18

20.9K 332 4
                                    

"Nih"

Gavin menghentikan jarinya yang sedang menulis, ia melirik satu kotak susu coklat dihadapannya lalu mendongak keatas.

Aneska berdiri dengan senyum khas miliknya, memiliki lesung pipi menambah kesan manis di wajahnya.

Gavin tidak menggubris, ia melanjutkan aktivitasnya. Tidak menyerah, Aneska duduk disebelah pria itu.

"Gue minta maaf" ucap Aneska, meskipun Gavin tidak memberi respon apapun ia tetap berbicara.

"Kita temenan aja deh, gue becanda soal dua hari yang lalu" Menjeda kalimatnya, Aneska mematahkan coklat batangannya menjadi dua bagian. Ia meletakan separuh coklat itu di samping kotak susu tersebut dan separuhnya lagi dia makan.

"oiya sebentar ya Gavin"

Aneska buru-buru beranjak menuju kursinya. Gavin yang sedari tadi hanya diam saja, mulai melirik pada susu coklat dan coklat batangan separuh tersebut lalu melirik pada Aneska yang terlihat menulis sesuatu.

Ia langsung mengalihkan pandanganya pada buku di atas meja ketika Aneska kembali pada mejanya, seolah tidak perduli dengan Aneska.

Aneska mengambil kembali susu itu dan menempelkan sticky notes yang sudah berisi tulisan.

"Sorry gue cuma bisa kasih itu soalnya uang jajan gue ga cukup kalau beli yang lain"

Kring kring

Bel bernyanyi pertanda istirahat telah selesai.

"Bye Gavin" Ucapnya beranjak sambil tersenyum. Ia langsung nimbrung pada Anna dan Amel yang baru saja masuk kedalam kelas. Sesekali ia juga memukul Nicholas yang gencar menjahili Aneska.

Kembali pada Gavin?

Gavin?

Sekuat apapun dirinya menahan agar tidak perduli pada susu coklat dan coklat yang diberikan Aneska, ia tetap kalah. Entah mengapa reaksi tubuhnya berbeda.

Baiklah Gavin mengalah kali ini, ia menatap susu coklat yang berisi sticky notes:

"Maaf Gavin, semoga harimu bahagia"

Begitulah isinya, ia juga menatap coklat disebelah susu coklat itu. Ada perasaan aneh pada dirinya, tidak bukan cinta tapi rasa yang menurut Gavin benar-benar aneh.

Ga jelas. Batin Gavin

Brukkkkk

Baru saja Gavin akan melanjutkan kegiatan menulisnya namun tiba-tiba ia dikagetkan dengan pertengkaran dua orang pria.

Tidak Gavin tidak kaget melihat mereka bertengkar namun ia kaget karena mejanya yang bergerak karena ulah mereka.

Mereka, Aldo dan Bastian. Saudara kembar yang memang sering sekali bertengkar meskipun untuk hal sepele.

"Itu punya gua anjing"

"Bangst, itu punya gue. Punya Lo udah rusak dan gue lihat sendiri kalau Lo buang pulpen itu kedalam tong sampah" Ucap Aldo.

"Sok tau komtl"

Brukkk

seluruh perempuan langsung berteriak ketika Bastian menonjok muka Aldo sehingga Aldo terhuyung kuat  kebelakang tepat pada meja Gavin.

Bogeman Bastian tidak main-main, Aldo langsung mundur akibatnya dia terjatuh berserta meja Gavin yang ikut terjatuh.

Semua Isi di atas meja Gavin juga ikut jatuh, buku dan pensilnya berserak tapi bukan itu yang Gavin lihat, yang ia lihat adalah coklat itu jatuh tertimpa buku sedangkan Susu coklat itu baik-baik saja meskipun terjatuh.

Seluruh kelas langsung diam dan melotot, mereka ingat bahwa Gavin sangat tidak suka di ganggu apalagi sampai separah ini.

Gavin berdiri, berjalan pada Bastian dan langsung mencekik pria itu. Kelas langsung berteriak histeris namun hanya sementara karena mereka tidak berani berbuat apa-apa.

"ahkkk" itu Bastian, ia berusaha menahan Gavin yang terus mencekik lehernya. Lehernya sakit dan ia sangat sulit bernafas.

Gavin tidak perduli, meskipun wajah Bastian sudah merah padam tapi ia terus mencekik Bastian.

Aneska melirik kepada seluruh kelas, tidak ada yang mau melerai bahkan ketua kelas juga diam saja. sedangkan Bastian sudah mulai kehabisan nafas.

Sedikit mengumpulkan keberaniannya, Aneska berjalan menuju Gavin. Ia langsung menarik tangan kiri Gavin pelan.

Semua menatap Aneska, mereka memuji keberanian perempuan itu karena berani berurusan pada Gavin.

"Gavin.." Ucap Aneska pelan namun bisa di tangkap Gavin.

Seolah tersadar, Gavin melonggarkan cekikannya sehingga Bastian jatuh sambil terbatuk-batuk. ia meraup banyak oksigen, ia tidak menyangka Gavin akan senekat itu.

Gavin melirik tangannya yang dipegang oleh Aneska kemudian berlalu pergi keluar dari kelas.

sementara itu laki-laki langsung berbondong membantu Aldo dan Bastian yang sama-sama lemas, Aldo karena bekas Bogeman dan Bastian akibat cekikan.

"Ada apa berkerumun disana?"

ketika Ibu Nur guru bahasa inggris masuk, ia sudah dibuat bingung karena situasi.

"Aldo? Bastian? kalian dua lagi. Ikut saya ke ruang bk"

Aldo dan Bastian hanya pasrah, mereka sudah sangat sering keluar masuk BK hanya karena perkara kecil yang mereka buat. Namun perkara kecil selalu mereka besar-besarkan baik mulai dari Aldo atau mulai dari Bastian.

***

"Halo pa"

"Halo?"

"Kemarin Gavin dapat medali Emas"

"Kompetisi?"

"olimpiade matematika"

"Hm"

"Gavin mau dua orang yang sedang berurusan di ruang bk di keluarkan dari sekolah"

"Kenapa?"

"Cek cctv sekolah"

Setelah mengatakan itu Gavin langsung menutup panggilannya. Tidak sopan namun hal biasa bagi mereka.

GAVIN 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang