Cerita ini hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain, maka itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!
.
.
.
.
.Seoul, 2024
Kwon Jiyong tengah disibukan oleh beberapa dokumen yang perlu ditanda tangani sebelum pengiriman barang ke beberapa negara dilakukan. Big Bang adalah perusahaan yang dikendalikan Jiyong yang sudah berdiri sepuluh tahun lamanya dengan merek dagangnya sendiri di semua produk pakaian maupun aksesoris. Seluruh konsumen yang menyukai produk milik Jiyong ini selalu menanti hal terbaru darinya. Karena Jiyong terkadang menerapkan penjualan limited edition jika barang itu dirinya sendiri yang mendesainnya dan harganya yang dilepas ke pasaran pun tidak terlalu mahal.
Namun, dari kesuksesannya setiap orang terkadang penasaran dengan kehidupan pribadi Jiyong yang jarang sekali terekspos. Bahkan wartawan yang ingin meliputnya ketika dia mulai beraktifitas pun selalu dihalangi oleh para pengawal pribadinya. Hanya untuk acara-acara tertentu mereka bisa meliputnya, karena pada saat itu Jiyong akan muncul ke publik seorang diri. Baginya kehidupan pribadinya bukanlah konsumsi publik.
Kwon Min Jun, putra semata wayang Jiyong yang berusia empat tahun dan jarang sekali tampil di muka umum dan hanya orang terdekat yang mengenalnya. Karena Jiyong tak ingin kehidupan anaknya terganggu oleh mereka yang haus akan berita tentangnya. Min Jun sendiri tak mempermasalahkannya. Baginya sang ayah nomor satu harus selalu bersamanya.
Seperti sekarang ini Jiyong bergegas keluar dari kantornya setelah segala urusannya selesai. Mobil pribadi yang biasa disupiri oleh Jae Ho pun telah siap. Sang supir selalu tahu jika tuannya akan bersiap pergi menemui anaknya.
Untung saja jalanan saat ini tidak terlalu padat sehingga Jiyong bisa tiba tepat waktu menjemput sebelum putranya keluar dari sekolah. Jiyong keluar dari mobil tanpa menggunakan jasnya lagi. Hanya dengan kemeja merah maroon, dia berdiri dengan bersandar di mobilnya.
Karena pemandangan ini membuat para ibu-ibu muda yang juga menjemput anaknya pulang sekolah selalu salah fokus. Ketampanan Jiyong menjadi salah satu daya tarik selain kekayaan yang dimilikinya.
"Appaaa!!" teriak Min Jun dari kejauhan sambil berlari dan melambai ke arahnya. Jiyong pun tersenyum melihatnya.
"Yo! Jagoan Appa sudah selesai belajarnya?"
Min jun mengangguk semangat. Kedua tangan kecilnya memegang pada tali ranselnya.
"Appa sudah selesai kerjanya?" tanya Min Jun.
"Demi anak Appa, pekerjaan bisa ditunda," jawab Jiyong.
"Hehehe ... Appa memang terbaik!" puji Min Jun dengan jempol teracung.
Para ibu muda masih senantiasa menikmati pemandangan indah. Mereka tersenyum dengan interaksi ayah dan anak itu.
"Kita pulang?"
Min Jun menggeleng, lalu mengusap perut kecilnya.
"Cacing di perut Min Jun lapar," ucap Min Jun.
Jiyong ber 'O' saat mendengar ucapan anaknya.
"Oh, cacing Min Jun lapar rupanya. Oke, cacingnya mau makan apa?" tanya Jiyong.
"Hmm, kita beli corndog?"
Jiyong mengernyit dulu. "Maksudmu di kedai yang ada di pinggiran sungai Han?"
Anggukan kepala Min Jun sangat cepat. Dia suka sekali jajan di sekitaran situ dan Jiyong juga tak pernah membatasi keinginan anaknya selama tidak merugikan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Mom [On Going]
RomanceKetika si kecil melihat sosok ibunya yang telah lama meninggal di dalam tubuh seorang pria. Min Jun, putra semata wayang Kwon Jiyong sangat ingin pria itu menjadi ibunya.