19. Dendam merubah segalanya.

15 7 0
                                    

[Wajibkan Follow dan Vote!]


Setelah semua berkumpul di kepolisian Gein, sedangkan Kasa mereka tempatkan diruang introgasi, dengan luka yang sudah diobati dan tangan yang diborgol.

"Sebenarnya kalian berdua siapa, kenapa bisa tau kita mau mengangkap dia?" Alletha menatap pasti kearah Ona dan Gallen, sementara itu keduanya hanya menampakkan wajah tersenyum.

"Kenalin kami berdua polisi pindahan dari kepolisian Codet, datang untuk bekerja sama dengan kepolisian Gein, kami juga sudah meminta izin kepada pak Marvel, dan beliau menyetujuinya," Sahut Gallen.

"Nama gua Gallen, dan disebelah gue namanya Ona," Lanjutnya yang beralih menatap Ona.

"Salam kenal, gua Onara Khanzaryn, panggil aja Ona," Imbuh Ona.

Keempatnya hanya bisa memasang raut wajah bingung, namun mereka tetap menghargai ucapan mereka.

"Gue Alletha, ini kembaran gue Agatha, dua polisi itu Jeff sama Grace," Timpal Alletha yang tersenyum. Ona dan Gallen pun tersenyum dan mengangguk.

"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik ya," Sahut Agatha.

"Pasti."

"Oh ya, kalian mau sekalian introgasi pelaku ya? Apa boleh kami ikut?" Tanya Ona.

"Boleh dong, tapi sebelum itu kalian ikut mereka berdua di secret room dulu, karena kami berdua pengen masuk dulu, pernah kenal sebelumnya soalnya," Balas Agatha.

"Okay."

Singkat cerita, Ona dan Gallen sudah berada di secret room bersama Jeff dan juga Grace, mereka berada disana guna memantau gerak-gerik si Kasa. Sedangkan Alletha dan Agatha, telah siap dan duduk dihadapan Kasa yang selalu menunduk entah menatap apa.

"Masih sakit sama luka itu?"

Kasa masih tak ingin menatap mereka, dirinya menahan malu, namun disisi lain dia juga merasa bingung harus mengatakan apa saat dirinya tengah di posisi itu.

"Luka itu gak sebanding, dengan nyawa tiga wanita yang udah lo renggut," Sindir Alletha menatap tajam kearah Kasa.

"Kenapa lo lakuin ini?"

Kasa belum juga membalas atau menatap mereka sekalipun, hal itu tentu membuat kedua Detektif itu kesal.

"JAWAB KASA!"

Desakan Agatha membuat Kasa mulai memberanikan diri, untuk mendongak dan menatap mereka.

"Awalnya kita udah anggap lo pahlawan, karena udah mau berani buktiin kekejaman Metilda dan temannya itu untuk mengaku, tapi ternyata lo lebih kejam dari mereka ya,"

"Gue juga awalnya udah salut sama aksi lo, mau berbagi bukti rekaman itu ke kita, tapi gue gak expect lo bakal bertindak lebih dari kelakuan mereka," Lanjut Agatha.

"Sekarang ceritain, maksud lo bunuh mereka itu kenapa?" Timpal Alletha.

Kasa nampak terdiam, ia memikirkan sesuatu dan ingin menyampaikan sesuatu hal, namun entah kenapa mulutnya seolah tertutup rapat untuk tidak menjelaskan semuanya.

"A-aku..."

Helaan nafas mereka lagi-lagi terdengar, merasa kesal dengan Kasa yang hendak menjelaskan namun seketika terdiam lagi.

"Meskipun Metilda dan yang lain sudah terjerat di jeruji besi...."

Mereka pun terdiam mendengarkan ucapan Kasa, dia sudah mulai ingin menjelaskan semuanya.

"Aku masih tidak terima jika sisanya bisa hidup damai di dunia ini, sedangkan Bima terus saja meminta keadilan terbaik untuknya."

Kedua gadis itu seketika menjadi bingung, maksud "sisanya" yang diucapkan Kasa, berarti masih ada orang lain yang terlibat dalam kematian Bima.

Wintera! Detective Indigo Twins!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang