22

16.7K 286 6
                                    

ada yg baca manwha try begging me? asli fantasi Leon ke grace bikin bulu kuduk naikk 🙀

...

Aneska mengerjap polos, Ia hanya menatap Gavin tanpa berniat menurut pada permintaan Gavin.

"ha?"

Gavin menatap Aneska datar, ia kembali mencium ceruk leher Aneska. Salah satu tangannya masuk pada seragam Aneska dan meremas payudara Aneska.

"Ughh Gavin"

Telinga Gavin memerah mendengar ucapan Aneska. Ia semakin gencar mencium dan mengigit leher Aneska.

"Mphhh Gavin s-stopp"

Bukannya berhenti Gavin mulai naik menindih Aneska.

"Gavin!"

Aneska membingkai wajah Gavin dan mengangkatnya sehingga kedua tatapan mereka bertemu.

"Gue lagi datang bulan"

Gavin menatap Aneska, ia menelan ludahnya kasar.

'shit' bantinya

Tanpa berucap apapun Gavin berdiri meninggalkan Aneska didalam kamar, tidak lupa Gavin menutup pintu kamar.

Aneska yang ditinggal merasa bingung, ia tau Gavin pasti sedang nafsu tapi mengapa pria itu pergi keluar?

Ia berdiri dari posisinya, tidak berniat mengejar Gavin. Memandangi kamar yang luas, ia menatap salah satu bingkai foto dinding kamar Gavin.

Bingkai yang tidak besar dan berwarna monokrom, menampilkan seorang wanita berumur 30an tahun. masih sangat cantik dan segar.

Wanita itu tidak sendiri ada pria imut dengan senyum manis disebelah wanita itu. Pria yang menampilkan deretan gigi susu nya, dan Aneska yakin itu adalah Gavin.

Gavin sangat manis sewaktu kecil, tidak ada wajah datar dan angkuh. Tapi Gavin tidak terlalu mirip dengan wanita disebelahnya, apa Gavin mirip dengan papanya?

Aneska memandang dengan serius wajah keduanya, mengapa juga tidak memberikan warna pada foto itu.

"Itu mama"

"EH?!"

Aneska terperanjat kaget, menatap horor pada pria yang berdiri disebelahnya. kapan Gavin masuk kedalam kamar ini?

Tatapan Aneska perlahan berubah penasaran, memperhatikan dari samping. Melihat pupil Gavin seperti membesar, ia kemudian mengalihkan perhatiannya pada foto tersebut.

Ah, mungkin Gavin memiliki masa lalu yang kelam, Aneska mengangguk paham. Itu adalah privasi Gavin dan ia tidak ingin ikut campur terlalu dalam.

"Ehem, duh lelahnya"

Berusaha mencairkan suasana Aneska meregangkan otot lehernya.

"Kayaknya gue harus pulang"

Gavin langsung menatap Aneska yang berdiri disampingnya, hanya sebatas bahu pria itu.

Aneska mengerjap cepat dengan kedua alis naik.

"Kenapa?" tanyanya.

Gavin diam menatap Aneska dengan tatapan biasanya, tatapan datar.

"Perut gue sakit  banget karna lagi mens dan gue lelah. Okay? Bye" 

Belum sempat Aneska berbalik, Gavin sudah menahan tangannya. Menarik Aneska duduk di renjangnya dan berbalik menuju walk-in closet. Aneska duduk diam, ia penasaran apa yang akan dilakukan pria itu. 

Gavin datang membawakan kaos putih dan celana abu-abu trainningnya beserta hoodie yang bertengger di bahu kanan gavin. 

"Pake" 

Menatap bingung pada pakaian di tangan Gavin ia beralih menatap wajah Gavin, menaikkan alisnya seolah bertanya. 

Tidak memberikan respon apapun gavin meletakan pakaian itu di atas renjangnya dan membuka kancing seragam aneska. Aneska melotot, ia menepis tangan gavin dan memeluk dirinya sendiri seolah takut gavin akan melaukan hal aneh. 

"Ganti" 

Aneska diam, Gavin selalu saja irit bicara membuat Aneska kebingunggan. Tidak bisakah gavin berbicara lebih jelas? selalu satu atau dua kata saja. 

Mengangguk paham "Balik badan, jangan ngintip"

Gavin menaikkan salah satu alisnya.

"Buru balik badan, gue malu" Pada akhirnya Aneska berdiri memaksa gavin membalikan badan pria itu sehingga gavin tidak akan melihat dirinya yang akan berganti pakaian. 

Tanpa Aneska sadari gavin menarik tipis senyumnya, merasa tergelitik karena ucapan gadis itu. Malu? bahkan gavin sudah mencium setiap inci tubuhnya. 

GAVIN 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang