7

47.6K 579 7
                                    


Gavin membelalak dengan tindakan tiba-tiba Aneska. Perempuan itu menutup matanya kemudian menghisap bibir lelaki itu. Cukup lama kemudian menjauh.

"Manis" ucap Aneska sambil mengecap mulutnya.

"Bohong lo" katanya menatap Gavin. Sedangkan Gavin masih tidak percaya dengan Aneska.

Sadar dengan tindakannya, Aneska mengerjapkan matanya kemudian mengalihkan pandanganya pada tugasnya.

"S-sorry" ucapnya.

Aneska menggutuki dirinya yang begitu berani. Ia melirik Gavin dari ekor matanya yang terlihat melanjutkan tugas miliknya. Aneska menatap bibir pria itu yang tertutup, rasanya manis dan kenyal.

Aneska ingin merasakan bibir itu lagi. Mengigit bibirnya kemudian dengan berani menarik Gavin dan menghisap kembali bibir itu.

Kaget? tentu, Gavin sangat kaget.

Pria itu hanya diam tidak membalas ciuman Aneska. Aneska menutup matanya dan menghisap bibir pria itu. Bibir yang berwarna pink alami seakan-akan dipoles oleh lipgloss.

Aneska sudah gila, ini adalah pertama kali baginya. Ia mencengkram rahang pria itu dan menyesap bibir Gavin. Setelah cukup puas dan tidak ada pergerakan dari Gavin, Aneska memundurkan wajahnya tapi dengan tidak terduga pria itu malah menahan tengkuk nya dan mengambil alih posisi dengan menghisap lidah Aneska.

Aneska membelalakkan matanya. Tidak terbayangkan olehnya bahwa pria ini akan membalas ciumannya, ia hanya merasa penasaran dengan bibir itu.

Aneska memukul dada Gavin berniat melepaskan ciuman mereka tapi Gavin malah menahan tangan Aneska kebelakang dengan Takan kirinya dan tangan kanannya menahan tengkuk gadis itu.

Ciuman Gavin cukup menuntut, pria itu memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Pria ini seakan sudah berpengalaman, ia menyesap rasa stroberi yang ada pada lidah Aneska dan menelusuri deretan gigi Aneska. Mencari rasa kepuasan melalui perang lidah mereka.

Gavin dengan mudah mengangkat Aneska naik ke pangkuannya. Memposisikan Aneska agar duduk tepat diatas penisnya yang berdiri. Aneska merasa janggal pada saat ia duduk di pangkuan Gavin, pria itu menggoyangkan pelan pinggul Aneska.

Aneska menutup rapat mata, ia mulai berkeringat dingin akibat ulah Gavin.

Gavin melepaskan tautan mereka ia menatap mata Aneska "Seharusnya lo berfikir sebelum bertindak" setalah mengucapkan hal tersebut Gavin mengendong Aneska seperti karung beras naik ke lantai dua menuju kamarnya.

"Lepas!" Aneska memukul punggung Gavin takut tapi Gavin tidak peduli dengan hal itu.

GAVIN 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang