Rapat para menteri rupanya berlangsung lebih lama dari yang sudah diharapkan, tetapi alasan itu saja tak semata membuat Helios memudarkan kegembiraan dalam hatinya. Dalam batinnya, akhirnya dia bisa menyingkirkan orang-orang yang menghalangi kehidupan nyaman Anastasius dengan cara yang paling keji. Memang tidak sepenuhnya mampu menghentikan penderitaan Anastasius, tetapi hal ini saja sudah lebih dari cukup untuk membuat yang lain belajar bahwa arti dari mengusik pangerannya adalah petaka.
Helios telah berhasil menyingkirkan Rheine de Karlsen menggunakan ayahnya, Baron Karlsen. Jika seperti ini jalannya, maka semua orang yang menyaksikan kini akan berpikir puluhan kali sebelum sudi menjatuhkan nama baik Anastasius sembari membubuhkan penderitaan di dalamnya. Anggap saja kejadian Baron Karlsen yang tragis ini merupakan pembelajaran bagi yang lainnya untuk menjaga sikap.
Pada saat Helios hendak kembali menuju kereta kudanya, ekor matanya menangkap Aurelius beserta ajudannya muncul dari balik lorong istana. Tumpukan dokumen di pelukan ajudannya membuat Helios sedikit menyeringai puas. Kebanyakan dokumen di sana merupakan bukti kejahatan Baron Karlsen yang Helios dapatkan dengan mudah menggunakan koneksi dan uangnya.
“Tuan Duke Helios.” Aurelius berhenti ketika keduanya tepat berhadapan. Tak seperti ajudan putra mahkota yang memiliki tumpukan dokumen, dia hanya membungkuk sepintas sebelum berlalu. Ajudan Helios pun ikut menyingkir sehingga hanya ada putra mahkota dan Duke saja yang berhadapan.
“Yang Mulia.” Helios memberikan salam singkat sesuai etiket. Dia lantas menatap Aurelius selepas menegakkan tubuhnya. “Apakah ada yang ingin Anda bicarakan lagi dengan saya?”
Aurelius memasang wajah tenang yang berwibawa, di mana ekspresi itu tak pernah ubah walau sekilas.
Memperhatikan wajah Aurelius, Helios menilik jika terdapat kesamaan rupa dalam netra bundar Aurelius dan Anastasius kala menelisik. Hidung Aurelius terkontur dengan baik, tetapi tidak secantik milik Anastasius. Bibirnya merah muda, tetapi milik Aurelius sedikit lebih gelap dibandingkan dengan Anastasius. Helai keperakan keduanya identik, tetapi Anastasius lebih suka apabila anak rambutnya menutupi dahi dibandingkan Aurelius yang merapikannya sedikit.
Mau tak mau, Helios mencari sisa-sisa Anastasius yang sudah lama tak ia rengkuh dari Aurelius. Namun, walaupun keduanya berbagi rupa dan darah, Helios tak merasakan ketertarikan yang sama terhadap Aurelius.
Anastasius-nya tetap mengisi hatinya.
“Aku hanya belum sempat mengucapkan terima kasih padamu, Tuan Duke. Jika bukan karena jasamu, mungkin bisa jadi terdapat peluang bahwa Achthoven memiliki keterlibatan perang dengan kerajaan lain. Aku percaya jika penyerangan kapal asing itu merupakan niat baik supaya deklarasi perang dengan kerajaan asing tak dikobarkan. Meski begitu, aku juga akan melakukan pencarian menyeluruh terhadap siapa pelaku yang mengemudikan kapal asing tersebut supaya kita bisa mengetahui kebenaran jika sosok di balik kapal itu merupakan kawan atau lawan.”
Helios tersenyum. “Itu bukan masalah besar, Yang Mulia. Anda tak memerintah Achthoven sendirian. Saya pula merupakan salah satu dari pejabat yang memimpin sebagian wilayah Achthoven, maka sudah jelas saya akan melakukan segalanya untuk melindungi Achthoven dari tangan-tangan kotor yang sudi menodai sucinya kerajaan kami ini.”
“Benar. Kerajaan berutang besar atas jasamu, Tuan Duke.”
“Anda terlalu menyanjung, Yang Mulia.”
Jeda selama beberapa detik ketika Aurelius menelisik ekspresi Helios. Senyum ramah di bibirnya yang agak mengering, rahang yang tegas di mana bekas luka memanjang di sisi kirinya tercipta, serta sepasang bola mata hitam kelam yang walaupun menyipit karena tersenyum, tetapi telah menyiratkan bahwa ianya tengah menyimpan misteri yang tak diduga.
![](https://img.wattpad.com/cover/368777870-288-k295691.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Transmigrated Into a Finished Novel
Historical FictionHore! Aku jadi seorang pangeran yang hidup bergelimang harta dan serba kecukupan di dalam sebuah novel romansa-fantasi! Karena peranku adalah antagonis, jadi aku tinggal menghindari peran antagonis saja sambil melihat perkembangan pemeran utama dala...