ARLAN || ELEVEN

123 6 0
                                    

                                   *                                   *                                   *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                   *
                                   *
                                   *

Gibran Asykar, pemuda itu menatap tajam ke arah Arlan. Keyzia mengamati mimik wajah Arlan yang memerah karena menahan amarahnya.

Gibran tersenyum remeh. "Gw pikir lo di jodohin sama Rafael atau Kelvin ternyata lo." Gibran tertawa menjeda sejenak perkataannya. "Ngga heran sih, yang cowonya bocah begini, yang cewe murahan!"

Arlan yang dari tadi sudah menahan emosinya, seketika kesabarannya habis saat mendengar perkataan Gibran tentang keyzia, Arlan melayangkan tinjunya tepat mengenai rahang Gibran.

Jangan coba-coba untuk meremehkan seorang Arlanzyan Eyyes Bradikara, ia jago bela diri. meskipun tubuhnya terlihat ringkih, jangan meremehkannya. di sekolah ia mengikuti beberapa ekskul, musik, karate dan paskibraka.

Tidak jarang ia mengikuti turnamen dan mendapatkan piagam, mungkin otaknya lemah di bidang akademik, tapi tidak dengan non akademik. Arlan punya cara sendiri untuk membanggakan orang tuanya.

"Arlan!"

"Bangsat!" Gibran hendak melayangkan pukulan pada Arlan namun di tahan oleh keyzia. "Minggir keyziaana Dirgantara!" gw gamau lo kena pukulan!" nafas Gibran tersenggal menahan amarah dan sesak di dadanya.

"Please Gib, kita udah ga ada hubungan lagi, kita udah ga punya urusan lagi, terserah mau lo anggap gw apa, tapi yang gw minta, tolong jangan ganggu kehidupan gw sama Arlan lagi." Gibran menatap keyzia tidak percaya, di benaknya ada rasa kecewa, marah, benci dan menyesal karena mengatakan hal yang kasar pada keyzia.

Gibran pergi dari sana dengan perasaan kecewa. hatinya terasa sakit karena keyzia yang tiba-tiba memutuskan hubungan mereka. padahal ia berencana melamar keyzia di saat mereka sudah lulus nanti.

"Gw benci lo keyzia, gw bersumpah bakalan buat hidup kalian menderita!"

Beralih pada Arlan dan keyzia yang masih terdiam beberapa saat, sepasang suami istri ini sibuk berkutat dengan pikiran masing-masing.

"Pulang!" Pinta keyzia dengan ketus,
ia menarik tangan Arlan yang hanya diam menurut.

Setelah berjalan cukup jauh, Arlan menghentikan langkahnya, membuat keyzia juga berhenti. "Zia?" Panggilnya dengan suara pelan. Arlan menunduk, ia sadar sudah beberapa kali kesalahan yang ia perbuat ini.

"Maaf aku kelepasan mukul Abang tadi, mulutnya kasar, dia-" ucapan arlan terhenti karena keyzia yang tiba-tiba melepaskan genggaman tangan mereka.

"Kita bicara di rumah ya." ucap
keyzia sambil mengusap kepala
Arlan.

***

Keyzia menghembuskan nafas panjang. mengingat insiden tadi
di taman. benar kata orang, mulut merupakan senjata tertajam di muka bumi.

"Zia?"

Keyzia menatap suaminya dengan senyuman hangat. Arlan sangat terlihat tampan dengan rambut yang basah seusai mandi. wangi tubuhnya yang berbeda dengan cowo-cowo lain, jika cowo lain memiliki wangi mint, maka berbeda dengan Arlan yang memiliki wangi vanilla.

"Sini duduk, rambutnya gw keringin." pinta keyzia, ia membiarkan Arlan duduk di karpet bulu sedangkan ia di pinggir kasur.

Arlan menatap keyzia dengan lekat, wajah istrinya begitu sangat cantik, mulai dari mata bulat, hidung mancung, dan bibir merah alami
dan sexy.

Keyzia yang menyadari di tatap oleh Arlan mengembangkan senyumnya.
"kenapa?" Tanyanya.

"Zia ga marah?" Arlan bertanya dengan ragu. "Em... mukul mantan." gumam Arlan dengan gugup.

Keyzia tersenyum, lalu ikut mendudukkan dirinya di karpet. tangannya masih setia menyugar
rambut suaminya.

"Gw udah lupain dia, dia cuma masalalu, sedangkan lo kini dan
sama depan gw."

"Gw sayang sama lo, bahkan cinta,
lo itu terlalu imut untuk di abaikan."
ucap keyzia yang membuat Arlan tertunduk malu.

Telinga Arlan memerah. Membuat keyzia tertawa gemas, "ciee... Yang
baper."

Ejekan keyzia membuat Arlan mendengus kesal. dengan cepat beringsut memeluk ceruk leher keyzia. menggigit pipi keyzia dengan gemas. memangnya cuma keyzia yang bisa menggigit pipinya. itulah pikiran Arlan.

"Zia, jangan gitu ya, dosa tau sama suami, menurut buku fikih yang aku baca, katanya istri harus sopan, nurut dan patuh apa kata suami. Zia ngga mau jadi istri durhaka kan?"

Keyzia menatap suaminya kesal. Selama menikah Arlan jarang, bahkan hampir tidak pernah main keluar bersama temannya. ia selalu saja dirumah menasehati keyzia. membaca buku panduan muslim
lalu mempraktekkannya.

Tidak jarang Arlan bertingkah layaknya suami idaman di novel-novel, melayani keyzia
seperti tuan putri.

"Iya sayang! gw udah nurut dari pertama menikah sama lo."

"Zia?" Panggilan Arlan yang tak
peduli dengan ucapan kata *sayang* dari keyzia. ia melonggarkan pelukannya di leher keyzia lalu menatapnya dengan serius.

"Hm."

"Zia?"

"Iya, apa?"

"Zia.....?"

Keyzia mengerti, ia tersenyum lembut. "Iya Arlan, kenapa hm?"

Arlan akan bertingkah menggemaskan ketika keyzia menampakkan sisi bar-barnya, Arlan akan marah jika keyzia menggunakan kosa kata Lo-Gw. Katanya kosa kata itu tidak sopan. namun apa daya dengan keyzia yang keras kepala dan sudah terbiasa.

"Maaf, gw bakal coba rubah kok, cuma gw masih geli aja pake Aku-kamu kaya-"

"Zia, tau ngga? Aku gunain kosa kata kasar kaya gini karena kakek yang ajar." Arlan memutuskan ucapan keyzia dengan nada serius.

"Kakek bilang, ngga baik gunain kosa kata kasar, lagi pula dari cara kita bicara orang bisa menilai, kita itu terdidik sopan dan disiplin."

"Kadang orang liat kita buruk hanya dari pandangan pertama begitupun sebaliknya. Tergantung kita aja yang bersikap seperti apa." ujar Arlan panjang lebar. ia mendusel kepalanya yang masih sedikit basah di ceruk leher keyzia.

Keyzia menatap suaminya dengan pandangan yang sulit di artikan. ia mengusap rambut Arlan dengan lembut. merenungkan sejenak perkataan suaminya tadi.

"Arlan?" Panggilan keyzia hanya mendapat respon deheman. "G- em.... aku juga akan belajar jadi istri yang baik." Arga tidak menjawabnya. melainkan mengeratkan pelukannya. wajahnya itu sudah merah padam. begitupun keyzia.

"Promise?" tanya Arlan dengan suara serak.

Keyzia mengangguk, "l'm Promise!"

Arlan melepaskan pelukannya lalu menatap keyzia. Entah keberanian dari mana Arlan mengecup sesaat bibir keyzia, membuat sang empu membeku.

"l love you more, Keyziaana Dirgantara." ucapan sakral itu mengalun mulus dari bibir Arlan, ia menatap dan tersenyum pada istrinya yang masih shock.

"I-itu first kiss a-aku" Arlan terkekeh geli, lalu menggaruk kepalanya bingung.

"Aku juga."

BERSAMBUNG

ARLAN || CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang