1

134K 795 1
                                    

imagine Gavin looking like this song 💀💋

*****

"GAVIN!"

"BERHENTI KAMU GAVIN!"

Gavin tetap berjalan meninggalkan papanya di ruang tamu.

"JIKA SEKALI LAGI KAMU TURUN DARI JUARA SATU PAPA BUNUH KAMU!"

Gavin mengepalkan tangannya, urat-urat ditangannya tampak semakin menonjol. Pria itu terlihat menahan emosinya agar tidak meledak. Gavin masuk kedalam kamarnya di lantai dua dan membaringkannya dirinya.

Gavin baru saja pulang lari sore, setiba di rumah ia mendapatkan papanya sedang duduk di ruang sofa menunggu dirinya.

Papanya pasti langsung pulang dari perjalanan bisnisnya ketika mendapatkan kabar jika Gavin tidak mendapatkan top pertama. Contohnya seperti saat ini, Marko Wijaya atau papanya langsung pulang dari perjalanan bisnis di singapura ketika mengetahui Gavin mendapatkan juara dua di olimpiade sains.

Gavin menutup matanya dan melupakan segalanya.

Gavin sudah terbiasa akan hal seperti ini, ia ditekan dan ditekan oleh papanya. Semenjak bundanya meninggal 10 tahun lalu atau saat dia berusia 6 tahun lalu membuat papanya tidak pernah memperhatikan dirinya. Papanya berubah.

Gavin tumbuh menjadi anak yang tidak tau apa itu kasih sayang. Ia selalu mendapatkan apa yang ia mau dalam bentuk materi, ketika ia meminta sesuatu papanya pasti langsung memberikan uang padanya. Begitu juga dengan kakeknya, Kakek Gavin juga selalu memberikan apapun yang Gavin mau.

Semua terlihat mudah dan menyenangkan tapi tidak ada yang tau bahwa hati Gavin terbentuk menjadi batu.

Pria itu bangun dari tidurnya dan langsung mandi, ia butuh menyegarkan pikiran nya. Setelah selesai dengan urusan kamar mandi, Gavin keluar dengan menggunakan celana training berwarna abu-abu tanpa atasan.

Gavin mengusap rambutnya yang basah dan berhenti tepat di depan kaca. Proporsi tubuh Gavin sangat idaman para kaum hawa. Badan yang tinggi, bahu lebar, perut berbentuk dan sudah pasti peluk able. Gavin hanya memandang sekilas dirinya lalu menuju meja belajar.

Gavin mengambil beberapa buku tebal bahasa inggris dan juga buku latihan, ia berniat belajar untuk olimpiade bahasa inggris bulan depan.

Pria itu turun dari lantai dua menuju ruang tamu, dirinya akan belajar diruang tamu.

Gavin melempar bukunya pada meja yang tersedia kemudian duduk pada karpet berbulu. Gavin sudah tidak mendapati Marko yang berarti pria berusia matang itu sudah pergi melanjutkan bisnisnya. Ya Marko memang sangat gila kerja tanpa tau apa alasannya.

Gavin memang sangat suka belajar, ia merasa tertantang untuk menyelesaikan soal-soal yang sulit. Gavin menurunkan kepintaran dari bundanya. Semasa Gavin TK bundanya memang selalu membantu Gavin belajar, bundanya juga selalu mengapresiasi segala bentuk usaha Gavin tapi kini semua berubah.

Dan Gavin tidak perduli.

****

"ANNAAA"

Anna menutup telinganya ketika Aneska sudah duduk disampingnya. Hal seperti ini sudah biasa bagi Anna.

"Gila-gilaaa, Lo tau scoups update Instagram AAAAAAAAAA"

"NES BERISIK"

"Hehe sorry"

Anna hanya menggeleng pelan dan melanjutkan bermain ponsel sedangkan Aneska masih berusaha menetralkan jantungnya.

Aneska memang sangat menyukai boy band dari korea terutama leader seventeen. Ia akan menjadi sangat heboh jika biasnya update.

"Eh Nes Bu Sitti datang" Aneska langsung merapikan dirinya dan menyimpan ponselnya.

"Pagi anak-anak" Sapa Bu Sitti.

"Pagi Bu" jawab seluruh isi kelas.

"Jadi hari ini ibu akan membagikan kelompok yang terdiri dari dua orang saja" Ucap Bu Sitti.

Aneska membelalakkan matanya, ia dan Anna langsung bertatap. keduanya berharap agar dapat sekelompok. Aneska sangat malas jika harus sekelompok dengan anak pemalas yang dimana ia harus kerja sendiri.

Aneska adalah anak yang tidak pintar tapi tidak pemalas, ia masih memiliki niat dan berusaha. Begitu juga dengan Anna.

"Baik lah jadi Anna dengan Adrian, Desi dengan Kalan, Aneska dengan Gavin,...." Ucap Bu Sitti

GAVIN 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang