bab 4

16.2K 819 24
                                    

⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

Saat ini Kenan dan Rey sedang berada di taman bermain, sesuai permintaan Rey.

"Abang, Ley mau main pelosotan. Nanti abang tangkep ya kalau Ley mau jatuh," ujar Rey yang mendapat anggukan dari Kenan.

Rey mulai menaiki perosotan tersebut dengan Kenan yang berjaga di bawah takut si kecil jatuh dan terluka.

"Abang tangkep," teriak si kecil sambil tertawa girang.

Kenan langsung menangkap Rey saat anak itu akan jatuh kebawah.

"Ini sangat menyenangkan, Ley suka main di sini," ujar Rey antusias, ia bahkan lupa kapan terakhir ia bermain seperti ini.

Kenan tersenyum melihat itu, ia ikut bahagia melihat Rey yang bahagia. Karena kebahgiaan Rey adalah kebahagiaan nya juga.

Baru saja kenan akan menurunkan Rey dari gendongnya, Tiba-tiba ada suara yang memanggil Rey. Membuat kenan mengurungkan niatnya untuk menurunkan si kecil.

"Reyvaro!" Rey menegang ketika mendengar suara itu, itu adalah suara Kenza, abang ketiga Rey asli.

Kenan dan Rey menoleh keasal suara, dan mendapati Kenza yang sedang berjalan merahnya dengan tergesa-gesa.

"Rey, siapa lo? Balikin adek gue sialan," ujar Kenza menatap Kenan tajam.

Mendengar itu Rey langsung menggeleng ribut. "Engga bang, jangan. Ley gamau sama dia, di-dia jahat. Ayo bang kita pulang, Ley gamau ikut sama dia. Ayok bang kita pulang sekalang," ajak Rey sambil memeluk Kenan erat.

Kenza yang mendengar itu menegang, sejahat itu kah ia pada adiknya? Hingga membuat nya takut?

"Rey, abang minta maaf, abang tau abang salah. Kita pulang ya, abang mohon sama kamu. Abang sama yang lain udah cari Rey emana-mana tapi ga ketemu, sekarang abang gamau kehilangan Rey lagi. Abang mohon Rey ikut ya sama abang buat pulang," mohon Kenza menatap Rey sendu.

Rey terdiam sejenak. "Ga! Gamau, Ley gamau pulang kelumah nelaka itu. Ley mau pulang sama abang Ken ajah, Ayok bang kita pulang. Ley ndak mau disini," ajak Rey kepada Kenan, tapi Kenan masih terdiam di tempat.

Kenan menatap Rey yang berada Digendongan nya sambil memeluk dirinya erat. Kenan mengelus pelan rambut Rey.

"Rey pulang dulu ya, coba selesai urusan Rey sama mereka," bujuk Kenan karena ia dapat melihat dari tatapan pemuda di hadapannya seakan telah menyesali sesuatu.

Rey menggeleng pelan. "Engga bang, Ley ndak mau. Meleka jahat, meleka sakitin Ley, Ley gamau sama meleka Ley maunya sama abang ajah," perkataan Rey mampu membuat Kenza terdiam, hatinya seperti ditusuk oleh banyak nya anak panah.

Kenan menghala nafas pelan. "Gimana kalau abang yang temenin Rey kesana? Kalau emang Rey tetep mau pulang. Nanti kita pulang gimana?" Tanya kenan lembut.

Rey terdiam sejenak, sedangkan Kenza berharap bahwa adik nya itu menyetujui ucapan dari pria yang sedang menggendong nya.

Rey mengangguk pelan. "Tapi abang temenin ya," pinta Rey yang mendapat anggukan dari Kenan.

Kenan menatap pemuda di hadapan nya. "Apakah saya boleh meminta alamat rumah mu?" Tanya Kenan.

Dengan cepat Kenza langsung memberitahu nya, "di jalan******,"

"Baiklah kami duluan saja, nanti saya dan Rey nyusul. Tenang aja saya tidak akan membawa pergi adik mu kok," ujar Kenan saat tau kekhawatiran pemuda di hadapan nya.

"Baiklah, terimakasih tuan," setelah itu Kenza langsung pergi dari sana dengan menatap Rey sendu.

"Tapi bang-" Rey menatap Kenan yang tersenyum lembut merahnya.

"Tak apa, abang akan selalu ada disisi Rey," ujar Kenan menenangkan Rey.

Sedangkan Kenza langsung mengubungi anggota keluarga nya untuk segera berkumpul, tadinya ia sedang berada di perjalanan untuk pulang. Tapi saat tak sengaja melewati taman bermain anak-anak entah mengapa ia ingin mampir terlebih dahulu disana, tapi siapa sangka bahwa ia melihat adik kecilnya yang sedang bermain disana sambil tertawa bagaimana membuat Kenza merasakan sangat bersalah kepada adik kecilnya itu.

•••

Sesampainya di masion Xeyen...

Kenan menggendong Rey ala koala sedangkan Rey terus memeluk erat lehernya, sepertinya anak ini sangat khawatir.

"Are you okay?" Tanya Kenan memastikan.

"Yes, I'm okay," jawab lirih Rey.

"Tak apa, abang akan selalu menjaga mu jadi tidak perlu khawatir okey," ujar Kenan menenangkan sedangkan Rey tidak menjawab hanya menenggelamkan kepalanya diceruk leher Kenan.

Kenan pun masuk kedalam masion setelah dipersilahkan oleh pemilik rumah, dan disini lah mereka berada di ruang keluarga dengan Rey yang tak mau lepas dari gendongan sang abang.

Kenan mencoba untuk menurunkan Rey secara perlahan, tapi bayi laki-laki itu malah menangis dan tak mau jauh dari nya.

"No abang, jangan hiks," tangis Rey.

"Suttt, udah ya cup cup cup. Abang minta maaf okey," ujar Kenan yang mendapat anggukan dari Rey.

Para abang kandung Rey menatap Kenan iri. Mereka juga ingin ada diposisi kenan tentunya.

"Rey," panggil Haiden pelan dan menatap sang Putra sendu.

Tapi Rey sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Haiden membuat pria itu kecewa karena anaknya masih marah padanya.

"Rey tidak boleh seperti itu okey," Rey menatap Kenan yang di balas dengan senyuman hangat oleh pemuda itu.

"Selesaikan baik-baik, Rey pasti bisa," bisik Kenan membuat Rey terdiam sejenak.

Lalu mengalihkan pandangannya kearah keluarga nya yang sedang menatap nya penuh rasa bersalah, sebenarnya Rey bisa aja memaafkan mereka. Tapi ia ingin memberikan sedikit pelajaran terlebih dahulu untuk mereka semua.

Haiden bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Rey, setelah berada di hadapan Rey. Haiden langsung berlutut disana membuamere semua terkejut.

"Daddy tau daddy salah karena sudah menelantarkan Rey selama ini, tak seharusnya daddy bersikap seperti itu sama Rey. Daddy minta maaf sama Rey, daddy tau kesalahan daddy emang udah sangat fatal. Daddy ingin mencoba untuk memperbaiki semua, daddy mohon Rey mau ya balik lagi ke masion ini. Daddy mohon sama Rey," pinta Haiden penuh harap kepada putra bungsunya begitu juga dengan yang lain, Haiden sudah menangis karena takut jika putra kecilnya tidak mau kembali padanya.

Rey terdiam lalu menatap Kenan, Kenan yang merasa di tatap menatap balik Rey lalu tersenyum lembut sambil menganggukkan kepalanya pelan.

Rey ikut tersenyum kepada Kenan membuat Kenan tau apa maksud dari bocah itu. "Saya berikan Rey kepada kalian, tapi jika memang nanti kalian menyakitinya lagi. Maka saya sendiri yang akan membawa Rey pergi dari kalian," ujar Kenan tegas.

Mereka yang mendengar itu menegang, memangnya pemuda di hadapan nya ini siapa sehingga berani membawa Rey mereka? Tapi jika dilihat dari ekspresi nya sepertinya pria itu tidak bercanda dengan ucapan nya.

"Baiklah saya mengerti," ujar Haiden.

Kenan menurunkan Rey, tapi sekarang tidak ada penolakan dari Rey. Reyu menatap Kenan, kenan tersenyum lembut sambil berkata. "Tidak papa,"

Rey berjalan mendekati Haiden yang sudah merentangkan kedua tangannya sambil menatap Rey penuh bahagia, akhirnya putra kecilnya telah kembali kepada nya.

Rey masuk kedalam pelukan Haiden dan Haiden memeluk erat Rey seakan-akan Rey akan pergi jauh dari nya. Mereka yang melihat itu ikut terharu.

"Maaf, maafkan daddy. Daddy janji tidak akan mengulangi hal yang sama, dan menyakiti Rey lagi,"

Transmigrasi Elyen (BL) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang