29

19K 430 45
                                    

Sekali lagi ku pertegas untuk 18+ itu khusus KaryaKarsa dan semua cerita ku yg 18+ kelanjutannya ada di karyakarsa. tidak dibaca juga tidak masalah.

Kalau kalian benar-benar gak nyaman sama cerita ini aku minta maaf ya... kalian boleh skip cerita ini tapi jangan bilang "gak jelas" karna sedari awal juga udah ku terapkan 18+ itu kelanjutannya ada di karyakarsa, Itu sudah jelas.

so

Sekali lagi aku minta maaf ya teman-teman, selamat membaca 😘💐

*****

"Gavin shh please stop"

Aneska berucap lirih ketika merasa Gavin akan menggoyahkan pinggulnya.

Ulu hatinya terasa sakit, melihat sisi Gavin yang berbeda membuat hatinya seakan diremukkan.

Mata lelahnya menatap pria itu, Ia menangkup wajah Gavin. memberikan usapan lembut kemudian menariknya masuk kedalam pelukannya.

Aneska tidak tau apa yang terjadi pada Gavin saat dirinya tertidur namun apapun itu ia hanya perlu menurunkan egonya, membujuk Gavin agar mau berbicara. Pria seperti Gavin hanya perlu didengar tanpa dihakimi.

Aneska merasa aneh semenjak Gavin menerima panggilan saat pulang sekolah, mengajak dirinya pada Mension ini, meninggalkan dirinya didalam kamar dan terakhir Gavin memaksa dirinya melakukan hubungan segs saat ia justru baru bangun.

Meskipun sempat menangis karena Gavin terlalu kuat menggenjot pinggulnya.

Berakhir Gavin yang akan melanjutkan ronde kedua namun Aneska tahan.

Nafas Gavin yang memburu perlahan teratur. Ia memasukkan wajahnya pada ceruk leher Aneska, menghirup aroma manis yang terpancar dari perempuan itu.

Ia beralih kesamping, menarik Aneska untuk dipeluk. Meski terkejut, Aneska samasekali tidak memberontak. Ia malah dengan lembut memberikan usapan pada rambut Gavin.

"It's okay, take a deep breath"

Gavin mengikuti ucapan Aneska, ia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskan pelan. Aneska menutup mata kirinya, hembusan nafas Gavin tepat di daerah sensitifnya.

"everything it's gonna be fine, okay? don't worry, you have me. Aku engga akan kemana-mana... perang apapun yang ada dikepala kamu, itu semua gak benar. I always hare, always by your side" Bisik Aneska lembut.

Kalimat panjang Aneska menumbuhkan rasa sakit yang amat sakit di hatinya. Ia merasa tenang namun merasa bersalah diwaktu yang sama.

Aneska bahkan berbicara dengan lembut dan mengubah 'gue' menjadi 'aku'. Dimana lagi ia menemukan perempuan seperti ini? Mamanya bahkan meninggalkan dirinya.

ah ya, teringat akan ucapakan kakeknya yang berputar dikepala nya bagai kaset rusak. Berfikir apakah Aneska akan menerima tawaran kakeknya dan berakhir mereka tidak akan pernah bertemu lagi?

Namun hatinya mulai tenang, Ia percaya Aneska tidak mungkin melakukan hal itu.

Ia mengeratkan pelukannya seolah takut Aneska akan menghilangkan jika pelukannya melonggarkan. Gavin menikmati setiap usapan lembut di kepalanya membuat ia semakin nyaman dan semakin terbawa kedalam mimpi.

tbc

GAVIN 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang