25

18.8K 454 40
                                    

Gavin menatap pada bangku Aneska, kosong namun sudah bertengger tas pink perempuan itu. kemudian ia beralih pada bangku sebelah Aneska yang dimana terdapat Anna yang sedang mengerjakan sesuatu pada buku tulisnya. Gavin mendekat pada bangku Aneska.

Merasa ada seseorang yang berdiri dekatnya, Anna sontak mendongak. Mendapati Gavin sedang berdiri sambil menatap tajam matanya.

"Aneska?"

"Ha?" Anna mengernyit bingung namun kemudian ia mengangguk paham.

"Oh caca, dia balikin jas lab ke kelas sebelah"

Gavin mengerutkan dahinya bingung, Caca?

"Annaa"

Baik Anna maupun Gavin serentak menoleh pada pintu dimana terlihat Aneska yang berlarian kecil.

"Asli na Aisyah ternyata pacaran sama Reno, pantesan Reno mau nolongin gue padahal dia mau apel ke Aisyah"

Berdiri tepat disebelah Anna dengan nafas yang tidak teratur tapi wajahnya di hiasi dengan wajah penuh keterkejutan. Ia dengan semangat menceritakan gosip yang akhir-akhir ini dia dengar.

"Ca" Anna menggerakkan kepalanya, seolah mengisyaratkan ada seseorang diseberang Aneska.

Aneska mengerjap polos lalu mendongak, mata coklatnya bertemu dengan tatapan Gavin yang datar namun tajam. Ya mungkin orang akan berfikir Gavin sedang marah namun itu adalah penampilan wajah Gavin sehari-hari.

"Oh, hai Gavin" Ucapannya sambil menampilkan senyum manisnya.

Aneska berjalan mendekat pada Gavin sambil merogoh kantong mencari ponselnya. Namun Tidak sengaja matanya melihat pada tangan Gavin yang sudah menggenggam ponselnya, ia dengan cepat akan mengambil ponsel itu.

tapi Gavin langsung memasukan pada saku celananya dan memberikan ponselnya pada Aneska.

"Ini aja"

setelah memberikan ponselnya, Gavin berjalan meninggalkan kelas. Aneska melongo menatap ponsel Gavin.

"Loh? tapi gue butuh hp gue. Woi Gavin"

tidak menyia-nyiakannya waktu ia berlari mengejar Gavin yang sudah menjauh. Keadaan kelas sedang jam pelajaran kosong.

Ya pemandangan seperti tadi sudah menjadi hal biasa bagi seluruh kelas. Mungkin mereka heran bagaimana bisa Aneska dekat dengan Gavin yang notabene nya ansos, kutu buku dan selalu menyendiri.

Seperti yang kalian juga tau kalau Gavin itu tidak ingin memiliki teman karena ia merasa itu sangat menganggu dirinya yang sedang belajar, tapi saat ini pria itu bahkan meninggalkan buku-bukunya di atas meja dan pergi keluar bersama Aneska lebih tepatnya menunggu Aneska mengejar dirinya.

Yah, itu akan lebih baik dari pada pria itu berdiam duduk di bangkunya seolah tidak tersentuh.

Tapi tetap saja menimbulkan pertanyaan dibenak Mereka, bagaimana caranya?

kembali pada Aneska dan Gavin.

"Gavinnnn"

Aneska mempercepat langkahnya hingga berlari mengejar Gavin.

"Hey"

Mendengar teriakkan dari arah belakang membuat Gavin menghentikan langkahnya. Ia sudah tau siapa yang memanggilnya.

"hahh hahh lo kuda atau manusia sih? cepat bangat jalannya"

Memang berbeda jika seseorang yang memiliki kaki panjang dan kaki pendek, selalu saja membuat Aneska harus berlari untuk menyetarakan langkah mereka.

"Mau kemana?"

"Perpus"

Alasan Gavin, sebenarnya ia sendiri tidak tau akan kemana dan hanya mengikuti langkah kakinya.

GAVIN 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang