*
*
*
"Ar-lan lepasin aku! kamu ini gila ya?"
Regina berusaha melepaskan dirinya dari cengkeraman Arlan.PLAK!
Arlan menampar pipi Regina dengan kencang. menimbulkan suara yang sangat keras dan meninggalkan bekas merah di pipi Regina. gadis malang itu menangis ketakutan, tubuhnya bergetar saat melihat Arlan yang sudah telanjang dada.
"Arlan, please lepasin aku. jangan kaya gini, aku takut." mohon Regina
"Bukannya lo yang selama ini ngejar-ngejar gw duluan? terus kenapa, ini kan yang lo mau?" Arlan memiringkan wajahnya, senyuman merekah beberapa saat sampai senyuman itu hilang tergantikan dengan tatapan tajam dan rahang yang mengeras.
"Akhh!" pekik Regina terdengar nyaring saat Arlan menjambak rambutnya lalu membenturkan
ke tembok. darah segar keluar dari pelipisnya."Tadinya mau ngasih hadiah, tapi gw ga sudi, satu hal berharga ini hanya buat Zia, cewe murahan kaya lo ga pantes dapetin ini dari gw!"
Arlan kembali menampar pipi Regina beberapa kali, sampai hidung dan mulut gadis itu mengeluarkan darah.
"Arlan s-sakit! salah aku apa?!"
teriak Regina histeris saat Arlan menyeretnya, dengan menarik rambutnya. terlihat seperti psikopat, Arlan kembali membenturkan kepala Regina beberapa kali ke tembok sampai gadis itu terkulai lemah."Lo nanya lo salah apa?! salah lo fatal Regina, saking fatalnya kesalahan lo, sampe gw ingin ngebunuh lo!"
Merasa tidak puas, Arlan menginjak tangan Regina sampai terdengar tulang patah. ia tersenyum puas, melihat wajah Regina penuh luka membuatnya tertawa bahagia, semenyenangkan itu. sedangkan Regina, gadis itu sudah tidak sadarkan diri.
"Mampus!" desis Arlan. "seandainya gw tau semenyenangkan ini, kenapa ga dari dulu aja gw ngelakuin
ini ke lo."Arlan terkekeh geli, dia ingin melakukannya lagi, gila memang.
tapi sensasi menyakiti seseorang memang seperti itu.Setalah memakai bajunya kembali, Arlan pergi dari tempat itu dan meninggalkan Regina yang dalam keadaan mengenaskan.
Beru beberapa langkah Arlan berjalan, seseorang menghentikan langkahnya. "ternyata lo brutal juga kalo udah emosi, serem liatnya."
Arlan mengernyit, menatap orang dihadapannya datar. "siapa Lo?"
"Gw?" pemuda itu menunjuk
dirinya, "gw Kenzo Alfano, panggil
aja Enzo." jawabnya."Hm." tidak peduli, Arlan melangkah meninggalkan pemuda berperawakan acak-acakan itu.
"Kalo lo mau ikut gw, emosi lo akan terlampiaskan!" meskipun sudah
jauh Arlan masih bisa mendengar
teriakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN || CHENLE
Teen Fiction"pak, ini semua ga kaya yang bapak liat, bapak jangan salah paham dulu! Saya sama dia ga buat aneh-aneh, lagian mana mau saya sama dia." Seorang gadis cantik seragam senior high school sedang menangis, dia sedang di seret para warga karena tidur di...