bab 26

5.3K 204 15
                                    

⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

Sesampainya di rumah sakit, Rey langsung ditangani oleh 3 dokter sekaligus atas perintah Xavier.

Siapa yang bisa menolak keinginan Xavier? Yang ada mereka akan di pecat oleh pemilik rumah sakit itu, karena rumah sakit tersebut milik Xavier.

Xavier terus mundar-mandir seperti setrikaan, perasaan pemuda itu sedang cemas saat ini.

Xavier tidak berani menghubungi orang tuanya maupun orang tua Rey, karena ia takut mereka akan kembali mengambil Rey dari nya.

"Kamu kuat sayang," batin Xavier.

Tapi tak lama dokter keluar dan Xavier segera menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan kekasih saya?" Tanya Xavier dingin membuat Dokter itu sedikit takut dengan aura yang di keluar kan Xavier.

"Keadaan pasien baik-baik saja, tidak ada luka serius yang di deritanya. Tuan hanya perlu menunggu pasien bangun saja," jelas dokter itu membuat Xavier menghela nafas lega.

"Aku ingin masuk," setelah mengatakan itu Xavier segera masuk melewati dokter tadi.

Sedangkan sangat dokter tadinya ingin melarang tapi apa boleh buat? Yang ada nanti tinggal nama dia tuh

Xavier berjalan mendekati Rey yang masih menutup matanya dengan perban yang menghiasi kepalanya serta beberapa alat medis lainnya.

Pemuda itu duduk dikursi sebelah Rey, Xavier mengusap pelan kepala Rey.

"Cepet bangun ya sayangnya Vier," gumam Xavier sambil terus memandangi wajah Rey yang begitu Damai dengan tidurnya.

•••

23:30

Rey terbangun, pemuda itu meringis pelan sambil memegang kepalanya dengan sebelah tangan lalu melirik kesamping saat merasakan ada seseorang di sana.

Rey dapat melihat pemuda yang sedang tertidur sambil menggenggam tangan nya.

Reu menatap Xavier dengan pandangan yang sulit di artikan, lalu pemuda itu memutuskan untuk tidur kembali karena ia masih merasa ngantuk, mungkin efek obat.

Pagi harinya, Rey kembali bangun lalu melihat kesamping yang ternyata pemuda semalam masih berada disana.

Dengan pelan Rey mengusap rambut Xavier. Xavier yang merasa terusik pun lantas banget dan betapa terkejutnya ia saat tau bahwa Rey sudah  sadar.

Xavier tersenyum senang, "Akhirnya kamu sadar by," senang Xavier.

Reyvaro menatap Xavier binggung. "Lo siapa?" Tanya Rey.

Deg

Xavier menatap Rey. "Aku Vier pacarnya kamu Rey," jawab Xavier.

Rey terkekeh pelan. "Yang bener ajah, gue gamungkin pacaran sama sesama cowok. Gue masih normal kali," ujar Rey tidak percaya dengan perkataan Xavier tadi.

Ia tidak tau siapa cowok yang berada di hadapan nya ini, yang ia tau hanya daddy serta para abangnya saja.

Xavier menekan Bel yang berada diatas kepala Rey. Tak lama 2 dokter serta beberapa suster datang menghampiri mereka.

Xavier menatap datar para dokter serta suster tersebut. "Mengapa kekasih saya tidak mengenal saya?" Tanya nya dingin.

Para dokter itu langsung memeriksa Rey kembali dengan dengan teliti. "Apakah anda tau nama anda tuan?" Tanya salah satu dokter itu kepada Rey.

"Nama gue Reyvaro Achilles Garfield Ryder Xeyen," jawab Rey.

"Anda tidak tau siapa orang yang berada di samping anda?"

"Gue ga tau dia siapa, yang gue tau cuman daddy sama abang-abang gue doang,"

Kedua dokter itu mengangguk pelan. "Maaf tuan seperti pasien mengalami Amnesia sebagian, tapi tuan tenang saja karena pasien hanya amnesia sementara yang mana ingat pasien bisa kembali seiring berjalannya waktu, dan dimohon untuk pasien agar tidak terlalu memaksakan untuk mengingat karena itu bisa membuat kepala pasien terasa sakit," jelas Dokter itu membuat Xavier terdiam mematung.

Kedua dokter serta suster itu segera pergi dari sana karena aura disana sudah sangat tidak enak.

Xavier menatap Rey sendu. "Kamu beneran ga ingat sama aku sayang?" Tanya Xavier kepada Rey, ia harap ini  cuman mimpi.

"Jangan panggil gue sayang, jijik gue denger nya," ketus Rey.

Xavier terdiam mendengar ucapan Rey tadi, jijik? Pemuda itu hanya bisa tersenyum miris.

Seandainya Xavier tidak mengajak Rey ke taman mungkin sampai sekarang Rey baik-baik saja dan tidak akan melupakan nya. Xavier berjanji akan membuat wanita itu lebih memilih mati dari pada hidup.

"Keluar," usir Rey.

"Tapi Rey,"

"GUE BILANG KELUAR YA KELUAR BANGS*T," teriak Rey ia malas melihat wajah itu.

Lagian Rey tidak ingin ditemani oleh orang asing. Dengan perasaan yang bercampur aduk, Xavier segera pergi dari sana.

Sedangkan Rey langsung meraih handphone nya yang berada diatas meja disamping.

Lalu pemuda manis itu segera menghubungi seseorang. "Kerumah sakit ****** sekarang," setelah mengatakan itu Rey langsung mematikan telepon nya.

"Semoga sempet," setelah mengatakan itu Rey kembali memejamkan matanya, entah mengapa saat ini bawaannya tuh ngantuk terus membuat Rey terus tertidur layaknya orang pingsan.









•••

Hai hai semuanya

Maaf ya kalau ceritanya ga nyambung

Jangan lupa vote dan komen

Terimakasih 🤗





Transmigrasi Elyen (BL) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang