Cerita ini hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain, maka itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!
.
.
.
.
.
"Sedang apa kau di sini? Appa mencarimu dan ternyata kau ada di sini!" marah Jiyong dengan suara tidak terlalu tinggi, namun cukup membuat siapa saja yang berada di sekitarnya merinding. Senyum yang biasanya ada untuk anaknya menghilang.
"Min Jun makan bungeoppang, Appa," jawab Min Jun yang senyumnyan juga mulai luntur.
Jiyong menatap Seungri yang sedang mengelap bibir anaknya yang belepotan karena isian dari bungeoppang.
"Dan kau ... kenapa kau membawa anakku ke sini? Apa kau ingin menculiknya?" tuduh Jiyong.
Jiyong jarang sekali bersikap asal tuduh pada orang lain. Akan tetapi, jika menyangkut soal anaknya, maka sikap protektifnya akan muncul bahkan sangat berlebihan. Dia hanya takut jika anaknya ada yang ingin menculiknya hanya karena statusnya.
"Kau menuduhku menculik anakmu?" Seungri mulai terpancing emosinya dengan tuduhan tak berdasar Jiyong.
"Memangnya apa lagi?"
Seungri menggeram, "Dengar ya! Aku tidak berniat menculik anakmu. Dia yang mengikutiku karena kau yang telat menjemputnya."
"Seharusnya kau mengajaknya kembali ke sekolahnya, bukan mengajaknya ke sini!"
Seungri maju dan berdiri tepat di depan Jiyong. Kedua tatapan penuh emosi saling bertabrakan. Seungri tidak gentar menghadapi orang dengan aura mengerikan bagi siapa saja yang melakukan perlawanan terhadapnya.
"Apa kau tuli, Tuan yang tampan?" sarkas Seungri, "anakmu yang mengikutiku dan memilih untuk ke sini daripada menunggu di sekolah. Masih untung aku yang membawanya, bagaimana kalau itu benar-benar penculik?"
"Tuan, sebaiknya kau tenangkan diri dulu. Tidak enak jika sampai didengar orang lain," bujuk Yongbae yang akhirnya turun tangan untuk melerai pertengkaran antara Jiyong dan Seungri. Untung saja saat ini sedang tidak ada pembeli.
Jiyong yang semula masih menatap obsidian milik Seungri pun akhirnya beralih pada sekelilingnya. Yongbae masih dengan sikap tenang dan senyumnya dan Jinu yang terlihat khawatir dengan pertengkaran mereka. Terakhir Jiyong melihat putranya yang diam dengan bibir yang sudah melengkung ke bawah.
Jiyong lantas menyingkirkan Seungri dengan mendorong lengannya. Dia langsung menggendong Min Jun tanpa pikir lagi.
"Ayo, kita pulang!"
"Appa, Min Jun belum mau pulang! Min Jun masih mau sama eomma!" rengek sang anak.
"Dia bukan eommamu! Eomma sudah tidak ada," Jiyong sedikit meninggikan suaranya yang membuat sang anak tiba-tiba terdiam.
Mata kecil milik Min Jun memerah, berkca-kaca tanda air matanya siap mengalir. Bungeoppang yang tak pernah lepas dari tangan kecilnya terjatuh begitu saja di jalan ber-conblock. Jiyong bersiap membawa anaknya tanpa peduli apa yang dirasakan Min Jun. Seungri menahan langkah Jiyong dan Jiyong menatapnya.
"Jangan memarahinya!" ucap Seungri.
Jiyong menyingkirkan tangan Seungri. "Bukan urusanmu!"
Seungri hanya bisa melihat Min Jun dibawa pergi dari tempatnya. Ada perasaan tak tega dan kasihan ketika si kecil menatapnya dengan matanya yang sudah menangis. Seungri bisa lihat jika Min Jun menangis dalam diam. Dia juga memungut sisa bungeoppang yang dimakan Min Jun. Entah kenapa Seungri merasa kasihan pada anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Mom [On Going]
RomanceKetika si kecil melihat sosok ibunya yang telah lama meninggal di dalam tubuh seorang pria. Min Jun, putra semata wayang Kwon Jiyong sangat ingin pria itu menjadi ibunya.