Chapter 9

95 18 17
                                    

Cerita ini hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain, maka itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.

.

.

.

"Oppa, kenapa kau biarkan Min Jun memanggil pria itu dengan sebutan 'eomma'?" tanya Go Areum dengan ekspresi tak sukanya.

"Karena Min Jun yang mau," jawab Jiyong sambil membaca dokumen yang tadi dibawa sekretarisnya.

Areum mengernyit bingung. Kenapa bisa Jiyong menjawab seperti itu?

"Tapi, dia itu laki-laki. Apa kau tidak merasa aneh?" Areum masih tak sepaham dengan Jiyong.

"Areum-ah, aku tahu dia laki-laki. Lalu, apa masalahnya?" Jiyong masih membolak-balik dokumen satu dengan yang lainnya.

"Tentu saja aneh. Bagaimana bisa seorang laki-laki menjadi ibu?" gerutu Areum.

"Bukankah aku juga laki-laki dan merangkap sebagai ibu bagi Min Jun? Jadi, aku aneh?" Jiyong mulai melirik ke arah Areum.

"Ya, kau aneh. Bisa-bisanya membiarkan anakmu memanggilnya 'eomma' dan siapa pula dia?" desis Areum sambil buang muka dari Jiyong.

Jiyong menutup semua dokumennya setelah selesai dibaca dan ditanda-tanganinya. Dia menaruh di atas meja kerjanya, kemudian mulai bangkit dari kursinya untuk menghampiri wanita yang sepertinya tengah merajuk.

"Aku mampu menjadi aneh jika itu demi anakku, Areum-ah. Kau sudah tahu itu sejak awal. Min Jun adalah segalanya bagiku," ujar Jiyong membuat Areum mengambil atensi lagi kepada Jiyong.

Wanita itu bahkan mendengus, "Oppa, aku bisa menjadi eomma bagi anakmu dan bahkan jika dia ingin memanggilku eomma aku tidak akan keberatan."

"Maka buatlah Min Jun memanggilmu eomma. Sudah kukatakan padamu, bukan aku yang seharusnya kau dekati, tapi anakku. Jika kau bisa mengambil simpati dari Min Jun, maka aku akan jadikan kau kekasihku," ucap Jiyong.

"Oppa ... jadi, selama ini kau anggap aku apa? Kita sudah sering berkencan dan kau tahu aku menyukaimu," rengek Areum tak percaya dengan pemikiran Jiyong selama satu tahun terakhir ini.

"Kita memang sering berkencan dan kau memang wanita yang baik bagiku. Tapi, aku belum melihat Min Jun luluh denganmu. Go Areum, aku akan menikah lagi dengan orang yang mampu menganggap anakku yang paling berharga. Bukan hanya untuk kesenanganku semata," jelas Jiyong.

"Oppa, kenapa kau selalu memikirkan anakmu? Kau juga perlu memikirkan kebahagianmu," tukas Areum menatap Jiyong dengan tatapan tak mengerti akan jalan pikiran Jiyong.

"Tentu saja kebahagianku ada pada Min Jun. Kau harus ingat, sahabatmu itu telah memberikan dan menitipkan harta paling berharganya padaku dan aku perlu menjaganya baik-baik," jawab Jiyong sambil memegang kedua tangan Areum.

Areum mendengus tak suka sebenarnya. Tapi, pria di hadapannya ini memang selalu berpegang teguh pada pendirianya. Dia telah menyukai Jiyong sejak bekerja sebagai sekretarisnya di perusahaan Jiyong. Ternyata di sanapun Areum bertemu dengan sahabatnya, Hee Jin yang lebih dulu bekerja bersama Jiyong. Kedua sahabat yang sempat terpisah jarak karena Areum harus pergi ke luar negeri demi pendidikannya.

Ingin mendekati pemilik perusahaan, tapi langkahnya kalah cepat oleh Hee Jin. Jiyong lebih dulu menaruh hati pada sahabatnya dan Areum semakin patah hati karena kabar pernikahannya dengan Hee Jin. Areum pun sempat ingin menyerah.

He Is My Mom [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang