7. PEMBUNUH GILA

26 7 0
                                    


~~~~•Enjoy•~~~~


Kini mereka tengah menyelidiki perampokan dan pembunuhan berantai yang masih belum terpecahkan, sampai² Alletha dan Agatha sempat frustasi dengan bukti yang belum cukup dan jelas.

"Pelaku sengaja menghilangkan jejak dan bukti perampokan, dengan membunuh korban yang ia rampok?" Ujar Alletha, pada saat mereka tengah rapat pribadi, dengan Agatha, Marvel, Jeff, dan Grace.

"Ada kemungkinan senjata yang pelaku gunakan saat ia membunuh adalah palu, martil, dan batu bata. Hal itu bisa dilihat pada luka korban semua ada dibagian kepala" Sahut Marvel sembari membuka sebuah lembaran.

"Sepertinya ini bukan kali pertamanya, pelaku melakukan tindakan seperti ini, mengingat sang pelaku sangat tahu aktivitas sang korban, dan pelaku ini hanya mengincar korban lanjut usia yang kaya" Tutur Jeff yang tengah mencatat pendapatnya pada sebuah dokumen.

"Ya kan Papi udah bilang" Timpal Agatha.

"Apa mungkin senjata yang dia gunakan itu, adalah senjata buatannya sendiri?" Tanya Agatha kepada keempat orang itu.

"Entahlah, tapi yang jelas senjata tersebut memiliki beban yang sangat berat, apa itu palu?" Balas Grace.

"Memang ada palu yang beratnya bisa menghancurkan manusia sebegitu sadisnya?" Tanya Jeff, Grace hanya menggeleng bingung saat mendengarnya.

"Baiklah kalau begitu, lanjutkan penyelidikan sampai terselesaikan" Ucap Marvel yang penasaran dan merasa bingung dengan jalan pikirnya si pelaku.

Penyelidikan pun terus berlanjut, beberapa bukti telah mereka temukan, namun itu tidak menutup kemungkinan kasus ini terpecahkan.

Alletha dan Agatha sedang berada disalah satu rumah korban, yang berhasil dirampok oleh pelaku, dan korban tersebut seperti baru dibunuh oleh sang pelaku. Keduanya tampak seksama, mencari beberapa bukti dan melihat kondisi sang korban yang sudah bergelimang darah.

"Kayaknya semua korban, dibunuh dengan cara yang sama, dibagian kepala" Ucap Agatha menoleh kearah Alletha.

"Bener, tapi kalo secara yang gue lihat, harusnya darahnya itu nyiprat ke langit-langit rumah, tapi kenapa ini enggak ya? Dia pake senjata apaan?" Sahut Alletha sembari melihat langit-langit.

"Coba lo pegang si korban deh al, siapa tau lo flashback gitu" Ujar Agatha kepada Alletha, mendengar itu Alletha segera menggeleng.

"Gak bisa ta, gue gak bisa flashback kalo sentuh manusia, seharusnya benda mati dah pokoknya" balas Alletha jongkok sambil menatap korban.

"Itu kan benda mati al" Alletha langsung menatap tajam Agatha, yang telah bicara asal ceplos itu.

"Goblok, itu manusia woi cuma udah metong aja dia" Tutur Alletha kesal dengan Agatha.

"Masalahnya disini gak ada benda milik pelaku, semua barang yang dicuri pun hanya beberapa rupiah, pas gue cek tadi dikamar, kayaknya pelaku gagal bongkar brangkas deh, karna brangkas nya tergeletak dilantai" Tutur Agatha

"Lo serius? Gue mau cek brangkas itu, siapa tau kan ada bekas tangan sang pelaku, jadi gue bisa flashback, mungkin" Sahut Alletha yang langsung menuju kearah kamar korban.

Benar saja, dia melihat sebuah brangkas yang tergeletak, namun sudah retak, Alletha pun langsung heran, benda apa yang bisa merusak brangkas ini. Perlahan Alletha memegang brangkas itu sambil menggunakan sarung tangan, yang sudah ia pakai daritadi.

Namun Alletha salah sangka, Saat dia memegang brangkas itu, dia tak merasakan apa-apa, dan sama sekali flashback itu tidak terjadi.

Agatha yang daritadi menunggu sambil mengecek korban, seketika heran, mengapa Alletha lama sekali didalam kamar itu.

Wintera! Detective Indigo Twins!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang