Chapter 3

91 21 23
                                    

Cerita ini hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain, maka itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.

.

.

.

.


Waktu bubar sekolah Min Jun sebentar lagi, tapi ayah satu anak ini masih berada di ruang rapatnya karena permasalahan kemarin nyatanya belum selesai. Jiyong sudah gelisah karena bagaimanapun dia harus menjemput putra semata wayangnya. Namun, rapat ini pun penting.

Dia yang tak pernah absen untuk menjemput putranya terpaksa harus menyuruh Jae Ho, supir pribadinya. Jiyong tak ingin Min Jun menunggu lama. Jae Ho pun melesat melaksanakan tugas dari atasanyan untuk segera menjemput tuan muda Kwon.

Min Jun yang sudah keluar kelas lebih awal mencari-cari mobil milik sang ayah yang biasanya sudah terparkir menunggunya. Sepanjang matanya mencari tak dia temukan.

Ok, Min Jun menunggu dengan sabar. Mungkin appanya terkena macet di jalan. Jadi, Min Jun memperhatikan jalanan dari dalam gerbang. Obsidian hitam kecil itu melihat orang yang sedang jalan kaki dan Min Jun merasa tidak asing dengannya.

Tanpa sadar kaki kecilnya berlari mengejar si pejalan kaki yang sedang membawa kantung belanjaan menuju gerbang yang sedikit terbuka, lepas dari pengawasan guru. Wajahnya sumeringah.

"Eommaaaa!!" teriaknya sambil mengejar orang yang dipanggil, namun orang itu tidak juga berhenti.

"Eommaaa! Tunggu!" teriaknya lagi, tapi tetap saja orang itu tidak menghentikan langkahnya.

Min Jun dengan kaki kecilnya kesulitan mengejar yang dipanggilnya sampai dia kesandung kakinya sendiri.

Bruk

"Aw!"

Min Jun terjatuh dengan lutut yang mencium aspal lebih dulu. Tapi, dia tak menangis. Baginya itu tidak sakit. Min Jun kuat. Itu yang selalu ditanamkan pada dirinya sendiri. Min Jun kuat untuk appanya.

Si pejalan kaki berhenti dan menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya ketika melihat anak kecil jatuh tak jauh dari tempatnya berdiri. Dia pun bergegas menghampiri anak itu.

"Kau tidak apa?" tanyanya selagi membantu Min Jun bangun.

Min Jun berdiri sedikit meringis, tapi tidak mau dia tunjukan. Lagi-lagi dia merasa kuat. Min Jun tersenyum kecil sembari menunduk melihat orang di depannya membersihkan luka di kaki Min Jun.

"Tidak apa-apa, Eomma," jawab Min Jun membuat orang itu mendongak dan tatapan mereka saling bertabrakan.

"Eoh? Kau?"

Min Jun mengangguk dengan senyum kecilnya. Jujur saja senyum anak itu sungguh menggoda. Orang itu ingin sekali mencubitnya.

"Kau sedang apa di sini?"

"Aku menunggu appa, tapi sepertinya appa belum datang," jawab Min Jun.

"Kalau begitu biar Paman temani," kata Seungri. Namun, Min Jun menggeleng. "Wae?"

"Min Jun ikut Eomma saja, ya?" Anak itu memberi tatapan memelas dengan Mata yang entah kenapa terlihat berbinar-binar dilihat Seungri.

"Tapi, nanti appamu akan mencarimu. Lagi pula, lututmu perlu diobati," ujar Seungri. Akan tetapi, Min Jun malah memegangi ujung baju Seungri dengan tatapannya semakin menjadi yang bisa membuat siapapun melihatnya tak tega.

He Is My Mom [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang