3. Mimpi Sederhana

5.4K 755 30
                                    

Seluruh tubuhku terasa sakit. Aku ingat tubuhku bergulingan di atas jurang, menabrak batu berukuran besar, ranting pohon yang jatuh, dedaunan yang berguguran, dan tanah yang mengotori tubuhku.

[Maafkan sistem, Tuan! Seperti yang sudah sistem katakan, sistem terlalu terburu-buru dalam menguasai algoritma sihir tanpa memahami keseluruhan algoritma, makanya koordinasi teleportasi belum tentu jelas.]

Aku memuntahkan daun-daun yang masuk ke dalam mulutku, beserta pasirnya juga. Ini menjijikkan. Dengan seluruh tubuh berdenyut sakit, aku melihat ke langit sambil membaringkan tubuh.

Aku sudah berada di bawah jurang sekarang setelah berguling tanpa bisa terhenti walau entah sudah berapa kali menabrak batu atau pohon. Jadi, aku terkapar tak berdaya di bawah jurang dengan tubuh penuh lecet dan luka.

Hal baiknya, ada hal-hal semacam sistem yang berguna dalam krisis seperti ini.

[Sistem tengah menarik algoritma sihir penyembuhan.]

Jadi, luka-luka parah seperti bahu terkilir dan persendian tergeser atau tulang patah dengan lambat dipulihkan. Luka sayat, luka tusuk, dan berbagai banyak luka parah menutup dengan kecepatan lambat.

Ini sangat lambat, pemulihannya memakan waktu entah sudah berapa jam berlalu hingga senja bahkan sudah menyapa ketika seluruh tulang dalam tubuh dibenarkan letaknya. Darah masih merembesi pakaian lusuh khas penjahat sampai pakaian itu tak layak guna lagi, tetapi sangat menyedihkan karena aku tak memiliki pakaian lain untuk menggantinya.

Helaan napas entah sudah berapa kali aku embuskan, masih dengan posisi tubuh terlentang karena masih tak berdaya.

[Tuan, sistem hanya bisa menyembuhkan luka-luka berat yang Anda derita.]

Mataku berubah tajam sembari memelototi layar hologram di hadapanku. Walau latar belakang layar hologram adalah senja yang menyejukkan, tetapi efeknya yang sejuk tak bisa memengaruhi emosi amarahku.

Semenjak pertama kali bertemu, aku sudah menunjukkan tanda-tanda ketidaksukaanku terhadap sistem. Bukan hanya tak memberi tahu soal transmigrasi ke dunia novel, tiba-tiba dilemparkan pada situasi mematikan, gagal dalam teleportasi, sekarang gagal dalam penyembuhan?!

[Tuan, tenanglah! Sistem merasakan vitalitas emosi amarah Anda berada di angka 90%!]

Lalu, layar hologram berubah untuk menunjukkan ilustrasi tubuh manusia berwarna merah dengan keterangan; 90% merasa marah, 9% merasa sedih, 1% merasa putus asa.

Sial, bahkan sistem punya kemampuan menilik emosi yang membuat stalker di belahan dunia mana pun akan bertekuk lutut untuk mendapatkan kemampuan menjijikkan seperti itu.

[Vitalitas emosi menunjukkan bahwa rasa jijik Anda berada di angka 60%]

Tidak butuh informasi seperti itu. Aku mendengus kesal. Lalu, aku pun berusaha untuk mengubah posisi berbaring menjadi duduk. Aku terlalu lama berbaring sampai rasanya tubuhku pegal. Tidak aneh, walaupun tanah berumput, tetapi tetap saja terasa pegal karena permukaannya tak empuk.

Aku bisa melihat beberapa bagian pakaianku robek dan terembesi oleh darah kecokelatan yang sudah mengering. Seperti yang dikatakan oleh sistem, luka-luka berat seperti patah tulang atau benturan keras telah sembuh, tetapi luka gores dan sayat tipis, serta memar masih tak hilang di berbagai bagian lengan, kaki, bahkan wajahku. Untung luka benturan di kepalaku disembuhkan seketika hingga tak akan menjadi masalah serius.

“Terserahlah. Sekarang, aku berada di mana?”

Layar hologram lantas menunjukkan sebuah peta, rupanya ini peta Kerajaan Achthoven. Di sebuah lokasi, ada tanda segitiga merah yang hilang muncul, menandakan bahwa itu adalah lokasiku berada.

I Transmigrated Into a Finished NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang