4

34.6K 542 2
                                    


"Gavin ayo kerjain tugas Bu Sitti"

"Heh"

Aneska tidak menyerah, hari ini ia juga berusaha untuk membujuk pria itu.

"Woi"

Tetap sama pria itu tidak memberikan respon apapun pada Aneska. Tidak ada yang tau kenapa Gavin sangat tidak peduli dengan tugas kelompok padahal pria itu sangat rajin mengerjakan tugas pribadi.

Semua tau bahwa Gavin sangat rajin dan pintar tapi semua juga tau bahwa Gavin setidak peduli itu dengan tugas kelompok.

Sudah berkali-kali mereka mendapatkan kelompok dengan Gavin tapi pria itu tidak pernah ikut andil dalam tugas kelompok.

Para guru juga tidak pernah ada yang marah dan peringkat Gavin tidak pernah turun dari satu karena pria itu selalu menyumbang piala pada sekolah mereka.

Tapi kali ini Aneska ingin Gavin peduli dengan kelompoknya. Bukanya apa-apa tapi Aneska tidak paham dengan beberapa soal dan ia yakin bahwa Gavin pasti paham.

Aneska memang bisa saja meminta bantuan dari yang lain tapi ia tidak yakin mereka juga paham dengan soal tersebut. Ia lebih yakin Gavin yang paham karena pria itu sangat pintar.

"Gavin please" Aneska sudah terlihat frustasi.

Siswa/I yang melihat aksi Aneska hanya bisa merasa kasihan dan untung diwaktu bersamaan. Mereka merasa untung karena tidak satu kelompok dengan Gavin jadi mereka tidak perlu seperti Aneska yang berusaha membujuk Gavin.

Final

Gavin menoleh pada Aneska setelah lama Aneska berusaha membujuk pria itu.

"Gua ga mau, kerjakan sendiri bego"

Jleb

Ucapan Gavin benar-benar menyinggung Aneska. Setelah lama menunggu pria itu berbicara tapi yang keluar adalah kata-kata yang menyakitkan.

"Gue ga bego tapi Lo yang bego" Aneska meninggalkan Gavin dengan perasaan kesal. Perempuan itu kembali pada bangkunya dan mulai menangis.

Ia tidak pernah dikatakan bego oleh siapapun jadi dirinya merasa tersinggung oleh ucapan Gavin.

Anna dan Alifah berusaha menenangkan Aneska yang menelungkupkan kepalanya pada meja karena menangis.

lagi dan lagi seluruh kelas merasa kasihan pada Aneska, anak manis itu harus berhadapan dengan pria berkacamata dengan poni yang menutupi wajahnya. Pria paling aneh di seluruh sekolah mereka.

Mereka mulai berbisik-bisik setelah melihat Gavin tidak peduli akan Aneska, Gavin melanjutkan mengejarnya soal-soalnya.

Dasar pria aneh batin seluruh murid di kelas

Kembali lagi, Gavin sibuk mengerjakan soal-soal bahasa Inggrisnya.

Ia merasa pusing karena waktu olimpiade bahasa inggris sudah dekat. Dirinya semakin memaksa untuk terus belajar dan belajar.

kepalanya serasa ingin pecah ditambah lagi dengan seorang perempuan yang memaksanya menyelesaikan tugas kelompok mereka. Ia ingin marah tapi untungnya dapat dirinya tahan.

Gavin melirik sebentar pada Aneska yang terlihat masih menangis dan di tenangkan oleh temannya.

Entahlah ada rasa aneh didadanya karena membuat anak perempuan itu menangis.

Gavin menggelengkan kepalanya dan melanjutkan kegiatannya

GAVIN 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang