13. Penutupan Kasus

20 8 0
                                    

~~~Selamat membaca all~~~



Sepulang mereka dari hari pertama dalam penyamaran mereka, Marvel dibuat terkejut dengan raut wajah kedua anaknya yang tampak suram.

"Loh? Anak papi pada kenapa sih?" Tanya Marvel seraya menghentikan pekerjaannya, dan beralih menatap mereka berdua.

"Kita berdua udah tau sifat asli Queen Of Bullyng itu pi, bener-bener bikin emosi," Kesal Agatha.

"Gimana mereka?."

"Awalnya emang ngrendahin kita pi, tapi kita berdua bisa atasi mereka dengan maki mereka balik, tapi Papi tenang aja, penyamaran kali ini gak bakal berlangsung lama, kami bakal segera ringkus tiga cewe gila itu." Pandangan Alletha beralih menatap Agatha.

"Tetap hati-hati ya, Papi andalkan tugas ini pada kalian." Keduanya pun mengangguk.

Kedua gadis itu lantas kembali ke rumah, dan mulai merancang strategi untuk meringkus ketiga pelaku yang membully korbannya hingga tewas.

"Kita tunggu besok, kalau mereka masih remehin kita, baru kita balas secara perlahan," Alletha menatap Agatha dengan serius.

"Kenapa harus tunggu sih, kan bisa tangkap dan langsung bunuh mereka," Penuturan Agatha sontak membuat raut wajah Alletha kesal, ia sembari  menyilangkan tangannya.

"Ingat Ta, kita tuh harus main cantik, kalo kita tangkap mereka langsung...Yang ada rencana kita malah jadi berantakan, ngerti gak?" Sahutnya.

"Ck iya udah lah, gue ngikut aja... Udah! Gue ngantuk," Sanggah Agatha.

Dia mulai membaringkan tubuhnya di kasur, karena letih telah bekerja keras hari ini.

"Eh ta, lo gak mau denger sesuatu dari gue? Ada yang spesial tau."

Mendengar ucapan Alletha, Agatha yang awalnya berbaring, setelah kembali beranjak dan duduk disamping Alletha.

"Apaan Al? Buruan" Ucap Agatha yang tak sabaran.

"Lo tadi di sekolah liat hantu gak?"

Agatha seketika merubah raut penasarannya menjadi sinis, kearah kembarannya.

"Kirain sesuatu apaan, ternyata makhluk beda dunia. Helehh spesial, dikira martabak spesial tambah kacang" Cibir Agatha.

"Lain weh!... Ini setannya Bima, si sosok yang meninggal gara-gara dibully sama Metilda dkk itu" Alletha membenarkan ucapan Agatha.

"SUMPAHH DEMI APAA? Lo tau darimana?.... Kok gue gak liat ya?"

"Gimana lo gak liat, mata lo aja sibuk liatin cowo-cowo basket!" Cibir Alletha yang kesal.

"Jadi lo tau? Dia mau komunikasi sama lo Al?" Tanya Agatha mulai serius.

Alletha menggeleng. "Dia gak mau kasih tau, tapi dari raut wajah yang gue liat, dia bener-bener miris ta"

"Maksud lo gimana?"

"Dia cowo pendiam, ganteng, pintar, tapi perilakunya yang buat ketiga cewe itu gak suka sama dia, dan ya itu akhirnya dia di bully habis-habisan sama mereka" Tutur Alletha.

"Dasar kurang ajar mereka!" Umpat Agatha. Alletha lantas merangkul pundak kembarannya.

"Yok tidur, besok bakal jadi hari yang panjang, dan lo besok liat sendiri hantu cowo itu" Agatha pun mengangguk.

*****

Esok hari pun tiba, kedua gadis kembar kini tengah bersiap-siap, ditengah kesibukan itu ketukan pintu kamar mereka mendadak berbunyi. Alletha pun segera membukanya, dan itu adalah Marvel.

Wintera! Detective Indigo Twins!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang