Saat mendengar apa yang layar itu katakan—dia memperkenalkan dirinya sendiri sebagai sistem—pikiranku langsung kacau seketika.
Berbagai macam pemikiran pelik yang mengerikan langsung melintasi benakku dengan cepat. Mengenai bagaimana bisa aku berpindah lokasi atau bahkan dimensi—aku saja tak mengerti, dengan kecepatan bagai mengedipkan mata. Mengenai aku yang tiba-tiba didakwa hukuman mati dan sekarang aku sudah sadar kalau aku dikunci dalam alat pemenggalan zaman kerajaan, yaitu guillotine, siap untuk dieksekusi. Mengenai siapa sistem yang tiba-tiba muncul ini dan pertanyaan besar mengenai “Anastasius”, pemeran antagonis yang disebutkan oleh sistem.
[Kalau begitu, Tuan. Hitungan mundur sebanyak lima detik akan dimulai!]
Aku melotot ketika hitungan mundur dari detik kelima benar-benar akan dimulai. “Tunggu!” tahanku dengan cepat.
[Penghitungan waktu mundur dihentikan]
[Tuan? Apa ada yang salah?]
Entah mengapa, apa yang dikatakan sistem ini benar-benar membuat amarahku meledak-ledak. Rasanya aku bisa saja menghancurkan balok kayu ini hanya dengan modal kemarahanku saja.
“Apa ada yang salah, kamu bilang?!” teriakku frustrasi. “Situasi ini saja adalah kesalahan! Kamu sendiri tidak menjelaskan situasinya padaku dan mengatakan bahwa aku akan mati tiga detik lagi?! Apakah itu masuk akal?! Aku saja tidak tahu di mana ini dan apa yang sedang terjadi!”
Sistem membentuk emoji seolah kebingungan.
[(・o・)]
“Hei!”
[Saya kira, Tuan sudah mengerti kondisi Tuan]
Uratku bisa keluar saking kesalnya aku. “Tidak! Aku tidak tahu, dan jelaskan segalanya padaku, sialan!”
[Ah, apakah notifikasinya belum sampai pada Tuan, ya? Maafkan kerja atasan, biasanya karena terlalu banyak pemain, notifikasi mengalami eror saat ingin memberi tahu pemain hingga notifikasi macet dalam sistem.]
Aku hanya menatap sistem dengan tatapan dingin. “Apa aku peduli? Cepat jelaskan saja situasi apa ini dan kembalikan aku ke duniaku!”
[Kalau demikian, itu semua di luar kehendak sistem ╮(. ❛ ᴗ ❛.)╭ Sistem hanya menjalankan tugas untuk membantu pemain menghindari akhir berupa kematian. Kalau begitu, karena notifikasi rupanya tak sampai pada Tuan, saya akan menjelaskan dari awal.]
Jeda. Sistem membentuk abjad demi abjad di atas layar hologramnya. Meski begitu, suara robot yang kedengaran mulus mulai memasuki pendengaranku selagi dia menjelaskan.
[Dunia ini disebut sebagai Akhir Antagonis dan Upaya Bertahan Hidup. Dalam setiap dimensi berbeda, pemain seperti Tuan, akan ditransmigrasikan ke dalam dunia novel yang terakhir dibaca pemain. Dalam kasus Tuan, novel terakhir yang Anda baca yaitu berjudul The Tears of a Goddess. Karena dunia ini merupakan dunia akhir antagonis, maka sudah dipastikan jika Tuan akan ditransmigrasikan ke adegan di mana antagonis akan mendapatkan hukuman. Jadi, apa yang harus Tuan lakukan selanjutnya adalah berusaha untuk bertahan hidup sebagai antagonis yang akan berakhir!]
Sedari awal si sistem menjelaskan, hatiku tidak berhenti mengeluarkan kata-kata mutiara yang tepat untuk sistem. Notifikasi eror, terlalu banyak pemain, akhir dari antagonis. Informasi yang sistem katakan, memang mengandung banyak tanda tanya, tetapi setidaknya aku mengerti separuh apa yang dijelaskan sistem. Meski begitu, rasa kesalku masih membara rasanya.
“Jadi, kamu mengatakan kalau aku jadi antagonis dalam novel, yaitu Anastasius?”
[Benar sekali, Tuan! Senang mendapat pemain yang bisa bekerja sama~]
KAMU SEDANG MEMBACA
I Transmigrated Into a Finished Novel
Historical FictionHore! Aku jadi seorang pangeran yang hidup bergelimang harta dan serba kecukupan di dalam sebuah novel romansa-fantasi! Karena peranku adalah antagonis, jadi aku tinggal menghindari peran antagonis saja sambil melihat perkembangan pemeran utama dala...