ARLAN || SEVEN

144 7 0
                                    

                                  *                                  *                                  *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                  *
                                  *
                                  *

Kalimat itu menjadi beban pikiran terberat untuk Arlan, sesekali ia menghela nafas, sampai ia tidak fokus dengan pelajarannya saat di sekolah.

Ya hari ini Arlan berada di sekolah, lebih tepatnya di kelas X-A.

"Arlan?" Panggilan itu sontak membuat Arlan tersadar, lalu memperbaiki posisi duduknya.

"Lo kenapa Ar?" Tanya teman sebangku Arlan, yang bernama
Arfin Alvino.

"Jatuh cinta itu gimana rasanya gimana rasanya fin?" Tanya Arlan pada Arfin. sontak membuat arfin tercengang dengan pertanyaan Arlan.

"Masih kelas 10 Arlan, Tante Alena pasti ga ngizinin kamu pacaran." Arfin menasehati Arlan. "Apalagi om Damian, Abang-abang lo juga ngelarang pacaran."

"Kita kan udah gede, lagian sebentar lagi kita lulus." gumam Arlan, ia mencoret-coret lembaran belakang bukunya. "Lagian apa salahnya cinta sama istri sendiri." batinnya.

"Iya juga sih, terus lo ngapain nanya soal begituan ke gw Ar?"

"Lo kan udah berpengalaman, mantan-mantan lo juga Banyak,
pacar lo yang sekarang aja ga kehitung ada berapa." Jawab Arlan santai membuat Arfin kesal padanya.

"Iya iya dah ntar gw jabarin, biar
lo ngerti."

***

"My, Zia belum pulang ya?"
tanya Arlan yang entah seberapa
kian kalinya ia bertanya pada Alena
sampai mommynya lelah untuk menjawab, "sabar ya nak, sebentar lagi pasti pulang."

"Lama!" Kesal Arlan lalu menaiki tangga menuju kamarnya.

Brakh!

Pintu bercat hitam itu di banting kuat oleh Arlan, entahlah kenapa ia menjadi sensitif gini.

Arlan menelungkupkan tubuhnya ke atas tempat tidur, dia menangis, emosinya tidak stabil, ada apa
dengan dirinya?

"Arlan?"

Deg Deg Deg

Jantung Arlan tiba-tiba berdesir, entahlah seperti ada yang nyeri bercampur geli. perasaan apa itu.

"Zia kenapa lama?" Suara Arlan terdengar lirih. meskipun udah ia tahan, akhirnya isakan itu terdengar
air mata Arlan turun sendirinya.

"Hey lo kenapa, ada yang sakit,
lo digangguin siapa? bilang sama gw Arlan!"

Bukannya menjawab, Arlan langsung memeluk keyzia erat. menumpahkan tangisannya di dekapan keyzia, ia menangis sejadi-jadinya.

Keyzia yang kebingungan, hanya bisa membalas pelukan Arlan, sesekali ia mengecup kepala Arlan, keyzia berhasil membuat Arlan bergantung padanya.

"Arlan kenapa hm?" Tanya keyzia.

"Gatau, aku cuma pengen liat Zia lebih cepat, mau peluk Zia terus, m-maaf ya Zia kalo aku manja, maaf."

"Tapi aku gabisa nahan rasanya aku pengen ngamuk pas nunggu Zia pulangnya lama, kesel!"

"Maafin aku ya Zia, aku manja, tapi aku....." Arlan menunduk, ia tak sanggup melanjutkan ucapannya. Isakan berusaha ia tahan, dengan cara membekap mulutnya." A-aku suami yang ga berguna, pasti Zia malu punya aku kan?"

Keyzia tertegun, ia menatap haru suaminya itu. Keyzia kembali mendekap suaminya, membawa Arlan ke dalam dekapannya, dan mencoba menenangkan suaminya.

"Hey, lo itu Arlan nya Zia, seutuhnya nya milik Zia, begitu juga dengan gw, Zia miliknya Arlan, ga peduli mau mereka ngatain gw suka sama brondong sekalipun. lo itu suami gw, suaminya keyziaana Dirgantara."

"Really?"

"Yeah Really baby."

BERSAMAMU

NOTE: GUYS MESKIPUN MEREKA SATU SEKOLAH, JAM PULANGNYA BEDA YA KARENA ARLAN MASIH KELAS 10, SEKIAN TERIMAKASIH

ARLAN || CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang