bab 16

6K 305 5
                                    

             ⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

Prangg

"Rey," lirih Xavier.

Tadi ia berniat ingin minum tapi gelas yang ia pegang tidak sengaja terjatuh dan tiba-tiba ia teringat dengan Rey.

Xavier segera mengambil handphone nya dan langsung menghubungi Rey karena ia yakin bahwa pemuda itu sudah sampai di Amerika.

Tapi sayangnya nomor Rey sama sekali tidak aktif, Xavier mencoba untuk menelpon Kenan dan Keyla tapi dua-duanya tidak aktif juga membuat Xavier sangat khawatir.

"Rey plis angkat telpon nya," lirih Xavier sambil terus nelpon sang kekasih tapi sayangnya tidak ada satupun dari panggilan tersebut yang dijawab oleh Rey.

"Kamu kemana Rey? Plis angkat telpon nya jangan bikin aku khawatir baby," gelisah Xavier, ia sangat takut Rey kenapa-napa.

•••

"Dok keadaan pasien kritis," ucap salah satu suster yang sedang memantau keadaan pasiennya.

Mendengar itu sang dokter langsung menghampiri pasien yang sedang terbaring lemah dengan banyaknya alat bantu yang menjadi penunjang kehidupannya saat ini.

"Pasien tidak bisa diselamatkan tepat pada pukul 7:30  tanggal 11-06-2024, pasien dinyatakan meninggal,"

•••

"Apakah dia tidak akan kecewa?" Tanya seorang pemuda kepada pria dewasa yang menjadi daddy nya.

"Semoga saja tidak boy, daddy yakin dia pasti akan mengerti," ujar sang daddy menenangkan.

"Tapi Dad, bagaimana kalau dia benci kepada kami?" Tanya pemuda lainnya.

"Percaya sama Daddy El, dengan perlahan kita kasih dia pengertian. Daddy yakin dia mau mengerti," ujar sang daddy yang mulai geram dengan para putra nya.

"Aku tidak sabar untuk bertemu dengan nya,"

"Bukan hanya kamu tapi aku juga,"

•••

Sudah beberapa hari Rey tidak bisa dihubungi membuat Xavier kalang kabut, ia sangat khawatir dengan keadaan sang kekasih, bahkan Xavier sudha menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Reyvaro dan dia juga berencana untuk pergi ke Amerika mencari keberadaan Rey nya.

"Bagaimana? Apakah sudah ada titik terang?" Tanya Xavier kepada anak buahnya lewat telpon.

"Maaf tuan, saya tidak menemukan jejak tentang kekasih anda," jawab dari sebrang sana membuat amarah Xavier meledak detik itu juga.

"Kalian saya gaji dengan bayaran yang tinggi! Jangan beemain-main dengan saya, saya tidak mau tau secepatnya saya ingin mendengar kabar baik tentang nya," tekan Xavier.

"Ba-baik tuan," jawab dari sana dengan nada gugup.

Tutttt
(Bukan suara kentut ya🤭)

"Rey sayang, kamu kemana by?" Lirih Xavier.

Keadaan Xavier sekarang jauh dari kata baik, penampilan yang tidak terurus, tubuh yang semakin kurus, kantung mata yang menghitam.

Bahkan sudah 3 hari ini dia tidak masuk sekolah dengan alasan sedang sakit.

Tintong

Xavier segera membuka pintu apart nya melihat siapa yang datang kesana dan ternyata itu adalah para sahabatnya.

"Ngapain?" Tanya Xavier dingin dan menatap mereka datar.

"Santai dong, sensi amat lo, lo lagi ada masalah? Mau cerita?" Tawar Rafael karena ia tau sang sahabat sedang membutuhkan tempat curhat saat ini.

Xavier menghela nafas pelan, lalu mempersilahkan mereka untuk masuk. "Kalian duduk ajah dulu," ujar Xavier lalu mereka pun duduk sedangkan Xavier pergi kedapur untuk menyiapkan minum.

Tak lama Xavier kembali dengan nampan ditangan nya lalu menaruhnya diatas meja dan ikut duduk gabung bersama teman-teman nya.

"Rey udah 3 hati gabisa gue hubungi, bang kenan dama kak Keyla pun gabisa gue hubungi. Gue udah coba buat nyari tapi belum ada hasilnya sampai sekarang," lesu Xavier.

Mendengar itu mereka terdiam, mereka pun bingung harus menanggapi seperti apa.

"Lo mau kesana?" Tanya Revan menatap Xavier.

"Hmm, lusa gue mau kesana," jawab Xavier.

"Gue bakal ikut bantu cari Rey, kebetulan bokap gue punya kenalan disana sapa tau bisa membantu," ujar Raka.

Xavier tersenyum tipis mendengar itu. "Thank udah mau bantu," ujar Xavier yang mendapat anggukan pelan dari mereka.

"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘢𝘪𝘬-𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘣𝘢𝘣𝘦,"

"𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘭𝘰 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘝𝘢𝘳, 𝘨𝘶𝘦 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘢𝘯 𝘭𝘪𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘩𝘢𝘣𝘢𝘵 𝘨𝘶𝘦 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨,"

•••

"Kita mau kemana sih bang?" Tanya seorang pemuda kepada pemuda yang lebih tua darinya.

"Kita akan bertemu dengan mereka," jawabnya sambil pokus menyetir, karena takut suatu hal tidak diinginkan terjadi.

"Mereka siapa?" Tanya pemuda itu penasaran.

"Nanti kamu akan tau,"

"𝘈𝘭𝘸𝘢𝘺𝘴 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪," keluh nya dalam hati.

"Ayolah bang beritau Rey," rengek pemuda itu kepada sang abang ia sungguh penasaran.

"Diam Rey, nanti juga kamu tau. Mereka orang-orang yang kamu rindukan saat ini," jawab sang abang tanpa mengalihkan perhatiannya kepada sang adik.

"Really? Siapa?" Tanya pemuda bernama Rey itu.

"Sudahlah kamu ini bawell sekali," kesal sang abang.

"Ya kan cuman penasaran bang," gumam Rey sambil melihat keluar yang menurutnya lebih enak dipandang dari pada sang abang yang tidak bisa diajak bercanda.

"𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘙𝘦𝘺, 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘶," batin abang dari Rey tersebut sendu












Sesuai dengan suasana hatiku yang sedang buruk saat ini.

Jangan lupa Vote dan komen

Terimakasih

Transmigrasi Elyen (BL) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang