalkan namanya.

"Orang yang kecanduan narkoba, biasanya akan selalu mudah marah-marah, dan untuk menanganinya biasanya akan dilakukan rehabilitasi dan cara yang lainnya." Olivia menerangkan semua cara untuk membuat seorang pecandu narkoba bisa pulih.

"Tapi, semua itu tergantung pada diri sendiri. Jika kita memang masih tidak rela meninggalkan narkoba itu, maka usaha apa pun yang dilakukan akan tetap sia-sia. Maka perubahan dimulai dari diri sendiri." Semua orang bertepuk tangan dengan pidato mereka yang sangat baik. Bahkan semua siswa-siswi juga langsung mengerti dengan penjelasan mereka.

Canya keluar dari ruangan kelas itu dan pergi ke ruangan di sebelahnya. Di sana ada Althaf, dan yang lainnya. Dia masuk dan ternyata giliran Althaf yang menjelaskan. Canya memperhatikan para siswa-siswi yang menyimak Althaf yang sedang menjelaskan. Para siswi tidak berkedip saat melihat Althaf. Hal itu membuat Canya merasa sedikit dongkol, padahal jika dipikir-pikir itu hanya anak-anak.

Reza yang menyadari jika Canya pergi, dia juga akhirnya mengikuti Canya. Saat dia menyadari Canya pergi untuk melihat Althaf, membuat Reza sedikit kehilangan semangatnya. Namun semangatnya tidak boleh kalah dengan cepat, dia punya kekuasaan. Dia bisa dengan mudah membuat Canya jatuh dalam cintanya.

...

Saat ini, semua rombongan telah pulang dari sekolah. Mereka kembali ke posko, namun di perjalanan Canya melihat sebuah tindakan yang sangat menjijikkan. Di sebuah toko dengan pembeli yang sangat ramai, ada seorang pria tua yang bahkan sudah beruban, dia menyentuh bokong seorang anak perempuan masih sangat kecil. Anak itu terlihat ketakutan, namun dengan ancaman dari pria tua itu dia hanya bisa diam. Tindakannya itu diketahui oleh Canya, lalu Canya pergi dan menghampiri pria tua itu.

"Maaf, saya mohon kelakuan Anda diubah ya!" ucapan Canya membuat pria tua itu langsung merasa tertangkap basah. Semua orang yang sedang sibuk mengantre langsung menatap Canya.

"Apa maksudmu?" tanya pria tua itu.

"Tindakan pedofilia tindakan yang paling menjijikkan, pak ingat umur pak. Udah bau tanah juga, baek-baek loh nanti dicabut nyawanya tiba-tiba?!" Canya memberi ancaman halus yang berkesan sebagai penghinaan untuk pria tua itu. Memang tindakan pedofilia seperti ini tidak bisa ditolerir sama sekali. Tindakan ini memang sangat menjijikkan, dan bahkan korbannya akan mengalami trauma yang berkepanjangan.

"Jangan suka memfitnah! Ini namanya pencemaran nama baik." Pria tua itu mengelak. Dia lalu menatap warga yang lain.

"Ya Mbak, pak Dayat ini adalah tetua terhormat di desa kami. Dia gak mungkin lakuin itu." Warga yang lainnya membela, pria tua itu tersenyum. Canya lalu berjongkok dan menatap anak yang menjadi korban tindakan pedofilia tadi.

Young Marriage: Love Edelweis [END] [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang