15. Panggilan dari Bocil

17 6 0
                                    

{WAJIB VOTE DAN FOLOW!}

Ketiga gadis mulai membuka matanya secara perlahan, ketika  mata mereka sepenuhnya terbuka, mereka seketika shock saat melihat dirinya tengah berada disebuah ruangan yang familiar yaitu di sebuah ruang wawancara para tahanan.

Saat mereka ingin berdiri, sayangnya kondisi mereka tengah diborgol dimasing-masing kursinya. Perhatian mereka langsung teralihkan pada kedua gadis dihadapan mereka yang setia memandangi sembari melempar senyuman kemenangan.

"KALIAN LEPASIN KITA!!" Jerit Metilda yang semakin memberontak.

"Apa maksud kalian bawa kita kesini hah?!! KALIAN KURANG AJAR!" Cecar Bianca.

Mendengar ocehan mereka, kedua gadis itu langsung memposisikan diri mereka, lalu perlahan mereka membuka masker untuk menunjukan kepada mereka identitas aslinya.

Ketika masker itu terlepas sepenuhnya dari kedua gadis kembar itu, ketiga gadis seketika membulatkan matanya penuh saat menyadari dua gadis itu bukan gadis sembarangan.

"W-wintera?"

Alletha dan Agatha kemudian duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan ketiga gadis yang masih dalam kondisi terjerat.

"Gak perlu lagi dong kita kenalan?" Celetuk Agatha menyeringai.

"Apa mau kalian?!" Ucap Metilda.

"Gampang kok, tinggal jawab pertanyaan dari kita," Sahut Agatha.

TOK!TOK!TOK!

Kini Alletha yang beranjak dari duduknya kemudian menghampiri siapa yang mengetuk pintu tersebut, sedangkan Agatha mengawasi ketiga gadis itu.

Saat pintu dibuka, Alletha keluar dan menutup kembali pintu itu dan berbicara dengan Jeff yang tengah membawa beberapa dokumen tentang informasi ketiga gadis itu dan juga Bima.

"Sekalian aja biar gak repot." Jeff menyerahkan dokumen itu.

"Thanks ya Jeff." Jeff pun mengangguk dan tersenyum, lalu dirinya pergi meninggalkan ruangan wawancara.

Sembari membawa dokumen itu, Alletha kembali masuk keruangan dan langsung membanting dokumen itu kearah meja, hentakan itu membuat ketiga gadis terperanjat kaget.

"Anyway kita mau kasih kalian sesuatu yang menarik buat kalian tonton." Alletha lalu menyiapkan sebuah laptop dan juga flashdish kecil.

Setelah diputar, ketiga gadis yang masih santai tadi seketika shock dan panik, melihat rekaman itu memperlihatkan mereka sedang menganiaya Bima dan mengakibatkan Bima tewas saat itu juga.

Setelah selesai, Alletha langsung menutup laptop itu dan kembali duduk untuk melanjutkan wawancara mereka.

"I-itu BOHONGAN! kita gak pernah bully siswa sampe mati, itu pasti editan! Seseorang berhasil sabotase CCTV itu!" Sangkal Metilda dengan keras.

"BETUL! Apalagi tentang Bima, kita gak pernah buat dia celaka sampe segitunya!" Imbuh Sofia membela Metilda.

"G-gue tau siapa yang sabotase CCTV itu! Pasti sahabat nya Bima!.....Gak salah lagi pasti sahabatnya Bima!" Tuduh Bianca.

"Banyak bacot, najis banget."

"Udah deh ya, Alibi kalian tuh udah expired, udah jelas-jelas divideo itu terbukti bahwa kalian yang bunuh si Bima, editan dari mana?!" Sela Alletha kesal.

Ketiga gadis itu hanya terdiam, memikirkan apa yang akan terjadi pada mereka di kedepannya.

"Kejahatan itu gak ada yang sempurna, tau gak? Meskipun kalian bersih dan pintar nyembunyiin jejak, tapi suatu saat pasti ada yang namanya ketahuan," Timpal Alletha sembari menyilangkan tangannya.

Wintera! Detective Indigo Twins!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang