ARLAN || FOUR

175 9 0
                                    

                                  *                                  *                                  *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                  *
                                  *
                                  *

"Yaelah, kita berdua cuma mau kenalan doang kok, udah itu aja,
sensi banget sih." lerai Kelvin.
kalo di biarkan bisa jadi perang
dunia ke3.

Arlan menghela nafas, ia menatap keyzia yang lebih tinggi darinya.
"mereka abang-abang aku Zia,"
Arlan menunjuk ke arah abangnya yang berdiri di hadapannya.

"Dia Abang aku yang pertama." Arlan menunjuk ke arah Rafael, dan itu abang aku yang kedua." lalu Arlan menunjuk ke arah Kelvin.

Rafael menatap pasutri muda di hadapannya. menatap adik iparnya yang kebingungan, cantik.

"Jangan natap Zia kaya gitu bang El, Zia punya aku, abang mau aku racunin!" geram Arlan yang sudah memuncak emosi.

"Gw punya mata." serkas Rafael.

"Keluar, aku ngantuk!"

"Yaelah cah, mentang-mentang malem pertama," ejek Kelvin.
membuat pipi Arlan menampakkan rona merah, tapi dia masih terlihat dingin.

Beda jauh dengan Arlan, keyzia menyengir tidak jelas, entah apa yang terjadi pada pikirannya saat ini.

"Apaan sih bang! keluar sekarang!" Arlan mendorong abang-abang nya untuk keluar dari kamarnya, dan setelah itu langsung mengunci pintu.

"Ganggu." batin Arlan.

Arlan langsung merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur.
tanpa peduli pada keyzia yang
sedang kesal.

Keyzia mendekati Arlan yang berbaring di kasur dengan memejamkan matanya dengan kaki menjuntai ke lantai, keyzia tersenyum miring saat memikirkan ide sesuatu.

"Abang lo ganteng juga ya, apa lagi bang Rafael, ganteng banget mirip idol k-pop, kenapa gw ga nikah sama dia aja ya." ucap keyzia. bukan maksud apa-apa, keyzia hanya iseng mengerjai suaminya, dan reaksi Arlan adalah?

"Bunuh aku dulu, setelah itu baru boleh Zia nikah sama bang El, kalo udah janda kan Zia bebas." Keyzia tertegun ternyata suaminya baperan.

Bukannya berhenti, keyzia malah menjadi-jadi memanasi suaminya, "jadi gapapa nih kalo aku deket sama bang Rafael?" tanyanya.

Arlan mengepalkan tangannya, dengan emosi Arlan bangun dari tidurnya, menatap tajam keyzia, mendekati istrinya perlahan.

BUGH.

"Astaghfirullah!" Keyzia terkejut dengan kencang Arlan meninju cermin di kamarnya, lebih tepatnya
di belakang keyzia.

Arlan meringis, ia melihat
tangannya mengeluarkan darah. melihat itu, keyzia merasa bersalah.
ia berjongkok di hadapan Arlan, ia melihat tangan Arlan sudah berlumuran darah.

"Arlan... Gw-" tangan keyzia di tepis
saat ia hendak memegang tangan Arlan, suaminya marah.

"Aku memang bocah, tapi bukan berarti aku gabisa marah, aku juga punya hati Zia, jadi jangan mentang-mentang kita baru kenal
kamu bisa seenaknya." ucap Arlan mengeluarkan semua rasa kesalnya.

"Kalo bukan karena Daddy, aku juga gamau punya istri kaya kamu!" sambungnya.

Entahlah kenapa keyzia merasa sakit saat mendengar ucapan Arlan di akhir, rasanya seperti ia tidak diinginkan oleh Arlan.

"Maaffin gw ya, gw cuma bercanda tadi." setelah itu keyzia berdiri lalu keluar dari kamar suaminya.

Arlan terisak, ada rasa sesal saat menyadari perkataannya. "Arlan bodoh!" rutuknya.

Malam pertama yang di warnai oleh pertengkaran, belum satu hari sudah buyar, bagaimana kalo satu minggu, satu bulan, satu tahun dan seterusnya.

***

Pagi harinya terpaksa keyzia membuka matanya, setelah kejadian semalam, keyzia tidur di kamar tamu.

Tepat saat ia ingin beranjak, tubuhnya tersentak karena menyadari akan sesuatu, ternyata Arlan tidur di sampingnya.

Setelah semalem keyzia keluar dari kamar Arlan dan tidak kembali, Arlan jadi tidak tenang, ia mencari dimana istrinya, ternyata istrinya tidur di kamar tamu, membuatnya makin merasa bersalah.

Arlan mengeliat, mengumpulkan nyawa setelah bangun tidur, lalu ia duduk saat menyadari keyzia sedang
menatapnya. ia menunduk, karena ia tau ia lah yang salah disini.

"Ngapain Lo disini, katanya Lo ga suka sama gw kan?" Sindir Keyzia.
keyzia menatap tajam ke arah Arlan.

"Zia masih marah?" Tanya Arlan lembut. Arlan semakin menundukkan wajahnya saat tau bahwa saat ini keyzia sangat marah.

"Berhenti panggil gw Zia!" desisnya.
"gw ga suka cowo baperan, apa-apa dibawa perasaan, padahal cuma bercanda."

Isakan kecil terdengar, tapi keyzia seakan tidak mendengarnya, gadis itu keluar menuju meja makan.

Setelah sarapan pagi, semuanya berkumpul di ruang keluarga.

"Keyzia?" Panggil Alena. "Kata
mama kamu, kamu selalu juara
satu kelas ya?" Tanya Alena.

Keyzia hanya tersenyum kecil.
"Iya my, mama selalu nyuruh aku belajar lebih rajin dan juga fokus
sekolah dulu."

Rafael dan Kelvin bersorak riang
"Wah adik ipar, lo pinter banget sih, gw masuk sepuluh besar aja udah seneng, apalagi kalo juara kelas."
ujar Rafael.

"Em bang El kelas berapa?"

"12, sama juga kaya lo, tapi gw
lebih dewasa."

Kelvin yang mendengar itu ngakak,
memukul baju adiknya."dih sok dewasa banget ni orang, dia lebih tuaan dari Lo!"

"Em ya ya beda bulan doang."

Keyzia tertawa, lalu menatap kedua Abang iparnya, "oh ya bang Kelvin sekelas sama bang El juga ya?" Tanya keyzia.

"He'em iya key." Jawabnya.

"My Dy, Arlan ke kamar dulu ya,
permisi!"

BERSAMBUNG

ARLAN || CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang