bab 19

4.5K 221 9
                                    

⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

Saat ini Reyvaro sedang bersama para abangnya untuk melepas rindu selama beberapa tahun ini.

"Abang seneng akhirnya kita bisa bertemu kembali baby," ujar Revin sambil memakai camilan nya yang ia taruh di atas kakinya yang sedang berla duduk disofa.

"Ya abang juga, tapi sangat mengesalkan karena ternyata baby dan dia sudah terlanjur bertemu bahkan sampai berpacaran," keluh Kenza sambil memainkan kunci motor yang ia pegang.

"Ya itu benar Za," sahut Kaivan sambil pokus dengan laptop yang berada dipangkuan nya.

"Seharusnya dulu kita bawa aduk bersembunyi," ujar Ezra yang disetujui oleh mereka, kenapa dulu mereka tidak kepikiran sampai disana? Bodoh sekali pikir mereka.

Rey hanya terdiam karena ia binggung harus berbicara seperti apa, jujur saja beberapa tahun tidak bertemu dengan mereka membuat nya sedikit sungkan untuk bertingkah seperti dulu lagi.

Tapi dibalik itu semua ia sangat rindu dimanja oleh para abangnya itu, tapi entahlah Rey tidak bisa, dilain sisi ia juga memikirkan Xavier yang sekarang masih berstatus sebagai kekasihnya.

Sebenarnya Rey berat untuk jauh dari Xavier karena dirinya telah terlanjur nyaman bersama pria itu, tapi dilain sisi dia tidak ingin membuat keluarga nya kecewa dan sedih.

Reyvaro menghela nafas pelan, mau bagaimana pun kedepannya dia harus bisa dan siap.

"Dek," panggil Kenza saat melihat Rey yang hanya terdiam sambil menonton televisi, tapi mereka tau bahwa Rey tidak benar-benar menontonya tapi melamun.

Reyvaro masih asik dengan lamunan nya membuat Rey tidak merespon panggilan dari Kenza. "Reyvaro," panggil Kenza lagi sedikit keras membuat Rey mendapatkan kembali kesadarannya.

"Eh iya kenapa bang?" Tanya Rey setelah sadar dari lamunan nya.

Mereka menatap Rey binggung.

"Kamu kenapa dek? Ada yang sakit?" Tanya Kaivan khawatir.

Dengan cepat Rey menggeleng pelan. "Adek gapapa kok bang," jawabannya pelan sambil tersenyum tipis.

Para abang Rey terdiam lalu saling melirik satu sama lain seperti sedang berbicara lewat batin dan mengangguk mengerti.

"Dek kita keluar yuk," ajak Ezra kepada adik bungsunya itu.

Rey menatap abang keduanya dengan binar. "Ayok bang," semangat nya.

"Tapi kemana?" Tanya Rey binggung.

"Kita kepasar malam," jawab Kenza membuat Rey tambah antusias, mereka yang melihat itu pun tersenyum karena si kecil yang kembali ceria dan tidak suram kembali.

Sebenarnya mereka juga tidak tega karena harus memisahkan mereka berdua tapi ini demi kebaikan Rey, resikonya akan sangat besar jika Rey masih berada disisi pemuda itu.

Walaupun dia bisa menjamin keselamatan dan kebahagiaan Rey tapi mereka tidak bisa begitu percaya dengan Xavier.

"Tapi sebelum itu Adek pake jaket dulu soalnya diluar dingin," ujar Kaivan yang langsung diangguki oleh Rey semangat.

"Bentar ya bang," ujarnya lalu langsung pergi dari sana menaiki tangga menuju kamarnya dengan berlari membuat abang-abang nya terkejut.

"Jangan lari-lari dek,"  teriak Revin karena takut Rey kenapa-napa, tapi sayangnya tidak dihiraukan oleh si bungsu.

"Dasar anak itu," lelah Revin karena ternyata reyvaro tidak berubah sama sekali.

Tak lama Rey kembali turun dengan menggunakan jaket serta memakai sepatu.

"Ayok bang let's go," ajak Rey semangat.

Mereka terkekeh mendengar itu, lalu mulai keluar dan menaiki mobil.

Skipp

Pasar malam...

"Wah," Rey menatap takjub dengan pemandangan didepan nya yang begitu indah untuk dipandang.

"Bang ayok naik itu," tunjuk Rey kepada bianglala yang menarik perhatian nya.

Mereka mengikuti arah tunjuk Rey lalu mengangguk setuju. "Ayok,"

Btw mereka sudah membeli tiket masuk tadi.

Mereka mulai main kebiang lala tersebut. Rey dengan Kaivan, Ezra dengan Kenza, Revin? Dia tidak ikut naik dengan alasan takut ketinggian  padahal mah engga.

Setelah mereka naik, bianglala itu mulai berputar. Rey menatap takjub dengan pemandangan negara Amerika yang sangat indah menurutnya.

"Suka?" Tanya Kaivan kepada sang adik.

"Sangat suka," jawab Rey antusias ia jadi tidak sabar untuk menaiki wahana yang lain.

Setelah beberapa putaran akhirnya bianglala tersebut berhenti dan mulai menurunkan para menumpang yang sudah naik itu.

Revin yang tadinya sedang duduk sambil memainkan handphone nya langsung berjalan menghampiri saudara-saudaranya.

"Abang adek mau itu," tunjuk Rey kepada arumanis yang membuat nya tergiur dan ingin mencicipi nya.

"Yok kesana," Ezra menarik pelan tangan Rey.

Sesampainya disana Ezra langsung memesankan keinginan si bungsu itu.

"Bang arumanis nya 2 ya," ujar Ezra.

"Baik tuan," tak lama pesanan Rey sudah jadi, Ezra segera membayarnya dan mereka pun pergi dari sana menuju tempat lain untuk dikunjungi.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, jam sudah menunjukkan 11 malam. Saking asiknya mereka sampai lupa waktu, mereka tebak nanti saat pulang sang daddy pasti akan memarahi mereka habis-habisan.

"Kita pulang yuk, daddy pasti udah nunggu," ujar Revin yang diangguki mereka.

"Adek juga udah ngantuk ," ujar Rey sambil menguap yang ditutupi oleh telapak tangannya.

"Yaudah ayok kita pulang," lalu mereka pun langsung pergi dari sana menuju mansion Arteza.

Daddy mereka pasti sudah menunggu mereka didepan pintu untuk mengomel, pikir mereka.










•••

Halo semuanya, maaf ya kalau author lama update nya. Soalnya lagi ada urusan hehehe🤭

Maaf ya kalau alurnya terlalu bertele-tele🙏

Tadinya juga ga ada niat buat update, tapi mungpung ada waktu luang gitu. Soalnya kalau nanti lagi gatau bisa atau engga 😁🙏

30 vote, 20 komen. Triple up

Terimakasih banyak ntuk kalian semua

Bye bye

Transmigrasi Elyen (BL) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang