Bab 16

2 2 0
                                    

“Kami... Menemukan motor tuan muda di sungai. Sepertinya dia mengalami kecelakaan.” Bak petir di siang bolong, semua orang terkejut dengan apa yang dikatakan oleh pengawal itu. Dia adalah salah satu orang kepercayaan Hasan. Mendengar apa yang ia katakan membuat Gisella sangat terpukul.

“Apa maksudmu?” Hasan berdiri. Para pengawal itu langsung menunduk.
“Benar tuan Kim, kami menemukan motor tuan muda di sana. Motornya hancur, menurut yang kami selidiki mungkin dia jatuh dari jembat—.”

“DIAM! Jangan bicara hal yang tidak-tidak! Cepat kalian cari dia, jika perlu kerahkan semuanya. Langsung lapor polisi!” Gisella berteriak, namun matanya sudah berkaca-kaca. Semua pengawal itu langsung mengangguk dan berlari keluar. Gisella berbalik dan menatap Canya yang sudah menangis. Gisella lalu menghampiri anak itu dan memeluknya.

“Jangan menangis, Althaf baik-baik aja. Pasti dia baik-baik aja!” Gisella terus mengelus punggung Canya dan mengatakan agar Canya tidak menangis. Tapi dia sendiri meneteskan air matanya.

...

Pencarian terus dilakukan, seluruh sungai langsung ditelusuri oleh seluruh orang milik Hasan. Seluruh keluarga sangat khawatir, bahkan Gisella saat ini dia sedang demam. Walaupun tidak terlalu tinggi, Canya merawatnya dengan baik. Sudah tiga hari, tapi Althaf belum ditemukan.

“Hyun-min, bagaimana? Apakah kau sudah menemukan keponakanku Kim Taehyung?” Kakak laki-laki Hasan datang dengan istri dan juga anak-anaknya. Hasan yang melihat sang kakak memasuki rumahnya langsung berdiri dan memeluk kakaknya. Kim Taehyung adalah nama Korea dari Althaf.

“Belum kak, tim SAR dan seluruh pengawal sedang mencari dia,” ucap Hasan.

“Hyun-min, di mana Gisella? Aku ingin bertemu dengan dia.” Ini adalah Windy, dia adalah kakak ipar dari Hasan.

“Dia ada di kamarnya.” Mendengar itu, Windy mengangguk. Dia lalu berjalan menuju kamar Gisella.

“Kak, bagaimana kabar Ian di sana? Dia baik-baik saja kan? Kenapa dia tidak datang bersama kalian?” di saat seperti ini, Hasan masih memikirkan tentang keponakannya itu. Ian, dia adalah anak pertama dari Jae Young dan Windy.

“Dia masih ada urusan, sekarang kita fokus untuk mencari Kim Taehyung Oke?”

Hasan mengangguk. “Kita tunggu kabar lebih lanjut dari Tim.” Jae Young juga sangat cemas dengan keponakannya itu, dia mendapatkan kabar jika keponakannya mengalami kecelakaan dan dia langsung mengambil penerbangan pertama ke Indonesia. Dia bahkan meninggalkan kedua anaknya di rumah.

***

Tiga Minggu berlalu.

Sama sekali belum ada kabar tentang Althaf, tanda-tanda dari jejaknya bahkan tidak ditemukan. Canya semakin sedih, tapi di depan orang lain dia tidak menunjukkannya. Gisella, dia sudah seperti mayat hidup. Hasan, dia rasanya ingin menyerah saja.

...

Saat ini di kampus, Canya sedang berjalan dengan pelan bersama Arin dan Kenandra, banyak orang yang membicarakan Althaf. Banyak juga yang mengatakan jika Althaf sudah tidak punya kesempatan untuk ditemukan dengan selamat lagi. Mendengar itu Canya langsung marah.

“Apa maksudmu?” Canya berteriak pada seorang wanita yang mengatakan itu tadi.

“Apa? Kok Lo marah sih? Emangnya kenapa buat Lo? Althaf siapa Lo?” wanita itu berbalik bertanya. Canya tertegun, memang belum banyak yang tahu di kampus ini jika dia dan Althaf memiliki hubungan.

“Sayang banget ya, andai dulu gue lebih kuat buat dapetin kak Althaf. Tapi sekarang dia udah jadi ubi.” Wanita lain juga mengatakan hal-hal yang sangat menyebalkan. Mendengar itu Canya semakin marah, napasnya memburu, dadanya naik turun, telinganya memerah. Melihat itu Arin menarik tangan Canya agar tidak terjadi keributan, dia tahu jika Canya tidak segan-segan memukul atau menarik rambut seseorang yang sudah sangat ia benci.

Young Marriage: Love Edelweis [END] [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang