ARLAN || FOURTEEN

108 7 0
                                    

                                  *                                  *                                  *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                  *
                                  *
                                  *

Tidak terasa sudah hampir 3 minggu keyzia berada di rumah sakit, menemani Arlan, lebih tepatnya hanya memantau suaminya itu dari jarak jauh, karena Arlan tidak ingin di dekati.

Entahlah ada rasa kecewa dan sesak di dadanya saat Arlan menatapnya dengan tatapan tajam, namun dengan tabah keyzia menghadapi dengan senyuman.

"Mau minum?" tanya keyzia lembut saat melihat Arlan ingin meraih gelas yang berada di atas nakas, tidak ada jawaban membuat keyzia mendesah kecewa.

"Arlan?" Panggil keyzia. yang hanya di Jawab deheman oleh sang empu.

"lo beneran lupa?" Tanya keyzia memastikan, berharap ada secercah harapan untuknya. nihil Arlan menjawabnya dengan anggukan.

Keyzia tersenyum miris, kisahnya terlalu umum, dilupakan oleh suami sendiri, entahlah ia tidak menyangka akan merasakan manis pahitnya berumah tangga di usia muda, sampai lupa mempersiapkan hatinya kalo suatu hari akan seperti ini.

"Emangnya kakak siapa?, maaf aku benar-benar ga ingat."

"Gw? Gw.... Zia-nya seseorang."keyzia tertawa kecil. "Gapapa Arlan lo ga salah, lupain aja." Sambungnya.

Ada rasa aneh di hati Arlan, seperti merasakan nyaman, bahkan jantungnya ikut berdebar.
Seperti ada sesuatu, ia merasa ada ikatan tersendiri antara dirinya dan keyzia.

"Apa yang aku lupain?"

"Siapa Kak keyzia?"

***

"Assalamualaikum Ar!" Seorang remaja masuk ke dalam ruang rawat Arlan.

Arlan menghela nafas saat melihat siapa yang datang, ternyata Arfin. Sedangkan keyzia mengernyit bingung.

"Dia siapa Arlan?" Tanya keyzia.

"Ini... Ini Arfin temen aku, kalo
yang dua ini aku gatau." Jawab Arlan seadanya.

"Ya ampun Arlan, o lupa sama gw?
gw Regina, pacar lo Arlan!" Keyzia membulatkan matanya tidak percaya.

Keyzia masih mengingat saat ia bertanya siapa itu regina, dan Arlan menjawab dengan enteng, ia memutar kembali kilasan dimana Arlan mengatakan tidak ada hal khusus diantaranya dan Regina.

"Zia ga bakalan selingkuh kan disana?"

"Ngga Arlan, bahkan aku yang harus nanya gitu, siapa Regina?"

"Dia temen sekelas aku, dia habis nembak aku."

"Terus?"

"Aku tolak lah!, kan sekarang aku punya Zia."

Keyzia tersenyum miris, lalu beralih menatap Arlan dengan sorot mata tajam dan kecewa.

"Pembohong." Satu kata itu terucap tanpa nada dan suara. namun sepertinya Arlan melihat pergerakan bibir keyzia karena ia memperhatikan dari tadi.

"Gw keluar dulu ya, mau makan." Keyzia berujar dengan dingin. dan hal itu mengalihkan atensi semua orang padanya.

"Em... Iyah."

Saat keyzia pergi dari ruangan Arlan, Arlan di sungguhi pertanyaan dari temannya.

"Dia siapa Ar?"

"Cantik, kok bisa dia nemenin Lo sih?"

"Dia keyzia."

"Aku gatau kenapa dia ada di sini."

***

"Lo kenapa?"

Rafael Adarya Bradikara, pemuda itu di serang rasa panik seketika melihat saat keyzia yang duduk di kursi taman sambil menangis sesenggukan.

"Gw bego banget!" ucap keyzia sambil mengusap air matanya kasar. "gw bego kenapa harus mengisin cowo brengsek kaya adek lo bang!" Keyzia menatap Kelvin dengan kilatan emosi.

"Maksud lo apa sih key?" Kelvin ikut duduk di samping keyzia, ia menepuk pundak keyzia pelan, berusaha menenangkan adik iparnya ini.

"Gw benci Arlan!"

"Hei... Jangan gitu key. cerita sama
gw, gw juga Abang lo kan?" Keyzia kembali menangis mendengar penuturan Kelvin. Entahlah, ia kecewa dan marah pada Arlan.

"Arlan selingkuh." ujar keyzia dengan suara serak menahan tangisan.

Kelvin yang mendengar itu menatap keyzia tidak percaya. Bagaimana Arlan yang ketus dan anti sosial itu mau pacaran. Terlebih, Arlan bucin akut sama keyzia.

"Key.... Mungkin lo salah sangka. Arlan gamungkin lakuin itu." bujuk Kelvin. namun keyzia tidak menanggapi dengan baik.

"Gw, gw marah bang, dia ga inget gw, tapi dia ingat yang lain. gw kecewa dia cuma diem di saat bocah betina itu meluk dia."

"Gw ngerasa bego, karena nangisin brondong kaya dia!"

Kelvin terkekeh geli. Ia mengusap kepala keyzia gemas. "udah jangan nangis."

"Gw ga nyangka aja, nangis karena sakit hati."

"Gw bakal buat Arlan nyesel nantinya." ucap Kelvin.

"Gw mau pergi bang, iya gw bakal pergi dari hidup Arlan."

"Key jang-"

BERSAMBUNG

ARLAN || CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang