ARLAN || TWO

246 9 0
                                    

                                  *                                  *                                  *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk. Terdengar
suara Diana, mamanya Keyzia memangilnya.

"Kenapa ma?" Tanya keyzia

Mamanya langsung masuk ke dalam kamar, dan menghampiri menantunya.

"Mama mau bicara sama kalian." Dinda menatap mereka berdua dengan tatapan serius. "Kalian benaran ga ngapa-ngapain kan
di sana?"

"Iya ma, aku sama dia ga ngapa-ngapain, lagian juga aku ga kenal sama anak ini!" Jawab keyzia kesal.

Dinda berdecak, "yang sopan key!, Arlan suami kamu," ucap Diana menasehati putrinya.

"Dia kan bocah ma, key ga terima pernikahan ini, key mau pisah, lagian kami beneran ga ngapa-ngapain."

Arlan menatap keyzia dengan tatapan sulit di artikan, ada segurat rasa tidak rela mendengar ucapan keyzia yang tidak ingin melanjutkan pernikahan ini.

"Tante, aku keluar dulu ya." Izin Arlan dan segera beranjak, baru satu langkah, Diana langsung menarik tangan Arlan.
dan menyuruh Arlan tetap disini, Diana bingung menghadapi situasi sekarang ini, yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan.

"Keyzia Arlan, mama mohon sama kalian berdua untuk ga main-main dengan pernikahan, ini adalah sesuatu yang sakral, ga habis nikah terus pisah seenaknya, terutama kamu key, kamu itu udah dewasa, coba pikirkan apa yang akan terjadi jika kalian cerai dengan Arlan, martabat keluarga kita akan hancur." Diana mencoba jelaskan dengan resah.

"Pernikahan kalian sudah menyebar, dan kamu Arlan, orang tua kamu ga akan setuju jika kalian pisah."

"Arlan gamau pisah Tante!" Jawab Arlan lantang.

Keyzia yang dari tadi diam langsung menatap tajam Arlan. "Lo kok gitu sih?" Lo kan masih bocah, mikir dong, kita juga masih sekolah, juga kita beda umur, meskipun cuma 2 tahun."

Arlan hanya diam, tampak dari raut wajahnya ia sedang emosi, entah apa sebabnya, ia sendiri juga bingung.

"Keyzia!" Bentak keyzia. Sebelum beranjak Diana berkata dengan tegas, "kamu akan tinggal bersama Arlan, ga peduli kamu setuju atau ga, ini juga termasuk hukuman, karena selama ini kamu ga pernah denger nasehat mama sama papa."

***

Beberapa saat kemudian, tepatnya
di kediaman Bradikara, di kamar keyzia duduk di tepi kasur isakan kecil, mengingat bagaimana kecewa orang tuanya.

"Kenapa hidup gw harus apes kaya gini sih!" Keyzia medendang koper yang berisi pakaiannya.

"Zia?" Panggilan itu kembali mengusik pendengaran keyzia. ia menatap tajam kearah Arlan.

"Apaan sih?" Keyzia melempar bantal kearah Arlan dengan kesal. "Gara-gara Lo gw berakhir kaya gini disini."

Arlan menarik nafas lelah, ia juga tidak menginginkan semua ini, tapi mau bagaimana lagi, kedua orang tuanya tidak ingin pernikahan ini batal.

Pernikahan atas dasar keterpaksaan.
atau lebih tepatnya terjebak di manipulasi menjadi pernikahan atas dasar perjodohan. Karena kedua orang tua mereka adalah pembisnis yang sangat terkenal, jika terkuak gosip-gosip yang tidak-tidak, maka tidak menutup kemungkinan jika bisnis mereka akan ikut kena imbasnya.

"Udah, jangan nangis lagi zia. turun, makan dulu yuk." Ajak Arlan memberikan beberapa helai tisu. "Nanti mata istrinya Arlan bengkak." dengan kekehan Arlan lari keluar dari kamarnya, sebelum terdengar teriakan dari istrinya itu.

"ARLANNNNNN JANGANNN LARI KAMUUU!!"

Setelah teriak, keyzia baru tersadar jika ia sedang berada di rumah mertuanya. Keyzia.... Keyzia....

"Ya ampun key... Lo bego banget sih! Ini tuh rumah orang, belum sehari Lo udah buat rusuh," gerutu keyzia. Ini sih gara-gara si bocah itu, awas aja lo, gw kasih tidur di lantai entar."

***

Keyzia mengatur detak jantungnya saat ia sudah dekat dengan meja makan.

"Ya Allah... Ini aja gw mau makan kaya di cabut nyawa," jeritnya dalam hati.

Alena tersenyum saat melihat menantunya berjalan ke arah meja makan dengan kepala menunduk.

"Keyzia duduk sayang."

Keyzia hanya mengangguk kaku, lalu duduk di samping kursi Arlan, keyzia memilin jari tangannya gugup.

Arlan menatap 2 laki-laki di hadapannya dengan tajam saat menyadari istrinya merasa tidak nyaman.

"Dia istrinya Arlan"! Jawab Arlan lantang dan menarik tangan keyzia, membawa istrinya pergi dari meja makan saat itu juga.

Semua orang tercengang melihat itu, lebih-lebih lagi 2 pemuda tadi.

"ASTAGHFIRULLAH."

"Ini ga bercandakan?"

"My, Abang juga mau nikah!"

BERSAMBUNG

ARLAN || CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang