*
*
*Keyzia tertegun, namun ia berusaha menetralkan debaran jantungnya, keyzia tersenyum tulus, lalu menenggelamkan wajahnya di leher suaminya.
"K-kita kan masih sekolah Arlan." cicit keyzia dengan suara pelan. mencoba memberikan pengertian pada Arlan.
Arlan mengangguk mengerti, memang benar bukan, mereka
masih sekolah, apalagi Arlan yang masih kelas 10."Zia?" Panggil Arlan lembut dan
indah di telinga keyzia."Hm?"
"Sayang." Blush, seketika pipi keyzia merah merona, ia kembali menyembunyikan wajahnya di pelukan Arlan.
"Ganti baju ya!" pinta Arlan lembut, namun tegas, istri kan harus nurut sama perkataan suaminya, kalo ga bakalan durhaka." Sambungnya.
Keyzia beranjak, menatap suaminya lama, keyzia paling takut dengan kata durhaka dan neraka. "Kalo ngomong jangan bawa-bawa durhaka dong,
gw takut Arlan!""Padahal gw dandan cantik buat lo juga, nanti kalo gw jelek pasti lo selingkuh, awas aja kalo lo ketauan selingkuh, gw habisin lo."
Keyzia mengomel dengan wajah yang sangat kesal. ia mengambil baju di lemari terus masuk ke kamar mandi, dengan kasar keyzia membanting pintu.
Arlan yang melihat itu hanya tersenyum manis, remaja usia 16 tahun tidak menyangka, di umurnya yang masih mudah ia sudah menikah. syukur saja istrinya itu baik dan penyayang, bahkan bisa menerimanya yang lebih muda.
Arlan mengambil ponsel lalu langsung menghubungi Arfin temanya.
"Halo Ar, ada apa?" terdengar
suara seseorang dari seberang
telfon, Arlan menatap ponselnya
kesal karena Arfin berteriak di seberang sana."Fin gw mau nanya." ujar Arlan langsung to the point.
"Iya, apaan?" Tanya Arfin
"Lo tau tempat yang buka lowongan kerja part time ngga?" tanya Arlan.
ia meremat ponselnya, ia sudah memutuskan untuk mandiri, berusaha menafkahi istrinya
dengan hasil kerja kerasnya."Kerja? Kenapa uang lo udah habis atau lo udah ga di kasih uang sama tante Alena?" Tanya Arfin bingung
"Aku mau nafkahin Zia." gumamnya yang tak dapat di dengar oleh Arfin.
"Gw mau belajar mandiri aja fin, gw mau belajar cari duit." ujar Arlan, sedangkan di seberang telfon sana, Arfin tercengang dengan penuturan Arlan.
***
"Eh key, jalan yuk!" Seseorang menepuk pundak keyzia. ia sedang berada di koridor sekolah karena 5 menit lagi bel pulang akan berbunyi.
Keyzia berbalik arah, ternyata yang menepuk pundak nya adalah melody, teman sekelasnya. dengan senang keyzia mengangguk, lagi pula sudah lama ia tidak jalan-jalan.
"Oky, gw kabarin bang El dulu, soalnya gw janjinya pulang
bareng dia.""Oh Oky."
~~~
Setelah usai shopping bersama melody, keyzia menyempatkan diri untuk singgah makan di salah satu restoran di mall, karena asik berbelanja ia lupa jam makan siang padahal ini sudah jam 16:20.
Keyzia memangilnya salah satu pelayan untuk memesan makanan, lalu ia membuka ponsel berniat untuk menghubungi suaminya.
"Ini pesanannya mbak, selamat menikmati." ujar pelayan sambil tersenyum manis ke arah keyzia.
Keyzia memakan hidangan di hadapannya dengan nikmat, sesekali melihat orang² yang berlalu lalang di depannya, sampai pada suatu saat keyzia mengalihkan pandangannya pada ujung sudut restoran, keyzia terpaku saat melihat seseorang yang tidak asing baginya.
Seorang pemuda sedang mengelap meja, terlihat peluh membanjiri pelipisnya, wajahnya terlihat kelelahan.
Keyzia mengepalkan tangannya, ternyata ini alasan kenapa Arlan selalu pulang terlambat. bahkan jarang belajar, ternyata suaminya kerja paruh waktu.
"Pulang!" suara Keyzia pelan
namun penuh penekanan.Arlan tertegun melihat pandangan di hadapannya. Keyzia memasang muka datar dan wajahnya sudah memerah, Arlan tau saat ini istrinya sedang marah.
"A-ak-"
"Pulang atau lo bakalan nyesel!"
***
Sampainya di kediaman Bradikara, keyzia langsung menyuruh Arlan untuk segera masuk ke kamar, lalu keyzia menghampiri mertuanya."Keyzia?" Alena tersenyum saat melihat menantunya. ia mengelus rambut keyzia saat keyzia menyalami tangannya.
"Ada apa sayang? Kamu baru
pulang?"Keyzia menggeleng, "keyzia baru habis dari mall my." ia menghela nafas berat, "keyzia mau izin sama mommy buat marahin Arlan."
Alena tersenyum kecil, saat mendengar penuturan menantunya.
"kamu berhak negur dia kalo salah, kamu juga berhak Marahin dia selagi itu masih wajar, mommy ngga akan larang dan ikut campur karena kamu adalah istrinya Arlan nak."Keyzia tersenyum lalu berlari ke atas menuju kamarnya, ia tidak sabar ingin memarahi suaminya, dan mendengarkan penjelasan darinya.
Saat keyzia membuka pintu kamar,
ia melihat jika Arlan sudah mengganti pakaian dengan baju santainya, Arlan menunduk saat melihat keyzia yang sudah berdiri tepat di hadapannya."Bisa jelasin?" Tanya keyzia,
ia sedikit pun tidak memperlihatkan senyumannya pada saat itu, bahkan nada suaranya terdengar dingin.Arlan meremat seprei tempat tidurnya, entah kenapa ia sulit
untuk membuka suara."Jawab! Atau lo mau gw pergi dari sini sekarang?" suara Keyzia sedikit meninggi, Arlan bukan takut dengan nada suara Keyzia tapi ia takut dengan ancaman istrinya.
"Zia maaf." Lirih Arlan. ia menyeka air matanya yang sudah mengalir
"Yaudah jelasin Arlan."
"Maaf."
"Berhenti minta maaf, yang gw mau sekarang jelasin kenapa lo kerja kaya gitu? dan ga ngasih tau gw dulu?"
Dengan sesenggukan Arlan menatap keyzia yang juga sedang menatapnya, tanpa fikir panjang Arlan langsung memeluk pinggang keyzia erat, ia tidak ingin zia-nya pergi.
Keyzia tidak memberontak dan juga tidak membalas pelukan Arlan, ia hanya membiarkan suaminya menangis di dadanya.
"Aku cuma mau jadi suami yang baik untuk zia, aku mau ngasih uang hasil kerja keras aku sendiri."
Keyzia membeku, ia tidak tau alasan kenapa Arlan bekerja, ia menurunkan pandangan, Arlan masih setia memeluknya.
Keyzia mengusap air matanya, lalu menangkup wajah Arlan yang sudah merah karena menangis, keyzia mencium setiap inci wajah suaminya, sambil menuturkan kata maaf.
"l Love you more Arlan."
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN || CHENLE
Teen Fiction"pak, ini semua ga kaya yang bapak liat, bapak jangan salah paham dulu! Saya sama dia ga buat aneh-aneh, lagian mana mau saya sama dia." Seorang gadis cantik seragam senior high school sedang menangis, dia sedang di seret para warga karena tidur di...